Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hal yang Bikin Kamu Selalu Sibuk Tanpa Hasil

Ilustrasi wanita membawa banyak berkas (freepik.com/Kamran Aydinov)
Ilustrasi wanita membawa banyak berkas (freepik.com/Kamran Aydinov)

Kamu merasa sudah bekerja keras setiap hari, tapi kenapa ya rasanya gak pernah benar-benar sampai di tujuan? Mungkin kamu sibuk, tapi sayangnya gak produktif. Banyak orang di luar sana yang merasa sama, menghabiskan waktu untuk berbagai hal, tapi gak ada yang benar-benar selesai. Yuk, kita bahas apa saja yang bikin kamu tetap sibuk tapi kok hasilnya nihil. Siapa tahu, kamu bisa mulai memilah dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting.

Jangan sampai hari-harimu hanya diisi dengan kesibukan tanpa hasil, ya. Di bawah ini, ada enam alasan yang sering bikin kita terjebak dalam kesibukan tanpa kemajuan berarti. Perhatikan baik-baik, dan coba lihat apakah kamu pernah (atau bahkan sering) melakukan ini.

1. Multitasking yang berlebihan tanpa fokus pada satu hal

Ilustrasi pria dengan banyak pekerjaan (freepik.com/prostooleh)
Ilustrasi pria dengan banyak pekerjaan (freepik.com/prostooleh)

Siapa di sini yang sering merasa jadi jagoan multitasking? Padahal, terlalu banyak multitasking justru bisa bikin kita kehilangan fokus dan malah gak selesai-selesai. Alih-alih mengerjakan beberapa hal sekaligus, cobalah untuk fokus pada satu tugas sampai selesai. Percaya deh, ini jauh lebih efektif daripada melompat-lompat dari satu tugas ke tugas lain yang malah bikin kepala pusing.

Kalau kamu merasa harus melakukan semuanya sekaligus, coba ingat: ada pepatah yang bilang, “Banyak sedikit, asal teliti.” Hasilnya akan lebih terasa ketika kamu benar-benar menaruh perhatian penuh pada satu hal saja. Jadi, biarkan tugas lainnya menunggu dan nikmati kepuasan menyelesaikan satu hal dengan sempurna.

2. Prioritas yang kurang jelas, semua dianggap penting

Ilustrasi pria merasa stres di kantor (freepik.com/freepik)
Ilustrasi pria merasa stres di kantor (freepik.com/freepik)

Menganggap semua hal penting sama saja dengan gak punya prioritas, lho. Kalau semua hal di daftar tugas kamu punya nilai yang sama, ini bisa bikin kamu bingung mau mulai dari mana. Akhirnya, kamu akan lebih sibuk daripada produktif dan semuanya berujung setengah-setengah.

Pikirkan baik-baik: tugas mana yang benar-benar mendesak dan punya dampak besar buat kamu? Setelah menentukan prioritas, kamu bisa kerja lebih fokus dan punya hasil yang lebih nyata. Buat daftar to-do kamu lebih realistis, jangan semuanya dianggap penting, ya!

3. Terlalu banyak meeting tanpa tujuan yang konkret

Ilustrasi berdiskusi dengan teman (freepik.com/freepik)
Ilustrasi berdiskusi dengan teman (freepik.com/freepik)

Rapat sana sini tapi ujung-ujungnya nggak ada keputusan yang jelas? Duh, ini nih yang sering jadi jebakan para pekerja. Waktu kita habis buat duduk dan dengerin hal-hal yang gak selalu relevan, cuma untuk keluar ruangan tanpa hasil yang jelas. Rasanya sibuk banget, tapi gak ada hal konkrit yang tercapai.

Coba evaluasi lagi, deh. Kalau bisa diatasi lewat email atau pesan singkat, mungkin gak perlu rapat. Atau, kalau memang harus meeting, pastikan ada agenda yang jelas dan usahakan gak terlalu lama. Produktif banget kalau meeting kamu punya tujuan yang jelas dan keputusan yang bisa langsung dijalankan.

4. Perfeksionisme yang bikin kamu lambat mengambil keputusan

Ilustrasi pria bersedih dan merasa stres (freepik.com/freepik)
Ilustrasi pria bersedih dan merasa stres (freepik.com/freepik)

Perfeksionis boleh aja, tapi jangan sampai bikin kamu takut bikin keputusan. Kadang, keinginan buat segala sesuatu terlihat sempurna malah bikin kita jalan di tempat. Kita terlalu lama menimbang-nimbang, dan akhirnya gak ada yang benar-benar selesai. Ada kalanya, good enough itu sudah cukup.

Latih diri kamu untuk lebih percaya diri dengan hasil yang “cukup baik” daripada selalu mengejar yang “sempurna” tapi nggak selesai. Ingat, sesuatu yang bisa dieksekusi lebih baik daripada rencana sempurna yang hanya ada di kepala.

5. Kebiasaan menunda-nunda dengan alasan "belum siap"

Ilustrasi orang sedang lelah (pexels.com/Ron Lach)
Ilustrasi orang sedang lelah (pexels.com/Ron Lach)

Alasan klasik, nih, “Belum siap.” Sayangnya, alasan ini sering jadi tameng buat kita yang sebenarnya takut memulai. Waktu terus berjalan, tapi pekerjaan tetap gak tersentuh karena alasan yang sama. Lama-lama, pekerjaan menumpuk dan justru tambah berat buat dikerjakan.

Coba ubah pola pikirmu. Kamu gak perlu “siap sempurna” buat mulai, kok. Kadang, langkah kecil adalah cara terbaik buat memecah kebuntuan. Daripada menunggu inspirasi tiba-tiba datang, mending mulai dulu aja. Siapa tahu, pekerjaan selesai tanpa terasa.

6. Tidak memanfaatkan teknologi yang bisa mempercepat pekerjaan

Ilustrasi orang sedang bekerja di kantor (pexels.com/ThisIsEngineering)
Ilustrasi orang sedang bekerja di kantor (pexels.com/ThisIsEngineering)

Di era digital ini, kita punya banyak alat yang bisa bikin pekerjaan lebih ringan, cepat, dan efektif. Tapi sayangnya, banyak dari kita masih mengandalkan cara-cara manual yang memakan waktu. Padahal, dengan memanfaatkan aplikasi atau alat online, pekerjaan bisa jauh lebih lancar.

Mau kerja lebih cepat dan produktif? Yuk, coba riset alat-alat yang bisa mendukung pekerjaan kamu. Mulai dari aplikasi manajemen waktu, note taking, sampai alat kolaborasi, banyak pilihan yang siap bantu pekerjaan kamu jadi lebih cepat selesai.

Mengelola kesibukan dengan bijak adalah kunci buat mencapai hasil yang lebih bermakna. Setiap kesibukan belum tentu produktif, jadi penting buat tahu kapan kamu perlu berhenti, memilih prioritas, dan memanfaatkan teknologi. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur waktu dan tenaga. Jangan sampai sibuk terus tapi nggak ada hasil nyata yang kamu dapatkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
EditorSandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
Follow Us