6 Pesan Bijaksana dari Lumut, Jangan Jadi Pribadi Haus Validasi!

Setiap hal yang sudah diciptakan pasti memiliki pelajaran berharga. Tidak harus berupa buku atau materi pelajaran. Tapi kamu juga bisa mendapatkan pesan dan nasihat dari tumbuhan, hewan, dan beragam ciptaan yang lain. Mampu memetik suatu nasehat dari lingkungan sekitar, pola pikir lebih bijaksana.
Salah satu dari lingkungan sekitar yang bisa menyampaikan pesan berharga adalah lumut. Kamu bisa menjumpainya di bebatuan atau tempat yang lembab. Banyak pelajaran hidup dari lumut yang bisa dipetik. Semoga bisa menjadi bekal dalam menjalani kehidupan.
1. Ketahanan diri dalam situasi tersulit

Kamu pasti pernah melihat lumut di tempat yang tidak terjangkau. Seperti tumbuh di sela-sela bebatuan. Atau tumbuh di sisi pepohonan yang hampir mati. Namun, kita tidak akan membahas lebih jauh tentang habitat lumut.
Dalam artikel ini, kita berfokus pada makna tersirat yang bisa dipetik. Lumut tumbuh di tempat yang susah terjangkau. Hal tersebut mengajarkanmu tentang ketahanan diri dalam situasi tersulit. Jika lumut saja bisa bertahan tumbuh di tempat demikian, apakah pantas bagi manusia memiliki sikap gampang menyerah?
2. Keindahan dalam kesederhanaan

Dilihat dari jauh, lumut yang tumbuh di bebatuan terlihat indah. Suatu tempat jadi terlihat lebih asri. Kamu sering dibuat terpana melihat pemandangan bebatuan berhias kehijauan. Pemandangan ini juga menyampaikan pesan tersirat.
Itulah yang dinamakan keindahan dalam kesederhanaan. Walaupun dianggap remeh, lumut menampilkan pesona yang membuat sekitarnya terlihat asri. Kamu bisa menerapkan pesan ini dalam kehidupan sehari-hari. Untuk terlihat mengagumkan, tidak perlu mengabaikan tindakan neko-neko. Cukup tampilkan keindahan apa adanya.
3. Tidak haus validasi

Kamu sering melupakan inti berusaha yang sesungguhnya. Kamu berjuang bukan untuk meraih keberhasilan. Tadi fokus pada validasi yang didapat dari masyarakat sekitar. Jika tidak mendapat pujian sesuai harapan, merasa usaha yang dilakukan sia-sia.
Pesan ini juga disampaikan oleh lumut. Jika diperhatikan, lumut menampilkan keindahannya tanpa ingin memperoleh pujian. Kalaupun pemandangan terlihat asri, yang mendapatkan pengakuan indah adalah tempatnya tumbuh. Seperti bebatuan atau pepohonan. Menjalani hidup, alangkah baiknya tidak bergantung validasi orang-orang sekitar.
4. Menjaga keseimbangan hidup

Menjaga keseimbangan hidup bukan tanggung jawab satu orang. Tetapi seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Sebagai manusia, kamu kerap bertindak egois dan melupakan aturan satu ini. Tanpa disadari, tumbuhan lumut sudah menyampaikan nasihat berharga.
Darinya kamu bisa belajar tentang keseimbangan hidup. Walaupun terlihat sepele, namun lumut memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem. Jika tumbuhan seperti lumut saja mampu memberikan peran berarti, akan sangat memalukan jika kamu sebagai manusia justru merusaknya.
5. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan

Tumbuhan lumut bisa beradaptasi dengan segala situasi. Jika musim hujan, terlihat hijau nan asri. Sebaliknya, ketika musim kemarau terlihat kecoklatan. Tetapi tumbuhan lumut ini tidak benar-benar mati. Perubahan yang dilakukan adalah bentuk dari adaptasi.
Tumbuhan seperti lumut mampu menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Sedangkan kamu sebagai manusia justru tenggelam dan menyerah. Padahal, sebagai makhluk hidup yang nyaris sempurna, kamu memiliki segudang kelebihan. Apakah pantas sebagai manusia kamu memiliki sikap demikian?
6. Ketekunan dan kesabaran

Kamu bisa mengamati lumut yang tumbuh di lingkungan sekitar. Contohnya di bebatuan atau kayu rapuh. Jika diperhatikan, berusaha tumbuh di tempat seperti ini memang tidak mudah. Tapi secara perlahan, lumut mampu mengatasinya.
Ada pesan tersirat yang bisa kamu jadikan bekal perjalanan hidup. Dari tumbuhan lumut, ada makna ketekunan dan kesabaran. Sebagai manusia bijaksana, kami harus mampu meneladaninya. Ketekunan dan kesabaran adalah modal utama meraih keberhasilan.
Sungguh banyak pelajaran hidup dari lumut yang bisa kamu ambil. Jika tumbuhan saja mampu menjalani kehidupan dengan baik dan bijaksana, mengapa kamu sebagai manusia justru kalah? Padahal, manusia diciptakan lengkap dengan akal dan pikiran.