6 Tips saat Kecewa Membaca Sebuah Buku, Jangan Reading Slump

Kamu sudah membeli sebuah buku dengan harga yang cukup mahal. Dirimu juga berusaha keras untuk tekun membacanya sampai selesai. Akan tetapi, sampai setengah buku dibaca pun kamu belum jatuh hati pada isinya. Malah makin ke balakang kamu makin merasa bosan dan akhirnya gagal menyelesaikannya.
Kalaupun dirimu berhasil membacanya sampai selesai, ketidakpuasan yang dirasakan amat besar. Isi buku itu jauh di bawah ekspektasimu. Rasanya kamu hanya membuang-buang uang dan waktu untuk memiliki serta membacanya. Pikirmu, jika tahu akan begini mending uangnya buat beli buku yang lain bahkan jajan.
Rasa kecewamu manusiawi, tetapi kalau gak dikelola dengan baik dapat menyebabkan reading slump. Yaitu, kondisi ketika kamu yang tadinya gemar membaca menjadi kehilangan rasa antusiasmu terhadap buku apa pun. Akibatnya, dirimu berhenti membaca. Ini bisa terjadi sampai masa yang tak dapat ditentukan.
Meski menyebalkan, kamu harus mampu mengelola rasa kecewa ketika membaca sebuah buku yang tidak sesuai harapan. Semangatmu dalam membaca gak boleh rusak hanya karena 1 atau 2 buku yang menurutmu tidak bagus. Obati rasa kecewamu dengan enam tips berikut dan siap-siap membuka halaman buku baru.
1. Sadari kamu mungkin gak cocok dengan karya penulis tersebut

Setiap penulis memiliki gaya menulis masing-masing. Dalam novel misalnya, ada penulis yang membuat kisah bergerak cepat. Sebagai pembaca, kamu pun diajak membaca dengan cepat karena tak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Sekalipun novelnya tidak terlalu tebal, kecepatan bercerita membuat isinya padat.
Jika penulis fiksi bergaya cepat mampu mengeksekusi idenya dengan baik, hasilnya bakal tetap rapi dan mudah diikuti oleh pembaca. Akan tetapi bila ia gagal, cerita yang bergerak cepat ini malah membingungkanmu. Ada pula penulis yang karyanya terkesan bertele-tele. Banyak detail dan percakapan yang tidak diperlukan.
Bila dirimu menyukai cerita yang bergerak lebih cepat, membaca novel seperti ini membuatmu mengantuk dan mudah bosan. Ketidakcocokan karena genre lebih gampang dicegah karena kamu dapat mengetahuinya dari keterangan pada sampul belakang buku dan blurb-nya. Apabila kali ini dirimu sudah gak cocok dengan karya salah seorang penulis, ke depan pikirkan dua kali sebelum membeli karyanya yang lain. Meski isi buku berbeda, gaya menulis biasanya tidak berubah.
2. Jangan lantas kapok membeli dan membaca buku

Dari sekian banyak buku yang pernah dibaca, berapa yang membuatmu kecewa? Selama masih lebih banyak buku yang bagus berarti tidak ada alasan untukmu kapok membeli dan membaca buku. Jika pun dirimu merasa semua buku yang pernah dibaca mengecewakan, ini hanya berarti satu hal.
Yaitu, kamu masih harus membaca lebih banyak lagi buku dari beragam genre dan penulis baik Indonesia maupun luar negeri. Orang bilang, hanya butuh satu buku yang tepat untuk membuatmu jatuh cinta pada kegiatan membaca. Teruslah mencari buku itu sampai ditemukan.
Buku itu tidak selalu best seller, direkomendasikan oleh banyak orang, atau ulasannya bagus. Bahkan buku yang dengan cepat masuk ke kategori buku obral pun dapat menjadi buku terbaik yang pernah kamu baca. Bila dirimu lekas kapok karena kecewa oleh buku yang menurutmu kurang bagus, buku yang seribu kali lebih menarik malah tak pernah ditemukan.
3. Boleh mengulas dan mengkritik, tetapi tetap sopan

Sebagai pembaca, kamu berhak buat menuliskan ulasanmu atas buku yang sudah selesai dibaca. Termasuk juga memberikan kritik atas karya tersebut. Namun, tetap sampaikan kritik itu dengan sopan. Jangan memakai kata-kata yang kasar apalagi keluar dari konteks sehingga hanya menjelek-jelekkan penulisnya.
Apresiasi dan kritik harus selalu berdampingan. Separah-parahnya isi buku menurutmu, paling tidak pasti ada sesuatu yang menarik dari buku itu sampai dirimu membelinya. Seperti desain sampulnya yang memikat, blurb pada sampul belakang yang tampak menjanjikan isi yang bagus, atau judulnya bikin penasaran.
Akui semua poin plus itu sebelum kamu mulai menulis bagian kritiknya. Beri alasan mengapa hal itu terasa mengganggu untukmu. Jika dirimu mampu menulis kritik dengan baik, ini tidak hanya membantu pembaca memilih karya sebelum membelinya. Namun juga bermanfaat bagi penulisnya buat melakukan perbaikan di karya-karyanya selanjutnya.
4. Hargai pembaca yang menyukainya

Perbedaan selera bacaan merupakan hal yang biasa. Baik buku itu baru cetak satu kali atau sudah berkali-kali, pasti ada pembaca yang menyukai dan tidak menyukainya. Hindari sikap tak bijaksana dengan seakan-akan kamu mengejek selera bacaan orang lain. Dirimu pun gak bakal suka apabila bacaan favoritmu dihina orang.
Kalau kamu gak mengendalikan diri dan mengatakan heran kenapa orang lain menyukai buku sejelek itu, pasti mereka tidak terima. Kalian hanya akan berkonflik untuk hal yang tidak penting. Malah jika kalian sama-sama ada waktu luang, berdiskusi saja tentang berbagai buku yang pernah dibaca.
Dari sini, kamu akan mengerti alasannya menyukai sebuah buku dan tidak dengan buku lainnya. Begitu pula mereka menyimak pandanganmu tentang buku yang sama maupun berbeda. Kalian dapat bertukar rekomendasi buku setelah sama-sama tahu bacaan seperti apa yang disukai oleh masing-masing.
5. Kutu buku pun tidak menyukai semua buku yang pernah dibacanya

Jangan merasa gagal menjadi kutu buku sejati hanya lantaran ada buku yang gagal dibaca sampai selesai. Bila secara umum dirimu masih sangat suka membaca, ini artinya kamu tetap kutu buku. Selepas buku yang mengecewakan, dirimu masih berminat pada buku-buku lainnya.
Hidupmu gak pernah jauh-jauh dari buku dan aktivitas membaca dengan tekun. Kalau dibuat persentase, mungkin cuma 1 sampai 2 persen buku yang tidak berhasil dibaca hingga tuntas saking membosankannya bagimu. 98 hingga 99 persen buku di rak telah dibaca kalimat per kalimat bahkan kata per kata.
Dengan kebiasaan membaca setekun ini, tidak ada alasan untuk siapa pun meragukanmu sebagai kutu buku. Kamu tetap tak dapat disamakan dengan orang-orang yang hampir gak pernah lagi membaca buku setelah menyelesaikan masa studi. Belanja buku juga masih masuk ke daftar prioritasmu.
6. Buku itu bisa lebih cepat diikutkan dalam decluttering

Untukmu yang punya koleksi buku bertumpuk di rak bahkan lantai tetapi bingung cara melakukan decluttering, inilah saatnya. Adanya sejumlah buku yang tidak disukai olehmu malah memudahkanmu yang baru akan belajar lepas dari barang yang dicintai. Gak usah berpikir dua kali, langsung saja kamu memasukkan buku-buku yang mengecewakan itu ke kardus.
Buku-buku ini dapat segera dijual lagi sebagai buku bekas atau disumbangkan ke perpustakaan yang membutuhkan. Meski dirimu tidak menyukai isinya, buku-buku itu bagi orang lain tetap berharga. Oleh sebab itu, buku-buku yang menurutmu gak bagus pun tidak boleh disimpan dengan asal-asalan seakan-akan kamu menyia-nyiakannya.
Selain buku-buku itu dibeli dengan uang, juga agar kondisinya masih bagus ketika didonasikan atau dijual kembali. Usahakan untuk menyampuli semua buku yang kamu beli begitu segel plastiknya dibuka. Jangan hanya buku yang telah selesai dibaca serta isinya bagus menurutmu yang disampuli untuk dikoleksi. Memberikan barang bekas dalam keadaan sebaik mungkin akan membuat penerimanya lebih senang.
Perasaan kecewa setelah membaca sebuah buku tidak bisa sepenuhnya dihindari jika kamu setiap hari melakukannya. Dari sekian banyak buku yang dibeli, pasti ada buku yang seakan-akan salah pilih. Jangan terlalu memikirkannya apalagi menghitung-hitung uang sudah dikeluarkan buat membelinya. Teruslah mencari dan membaca buku-buku lainnya.