Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Orang Ogah Punya Idola, Gak Tau Sifat Aslinya

ilustrasi menonton konser idola (pexels.com/Wendy Wei)

Siapa idolamu dan apa yang membuat kamu merasa dia pantas untuk diidolakan? Lantas, percayakah kamu bila ada orang yang gak punya satu pun idola baik dari kalangan artis maupun tokoh publik lainnya?

Ternyata, memang ada sejumlah orang yang cuek sekali dengan tokoh publik. Bukannya mereka tidak tahu soal tokoh-tokoh tersebut, cuma gak mengidolakannya. Kenapa mereka bisa secuek ini, ya? Akankah alasan mereka juga bakal membuatmu mengikuti jejaknya? Simak uraiannya berikut ini.

1. Semua manusia ada kelebihan dan kekurangannya, sama dengan diri mereka

ilustrasi melihat HP (pexels.com/JULYANE FARIAS)

Kesimpulan mereka simpel saja, lalu buat apa mengidolakan orang yang gak lebih baik dari diri mereka? Bukannya sombong, hanya saja mereka semua benar-benar sesama manusia. Rasanya aneh kalau manusia mengidolakan seseorang yang juga punya kelebihan dan kekurangan.

Walaupun seorang tokoh publik memiliki banyak hal yang tidak mereka punya, itu tak berarti hidup dan diri mereka sempurna. Kesadaran akan sifat manusia yang tidak dapat lepas dari plus dan minus inilah yang bikin mereka gak mau mengidolakan siapa pun.

2. Dulu pernah mengidolakan seseorang, tapi kecewa berat

ilustrasi kecewa (pexels.com/Joey Lu)

Orang yang selama beberapa tahun terakhir memilih tak punya idola bisa saja dulu mengidolakan seseorang. Misalnya, ketika mereka masih remaja. Akan tetapi, idola cuma membuat mereka kecewa atau ekspektasi mereka sendiri yang ketinggian.

Apa pun sebabnya, kecewa berat itu tidak enak. Tak mau merasakannya lagi, mereka yang pernah kecewa berat karena mengidolakan seseorang menjadi lebih berhati-hati. Mending bersikap biasa saja pada siapa pun, terpenting tak merasa kecewa lagi.

3. Cukup menyukai karya atau prestasinya, tetapi tidak perlu mengidolakan orangnya

ilustrasi mendengarkan lagu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mereka yang tidak mengidolakan siapa pun bukan berarti meremehkan karya atau prestasi hebat orang lain. Bahkan bisa saja mereka penggemar berat karya-karya seseorang. Akan tetapi, ketika menikmati karya-karya tersebut, mereka memisahkannya dari pribadi penciptanya.

Demikian pula saat mereka mengagumi prestasi yang ditorehkan seseorang. Prestasi itu memang mengagumkan dan layak untuk dicontoh. Namun apakah segala tentang orang yang menorehkan prestasi tersebut pantas disukai bahkan ditiru? Belum tentu.

4. Apa yang ditampilkan seseorang di depan kamera atau medsos, bisa amat lain dari kenyataan

ilustrasi melihat HP (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penggemar dapat datang dari mana saja. Orang yang banyak diidolakan umumnya jauh dari jangkauan penggemarnya di dunia nyata. Penggemar hanya sering melihat dan mengenal sosoknya dari televisi dan media sosialnya.

Pertanyaannya, apakah semua yang dapat ditonton itu kenyataan? Tidak ada yang berani menjaminnya, terlebih di zaman ketika segala hal bisa dijadikan konten belaka. Daripada tertipu hal-hal yang cuma ada dalam tayangan atau medsos, mending gak mengidolakan siapa pun.

5. Gak punya banyak waktu buat menikmati hiburan

Ilustrasi bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Tidak semua orang yang banyak diidolakan datang dari dunia hiburan. Namun mayoritasnya memang begitu karena hiburan begitu dekat dengan kehidupan masyarakat. Akan tetapi ada sejumlah orang yang tidak punya keleluasaan untuk menikmati hiburan.

Jadilah mereka tak tahu banyak tentang artis-artis yang punya segudang pengikut di media sosial. Mereka sangat sibuk dalam kesehariannya. Tak ada waktu lagi buat memikirkan orang-orang yang tidak berhubungan secara langsung dengan hidupnya.

6. Terlalu mengidolakan seseorang cenderung merugikan diri sendiri

ilustrasi menangis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa pun yang terjadi pada idola bakal sangat memengaruhi pikiran dan perasaan penggemarnya. Hal-hal sepele dalam pemberitaan tentang idola akan menyita seluruh perhatian penggemar. Apalagi ketika sang idola mengalami kejadian buruk.

Penggemar berat dapat sampai menghabiskan waktunya untuk mencari berita serta ikut sedih atau marah atas peristiwa yang menimpa sang idola. Masih mending kalau semua yang terjadi benar adanya. Bagaimanan bila sekadar prank?

7. Kalau ada yang perlu diidolakan, cukup orangtua yang telah memperjuangkan hidupnya

ilustrasi orangtua (pexels.com/Lưu Thiện Hà)

Seandainya orang-orang yang mengaku tak mengidolakan siapa pun ini dipaksa biar punya idola, mereka mungkin akan memilih orang terdekat. Contohnya, orangtua dengan alasan mereka mengenal betul watak keduanya.

Pun keduanya sudah terbukti amat menyayangi anak-anak sehingga selalu bekerja keras demi masa depan mereka. Pengenalan yang mendalam tentang seseorang membuat mereka lebih yakin ketika mengidolakan orangtua sendiri.

Punya idola memang bukan keharusan. Tak mengidolakan siapa pun tidak bermakna seseorang merasa dirinya yang terbaik. Justru karena ia sadar di dunia ini gak ada manusia sempurna, kenapa sampai mengidolakan seseorang? Bersikap biasa saja pada semua orang akan lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us