7 Alasan Tidak Mudah Menertawakan Kemalangan Orang Lain

Siapa yang mau hidupnya mengalami kemalangan? Bisa dipastikan tidak ada orang yang menginginkan. Kemalangan menjadi pengalaman pahit yang tidak ingin dihadapi. Namun demikian, kehidupan juga tidak selalu berjalan mujur sesuai yang direncanakan.
Kekecewaan dan kegagalan termasuk fase hidup yang tidak bisa dihindarkan. Alih-alih berempati, beberapa orang justru gemar menertawakan kemalangan orang lain. Padahal sikap seperti ini tidak seharusnya dilakukan. Kamu harus memahami tujuh alasan untuk tidak mudah menertawakan kemalangan seseorang.
1. Tidak seorangpun mau mengalami situasi tersebut

Seringkali kita tumbuh menjadi manusia angkuh dan tidak tahu diri. Terutama saat mengetahui orang lain menghadapi kemalangan dalam hidupnya. Tidak terkecuali saat ia mengalami kegagalan karier. Atau saat hidupnya jatuh di titik keterpurukan.
Tidak seharusnya kita menertawakan kemalangan yang dialami orang lain. Jika dipikir dengan bijaksana, tidak seorang pun mau mengalami situasi tersebut. Seandainya boleh memilih, pasti menginginkan kehidupan yang berjalan mujur tanpa adanya masalah dan kegagalan
2. Menegaskan kamu sebagai manusia yang tidak memiliki kepedulian

Tahukah kamu ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain? Yakni terletak pada hati dan pikiran yang berjalan beriringan. Kamu bisa mencerminkan melalui kepedulian terhadap sesama.
Tapi situasi berbeda terjadi saat kamu mudah menertawakan kemalangan orang lain. Dalam hal ini tidak ada sisi kepedulian yang ditunjukkan. Secara tidak sadar kamu sudah mempresentasikan diri sebagai orang yang tidak memiliki empati.
3. Lingkungan sudah seharusnya menjadi bagian support system

Menertawakan kemalangan orang lain bukan sikap bijaksana. Tapi entah mengapa masih banyak orang yang melakukan tindakan satu ini. Padahal, tidak seharusnya kesedihan dan kekecewaan seseorang dijadikan sebagai bahan lelucon.
Tentu ada alasan logis yang harus direnungkan. Lingkungan sudah seharusnya menjadi bagian dari support system. Saat seseorang terpuruk, muncul kepedulian untuk saling membantu dan menguatkan. Bukan malah membuat posisi seseorang semakin terpojok.
4. Berkaitan dengan etika dan kesopanan

Manusia dikaruniai akal untuk membedakan mana yang baik dengan mana yang buruk. Sudah keharusan bagi kita memfungsikan akal dengan semestinya. Bukan malah bertindak menuruti nafsu dan tuntutan emosi tak terkendali.
Untuk kamu yang gampang menertawakan kemalangan orang lain, renungkan baik-baik. Sikap tersebut mencerminkan kamu orang yang tidak memiliki etika dan kesopanan. Keberadaan akal tidak difungsikan semestinya. Kamu mengambil sikap berdasarkan tuntutan emosi sesaat.
5. Kamu bisa menghancurkan kondisi mental seseorang

Apa yang kamu rasakan ketika dijadikan bahan lelucon saat di fase terpuruk? Alih-alih terhibur, pasti merasa minder dan kecewa. Rasanya ingin lari dari situasi demikian dan tidak mau membuka interaksi dengan lingkungan sosial.
Fenomena ini harus kamu pahami dengan baik. Tentunya menjadi alasan untuk tidak mudah menertawakan kemalangan yang dihadapi seseorang. Lelucon tidak akan membuat mereka terhibur. Kamu justru menghancurkan psikis seseorang tanpa ia bisa membela diri.
6. Saat menghadapi kondisi serupa, kelak tidak ada orang yang peduli

Siapa yang bisa menjamin kehidupan selalu berjalan mujur? Hari ini mungkin kamu masih menikmati pencapaian tertinggi. Bahkan masih bisa berjalan dengan membusungkan dada. Tapi bagaimana dengan kondisi esok hari? Pasti menjadi suatu hal yang patut dipertanyakan.
Di sinilah alasan untuk tidak mudah menertawakan kemalangan orang lain. Kelak saat menghadapi kondisi serupa, tidak ada yang peduli dengan dirimu. Mereka membalas fase terpuruk yang kamu hadapi dengan lelucon sehingga membuatmu merasa semakin tersudut.
7. Setiap manusia pasti pernah merasakan kemalangan dalam hidupnya

Menertawakan kemalangan orang lain dianggap sebagai kebiasaan yang tidak perlu dipermasalahkan. Padahal tindakan satu ini sudah bertentangan dengan etika. Pantang bagi kita sebagai manusia untuk menertawakan kemalangan sesama.
Sekarang mari renungkan dengan bijaksana. Setiap manusia pasti pernah merasakan kemalangan dalam hidup. Ini adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Sekaligus tidak bisa dijadikan sebagai bahan lelucon untuk kesenangan sesaat.
Jangan pernah menertawakan kemalangan yang sedang dihadapi orang lain. Tindakan yang kamu anggap sepele ternyata bisa memicu dampak serius. Baik dampak bagi diri sendiri maupun orang lain. Memiliki kebiasaan tersebut, sudah seharusnya diperbaiki mulai dari sekarang.