Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kesalahan Bahasa Tubuh yang Mungkin Tidak Kamu Sadari

ilustrasi kedua telapak tangan menyilang
ilustrasi kedua telapak tangan menyilang

Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi, bahkan lebih dari kata-kata yang diucapkan. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% komunikasi bersifat non-verbal. Cara kita berdiri, menatap, atau bahkan menyilangkan tangan dapat memberikan kesan tertentu kepada orang lain. Sering kali, kita melakukan gerakan tertentu tanpa sadar, yang justru dapat disalahartikan dan memengaruhi cara orang lain menilai kita.

Tanpa disadari, kebiasaan bahasa tubuh bisa memberikan kesan negatif, seperti terlihat tidak percaya diri, tidak tertarik, atau bahkan tidak ramah. Untuk menghindari kesalahpahaman ini, penting untuk mengenali kesalahan bahasa tubuh yang umum terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya agar komunikasi lebih efektif dan positif. Berikut bahasa tubuh yang sebaiknya kamu hindari agar tidak memberikan kesan negatif.

1. Menyilangkan tangan

ilustrasi menyilangkan tangan (unsplash.com/LoboStudio Hamburg)
ilustrasi menyilangkan tangan (unsplash.com/LoboStudio Hamburg)

Gerakan ini sering dilakukan karena kebiasaan atau sekadar mencari posisi nyaman, tetapi dapat memberi kesan tertutup atau tidak tertarik dalam suatu percakapan. Orang lain bisa menafsirkan ini sebagai tanda kebosanan, sikap defensif, atau kurangnya keterbukaan terhadap ide mereka.

Jika kamu sering menyilangkan tangan karena kedinginan atau alasan lain, sebaiknya komunikasikan hal tersebut secara verbal agar tidak disalahartikan. Alternatifnya, cobalah menjaga tangan tetap terbuka atau letakkan di atas meja untuk menunjukkan sikap lebih ramah.

2. Terlalu banyak gelisah atau fidgeting

ilustrasi sedang merasakan gelisah (unsplash.com/boram kim)
ilustrasi sedang merasakan gelisah (unsplash.com/boram kim)

Gelisah, seperti mengetuk meja, menggoyangkan kaki, atau memainkan benda kecil, bisa menunjukkan kegelisahan, kebosanan, atau ketidaktertarikan. Ini bisa memberikan kesan bahwa kamu ingin segera keluar dari percakapan atau kurang fokus terhadap lawan bicara.

Namun, penting untuk memahami bahwa ada orang melakukan fidgeting sebagai mekanisme menenangkan diri, terutama bagi individu dengan ADHD atau kondisi neurodivergen lainnya. Jika fidgeting menjadi kebiasaan yang mengganggu komunikasi, coba ganti dengan gerakan yang lebih halus seperti menggenggam tangan atau menggunakan alat fidget yang tidak mencolok.

3. Menghindari kontak mata atau terlalu menatap

ilustrasi mata seseorang (pixabay.com/ClickerHappy)
ilustrasi mata seseorang (pixabay.com/ClickerHappy)

Menghindari kontak mata dapat memberikan kesan kurang percaya diri, gugup, atau bahkan tidak jujur. Sebaliknya, menatap terlalu lama juga bisa terasa menakutkan atau mengintimidasi bagi lawan bicara.

Untuk menciptakan keseimbangan, gunakan pola pandangan yang alami, misalnya dengan melihat ke mata selama beberapa detik, lalu beralih ke area lain di wajah sebelum kembali menatap mata. Hal ini akan membuat interaksi terasa lebih nyaman dan alami bagi kedua belah pihak.

4. Postur tubuh yang buruk

ilustrasi punngung yang sakit (pixabay.com/kevin120415)
ilustrasi punngung yang sakit (pixabay.com/kevin120415)

Bungkuk atau membungkukkan badan saat berbicara bisa membuatmu terlihat kurang percaya diri, tidak peduli, atau tidak bersemangat. Postur tubuh yang tegap dengan bahu ke belakang menunjukkan kepercayaan diri dan keterlibatan dalam percakapan.

Jika kamu memiliki kebiasaan membungkuk, cobalah membayangkan ada tali yang menarik bagian atas kepalamu ke atas. Ini bisa membantumu memperbaiki postur tubuh secara alami tanpa terasa kaku atau berlebihan.

5. Wajah yang terlalu serius atau tanpa ekspresi

ilustrasi wajah serius (pixabay.com/Vika_Glitter)
ilustrasi wajah serius (pixabay.com/Vika_Glitter)

Tidak semua orang memiliki ekspresi wajah yang selalu ceria, tetapi wajah yang terlalu datar atau serius bisa memberikan kesan tidak ramah atau tidak tertarik dalam interaksi sosial. Ini bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman atau sulit membangun koneksi denganmu.

Senyuman kecil dan ekspresi wajah yang lebih terbuka dapat membantu menciptakan kesan yang lebih hangat dan ramah. Tidak perlu berlebihan, cukup dengan menunjukkan minat melalui anggukan atau sedikit mengangkat alis saat mendengar sesuatu yang menarik.

6. Menopang kepala dengan tangan

ilustrasi menopang kepala dengan tangan (unsplash.com/Muhammad Haikal Sjukri)
ilustrasi menopang kepala dengan tangan (unsplash.com/Muhammad Haikal Sjukri)

Saat mendengarkan seseorang berbicara, menopang kepala dengan tangan bisa terlihat santai, tetapi dalam situasi profesional atau formal, ini dapat diartikan sebagai tanda kebosanan atau kurangnya minat.

Jika kamu ingin tetap terlihat terlibat dalam percakapan, usahakan untuk duduk tegap dan gunakan ekspresi wajah serta anggukan ringan untuk menunjukkan perhatian. Cara ini akan membuat lawan bicaramu merasa dihargai dan didengar.

7. Menggunakan gerakan berlebihan

ilustrasi presentasi menggunakan gerakan tangan (unsplash.com/Product School)
ilustrasi presentasi menggunakan gerakan tangan (unsplash.com/Product School)

Gerakan tangan yang terlalu besar atau ekspresi wajah yang berlebihan bisa membuatmu tampak kurang meyakinkan atau seolah-olah melebih-lebihkan sesuatu. Ini bisa menurunkan kredibilitasmu dalam percakapan, terutama dalam konteks profesional.

Gunakan gestur yang lebih terkendali dan alami. Membuka tangan atau menunjukkan telapak tangan bisa memberi kesan jujur dan terbuka, sementara gerakan kecil yang terkontrol menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri.

Bahasa tubuh adalah aspek penting dalam komunikasi yang sering kali tidak disadari. Kesalahan kecil seperti menyilangkan tangan, fidgeting, atau postur tubuh yang buruk dapat memengaruhi bagaimana orang lain menilai kita. Dengan menyadari dan mengoreksi kebiasaan ini, kamu bisa membangun komunikasi yang lebih efektif, meningkatkan kepercayaan diri, dan menciptakan kesan yang lebih positif dalam berbagai situasi sosial maupun profesional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shafira
EditorShafira
Follow Us