Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Langkah Menyampaikan Komplain Pada Pasangan Tanpa Berujung Debat

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Alena Darmel)

Salah satu formula sederhana yang bisa kamu terapkan untuk menyampaikan keluhan secara efektif pada pasangan adalah 'complaint sandwich' . Tujuannya adalah untuk membuat keluhan kita tetap didengar dan juga memotivasi pasangan untuk menanggapi "permintaan" kita dengan baik. Formula ini terdiri dari tiga bagian, yaitu "lapisan roti pertama", "daging", dan "lapisan roti kedua".

Lapisan roti pertama dalam complaint sandwich adalah pernyataan positif atau disebut "the ear opener". Tujuannya adalah untuk menurunkan sikap defensif lawan bicara dan memungkinkan mereka menyerapi keresahan kita untuk ditindaklanjuti.

Kemudian isian "daging" dari complaint sandwich adalah keluhan atau permintaan yang sebenarnya. Lalu lapisan roti kedua adalah pernyataan positif yang disebut "the digestive". Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang lawan bicara memberikan feedback positif pada kita, seperti misalnya meminta maaf, setuju untuk berupaya berubah, lebih berhati-hati soal masalah serupa, dan lain sebagainya. 

Biar semakin jelas, kamu bisa menyimak tujuh langkah menerapkan complaint sandwich di bawah ini. Mari kita gunakan kasus berikut sebagai contoh: kamu dan pasangan makan malam bersama teman-teman, kemudian pasanganmu bercanda dengan "mengejek" masakanmu dan hal itu menyakiti perasaanmu.

dengan meyakinkan mereka bahwa melakukan hal itu akan membuat segalanya menjadi lebih baik. antara kami dan membawa masalah ini berakhir.

1. Saat kalian sudah sendirian, beri tahu pasangan kalau kamu ingin mendiskusikan sesuatu

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Hal ini memberikan sinyal pada pasangan jika apa yang akan kamu sampaikan penting dan membutuhkan perhatian penuh pasangan. Jangan memulai obrolan dengan terburu-buru atau saat mereka sedang melakukan hal lain, karena pasangan tidak akan sepenuhnya fokus padamu.

2. "The ear opener" harus bernuansa positif dan sesuai konteks

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Contohnya:

  • "Aku senang deh malam ini kita bisa hangout bareng teman-teman, bisa ngobrol dan bercanda ke sana ke mari."
  • "Aku senang kita berteman sama orang-orang yang seru seperti mereka. Ternyata kumpul bareng pasangan lain menyenangkan ya."

3. "Daging" atau komplain harus singkat dan sederhana

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Jep Gambardella)

Contoh:

  • "Tapi rasanya hatiku gak enak waktu kamu bercanda tentang masakanku di depan mereka. Aku jadi sedih dan aku merasa malu."
  • "Tapi bikin bahan bercandaan tentang masakanku di depan mereka bikin aku gak nyaman."

4. "The digestive"  harus mencakup keinginan dan permintaan kita

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/cottonbro studio)

Artinya, kamu mengomunikasikan bahwa jika pasanganmu setuju atas hal ini, kamu tidak akan menyammpaikan keluhan lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Contoh:

  • "Aku tahu kok kamu gak bermaksud menyakiti perasaanku, jadi bisakah kita setuju kalau bercanda model begitu cuma untuk kita aja dan gak saling mengkritik di depan orang lain?"
  • "Aku tahu kamu sama sekali gak berniat mengkritik aku, jadi untuk menghindari situasi serupa di masa depan, mau gak kita sepakat untuk tidak mengkritik satu sama lain di depan orang lain walaupun konteksnya bercanda?"

5. Bersiap mendengarkan pasangan

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Thirdman)

Selain mengungkapkan keluhanmu, kamu harus bersedia mendengarkan kekhawatiran apa pun yang relevan dan valid dari mereka. Upayakan mendengar tanpa ekspektasi dan dengan emosi netral.

6. Bersiap untuk mengalihkan pembicaraan

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kalau ternyata pasanganmu membalas keluhanmu dengan keluhannya sendiri dalam posisi kamu belum selesai menyampaikan kekhawatiranmu, kamu bisa membawa obrolan untuk fokus kembali padamu.

Contohnya: "Aku tahu kamu ternyata juga punya keluhan. Tapi aku akan sangat menghargai kalau kita mendiskusikannya setelah menyelesaikan pembahasanku sebelumnya. Akan lebih efektif kalau kita bahas satu masalah dalam satu waktu."

7. Beri feedback positif terhadap sikapnya

Ilustrasi pasangan sedang berbincang (pexels.comJack Sparrow)

Inginnya sih, diskusi yang kamu mulai akan ditanggapi secara positif oleh pasangan. Jika hal ini terjadi, jangan lupa ucapkan terima kasih dan apresiasi pasangan karena sudah mendengarkan serta mempertimbangkan permintaanmu.

Meskipun kelihatannya sederhana, mungkin pada praktiknya kamu akan menemukan situasi yang berbeda atau tidak terduga. Tapi tidak apa-apa, karena kunci berkomunikasi efektif salah satunya adalah dengan terbiasa melakukannya. Lama kelamaan, kamu dan pasangan akan mulai terbiasa dengan gaya komunikasi yang lebih terbuka dan "sehat".

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
putriana cahya
Editorputriana cahya
Follow Us