7 Sisi Positif Saling Mengapresiasi Pencapaian, Memotivasi!

Melihat seseorang berhasil dengan prestasi yang sudah didapat, masyarakat sekitar kerap acuh tak acuh. Seolah menganggap tidak memiliki keterkaitan sama sekali atas rasa bangga tersebut. Perlu diketahui, mengapresiasi pencapaian orang lain bukan tindakan sia-sia.

Tindakan sederhana ini justru membangun relasi sosial yang harmonis. Antar individu mampu menjaga situasi agar tetap kondusif dan bersahabat. Kondisi demikian dapat meningkatkan kualitas hubungan pribadi, profesional, sekaligus kebersamaan antar anggota tim.

Secara garis besar, sumber motivasi bisa berasal dari dua hal. Bisa saja kamu menemukan motivasi yang berasal dari pola pikir dan pengelolaan emosi. Di sisi lain, motivasi juga bisa berasal dari lingkungan sekitar yang saling menguatkan.

Sisi positif saling mengapresiasi pencapaian yakni sebagai sumber motivasi. Masing-masing orang bersemangat karena mendapat support dari lingkungan sekitar. Mereka merasa usahanya tidak sia-sia, sehingga terpacu meningkatkan dari waktu ke waktu.

Sikap mengapresiasi pencapaian yang sudah diraih orang lain sering diremehkan. Kebiasaan seperti ini yang seharusnya diperbaiki. Sebaliknya, saling mengapresiasi pencapaian bisa menumbuhkan sisi positif.

Secara tidak langsung sudah memupuk lingkungan kerjasama yang solid. Seluruh orang merasa didukung dan memiliki kesempatan mengembangkan diri. Situasi di lingkungan sekitar berjalan kondusif, tidak ada pertentangan satu sama lain.

Ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah empati. Sisi kepedulian ini yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain. Sebagai manusia dengan kemampuan berpikir bijaksana, harus ada kesadaran untuk menumbuhkan belas kasih dan kepedulian.

Kamu tidak perlu berlatih dari hal besar. Saling mengapresiasi pencapaian adalah cara yang paling tepat. Pujian kecil adalah bentuk empati dan kepedulian terhadap orang lain. Mereka merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik.

Ketika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, sikap pesimis yang mengambil kendali. Saat berjalan diiringi oleh rasa takut dan kegelisahan. Prasangka negatif yang tergambar di pikiran belum tentu terbukti kebenarannya.

Dalam rangka membangun rasa percaya diri, bisa dimulai dengan sikap sederhana. Termasuk mengapresiasi pencapaian orang lain. Kamu tidak harus memuji dengan kalimat bertubi-tubi. Ucapan selamat yang singkat dan tulus sudah merupakan bentuk apresiasi paling berharga.

Beberapa orang cenderung enggan mengapresiasi pencapaian sesama. Tentu saja dilatarbelakangi oleh sikap gengsi berlebihan. Mengucapkan kata selamat atau ekspresi bahagia dianggap sudah menjatuhkan harga diri.

Apakah kamu orang dengan pola pikir seperti itu? Sadari, mengapresiasi pencapaian antar sesama justru menumbuhkan sisi positif. Kamu sudah berperan serta mendorong pertumbuhan pribadi. Dengan adanya apresiasi, seseorang semakin semangat berbenah.

Pada faktanya beberapa orang cenderung enggan mengapresiasi antar sesama. Beragam alasan turut menyertai. Sikap seperti ini harus segera diperbaiki. Karena mengapresiasi pencapaian orang lain justru menumbuhkan keuntungan.

Diantaranya menumbuhkan kesadaran saling menghargai. Antar individu tidak saling menghakimi hanya karena persoalan sepele. Pencapaian orang lain dijadikan sebagai ajang mempererat persaudaraan. Sekaligus kesadaran menghargai keberagaman.

Mengapresiasi pencapaian orang lain bukan sikap basa-basi atau bermuka dua. Justru ini menjadi titik awal dari lingkungan yang kondusif dan relasi sosial harmonis. Tidak perlu menghujani dengan kalimat bertubi-tubi. Kamu bisa mengapresiasi seseorang dengan ucapan singkat dan senyuman ekspresif, sebab terdapat sisi positif saling mengapresiasi.