7 Skill yang Dibutuhkan Setelah Kena Layoff, Optimis Bangkit!

- Emotional intelligence dan ketahanan mental sebagai dasar kamu untuk bangkit.
- Pengelolaan keuangan jadi prioritas yang harus segera diatur.
- Membangun relasi dan networking untuk membuka opportunity baru.
Mengalami PHK atau layoff memang bisa membuat kita tertekan, baik secara emosional maupun finansial. Namun, di balik ketidakpastian ini, ada peluang besar untuk kamu mengevaluasi kembali arah karier dan mengembangkan kemampuan yang selama ini mungkin terabaikan. Dengan membekali diri dengan skill yang dibutuhkan setelah kena layoff, kamu bisa membuka jalan baru yang lebih sesuai dengan tujuan hidup dan profesimu.
Mulai dari pengelolaan emosi hingga keterampilan membangun jaringan, setiap poin akan membantu kamu menghadapi masa transisi dengan lebih percaya diri dan siap untuk langkah selanjutnya!
1. Emotional intelligence dan ketahanan mental sebagai dasar kamu untuk bangkit

Setelah kehilangan pekerjaan, kamu mungkin akan merasa kecewa, cemas, bahkan marah. Di sinilah pentingnya kamu untuk mampu mengenali, menerima, dan mengelola emosi tersebut. Kecerdasan emosional membantu kamu tetap rasional, gak terburu-buru mengambil keputusan, dan bisa menghadapi situasi sulit dengan lebih tenang.
Kamu bisa mulai melatih ketahanan emosional dengan cara sederhana seperti meditasi, journaling, atau ngobrol dengan teman dekat atau mentor. Cobalah memandang layoff ini sebagai titik balik, bukan akhir, ya.
2. Pengelolaan keuangan jadi prioritas yang harus segera diatur

Skill yang dibutuhkan setelah kena layoff gak hanya soal teknis kerja, tapi juga soal keuangan. Setelah kehilangan sumber pendapatan tetap, kamu perlu mengelola keuangan secara lebih hati-hati. Mulailah dengan mengecek berapa tabungan yang kamu punya, apakah ada pesangon atau tunjangan pengangguran, serta bagaimana kamu bisa menyesuaikan pengeluaran bulanan agar tetap aman.
Kunci utamanya adalah membuat anggaran dan menahan diri dari pengeluaran yang gak perlu. Hindari menambah utang baru selama masa transisi ini. Pastikan juga kamu memiliki rencana darurat jika kondisi keuangan memburuk. Disiplin dalam pengelolaan keuangan akan membuat kamu tetap stabil dan memberi ruang untuk fokus pada pengembangan diri, lho.
3. Membangun relasi dan networking untuk membuka opportunity baru

Ketika pekerjaan hilang, jaringan profesional menjadi sumber peluang yang sangat berharga. Skill yang dibutuhkan setelah kena layoff berikutnya adalah kemampuan membangun dan menjaga relasi. Jangan ragu untuk menghubungi rekan kerja lama, menghadiri acara komunitas, atau memperbarui profil LinkedIn kamu agar tetap terlihat aktif dan relevan, ya.
Relasi yang baik bisa membukakan pintu ke banyak hal, yaitu informasi lowongan, peluang proyek freelance, bahkan referensi ke perusahaan baru. Networking bukan berarti kamu harus selalu "menjual diri", tapi lebih ke menjalin koneksi yang tulus dan saling menguntungkan. Kamu gak pernah tahu peluang apa yang bisa datang dari percakapan santai dengan kenalan lama atau baru, kan?
4. Naikkan personal branding untuk tampilkan versi terbaik dirimu

Salah satu kesalahan umum setelah kena layoff adalah terburu-buru melamar pekerjaan tanpa memperbarui resume atau profil profesional. Padahal, skill yang dibutuhkan setelah kena layoff juga mencakup kemampuan memasarkan diri secara tepat, lho. Kamu harus bisa menunjukkan kelebihanmu dengan cara yang singkat, padat, dan menarik, ya.
Mulailah dengan memperbarui resume, menambahkan pencapaian terbaru, dan menyusun ulang narasi profesionalmu. Jangan lupa juga untuk menyusun elevator pitch, yakni perkenalan singkat tentang siapa kamu dan apa yang kamu tawarkan. Semakin jelas dan kuat personal branding kamu, semakin mudah perusahaan melihat nilai yang kamu bawa.
5. Belajar skill baru sebagai investasi masa depan

Setelah layoff, jangan hanya fokus mencari pekerjaan serupa seperti sebelumnya. Saatnya kamu melirik peluang baru dengan memperluas keterampilan yang kamu miliki. Skill yang dibutuhkan setelah kena layoff meliputi hard skills seperti teknologi terbaru di industri kamu, serta soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah.
Kamu bisa mulai dengan mengikuti kursus online, mendapatkan sertifikasi, atau belajar sendiri dari YouTube dan sumber gratis lainnya. Kalau kamu berasal dari industri yang sedang lesu, pertimbangkan untuk reskilling dengan mempelajari keahlian baru yang bisa membawamu ke bidang yang sedang berkembang, seperti digital marketing, data analysis, atau bahkan AI. Ingat, dunia kerja terus berubah, dan mereka yang adaptif adalah yang akan tetap bertahan.
6. Fleksibilitas dalam bekerja

Dalam masa transisi ini, fleksibilitas adalah kekuatan. Skill yang dibutuhkan setelah kena layoff termasuk kemampuan melihat peluang di luar jalur kerja konvensional. Freelance, konsultasi, atau kerja paruh waktu bisa menjadi jalan keluar sementara yang justru memperkaya portofoliomu.
Kamu bisa mulai dari proyek kecil, menyesuaikan dengan keahlian yang kamu punya. Selain menambah penghasilan, ini juga menunjukkan bahwa kamu tetap produktif dan aktif, sesuatu yang sangat dihargai oleh calon pemberi kerja. Kadang, dari proyek kecil bisa muncul kontrak besar atau relasi jangka panjang yang berharga, lho.
7. Menetapkan strategi dan tujuan baru

Setelah kamu berhasil mengatur emosi, keuangan, dan mulai membangun jaringan, sekarang waktunya menyusun rencana. Skill yang dibutuhkan setelah kena layoff juga mencakup kemampuan menetapkan tujuan yang jelas dan realistis. Jangan asal melamar kerja, tapi pikirkan juga pekerjaan seperti apa yang kamu inginkan? Di industri mana kamu ingin berkembang?
Tuliskan tujuanmu, lalu buat rencana kerja mingguan atau bulanan. Misalnya, targetkan untuk melamar lima pekerjaan per minggu, belajar satu skill baru per bulan, atau memperluas jaringan dengan dua orang baru per minggu. Dengan rencana yang terukur, kamu akan merasa lebih terarah dan termotivasi.
Mengalami PHK memang bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti semuanya berakhir. Dengan menguasai skill yang dibutuhkan setelah kena layoff, kamu bisa membalikkan keadaan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah. Jadi, jadikan masa ini sebagai waktu untuk bertumbuh, bukan berdiam diri, ya.