7 Tanda Kamu Punya Sikap Sembrono, Gak Beban Mengingkari Janji

Memiliki sikap sembrono berarti kamu sering mengabaikan pentingnya kehati-hatian dalam menyikapi apa pun. Cara berpikirmu cenderung pendek dan hanya menuruti perasaan serta keinginanmu pada saat itu. Jika kamu membiarkan sifat ini ada dalam dirimu, kelak kamu juga yang paling rugi.
Kesembronoanmu dapat berakibat amat buruk dan memengaruhi pekerjaan serta seluruh kehidupanmu. Orang-orang juga cenderung tak suka berurusan denganmu yang gak peduli pada pentingnya melakukan sesuatu secara tepat. Pun kebiasaan sembrono biasanya akan makin parah jika kamu membiarkannya.
Jangan kesal apabila orang lain menyebutmu sembrono. Walau kamu merasa tidak begitu, adanya tujuh tanda ini membuktikan sebaliknya. Mulailah mengubahnya dan hindari berpikir semua sifat menetap dalam diri manusia. Kamu bisa memperbaikinya kalau mau berusaha.
1. Sembarangan menaruh barang

Apakah rumah atau kamarmu selalu berantakan? Sampai-sampai kamu sering sekali kesulitan menemukan barang-barang yang dibutuhkan. Bahkan benda berharga seperti smartphone pun gak 1 atau 2 kali hilang.
Memang dirimu tidak bisa memastikan penyebab hilangnya. Namun, adanya kemungkinan kamu menaruhnya di sembarang tempat menjadi indikasi dari sifatmu yang sembrono. Misalnya, dirimu meletakkan HP di meja saat makan di restoran dan bukannya di dalam tas atau saku.
Lalu kamu tidak memperhatikan apakah gawai tersebut masih di meja ketika dirimu hendak pergi atau sudah gak ada. Kamu selalu baru menyadari barang berhargamu hilang setelah beberapa waktu berselang. Mulailah merapikan barang-barangmu dan menjaganya dengan lebih baik.
2. Bicara dulu, berpikir kemudian

Kamu yang suka berbicara wajib lebih berhati-hati. Jangan sampai dirimu mudah kehilangan kontrol dan tidak memikirkan pilihan kata-katamu. Lawan bicara menjadi sering merasa tersakiti. Respons yang cepat terhadap perkataan orang lain tak selalu baik.
Apabila kecepatan itu justru meniadakan waktu untukmu berpikir terlebih dahulu, obrolan bakal berubah gak mengenakkan. Lebih berhati-hatilah akan setiap kata yang hendak dilontarkan. Sebab sekali kamu mengucapkannya tidak bisa ditarik kembali. Lebih baik dirimu mengangguk-angguk dulu sambil berpikir daripada tahu-tahu berkata-kata yang tidak semestinya.
3. Mudah mengingkari janji

Orang yang sembrono tidak memikirkan perasaan orang lain yang kecewa oleh janjinya. Kamu sendiri yang menjanjikan sesuatu padanya. Maka seharusnya dirimu mampu menepatinya. Kenyataannya, kamu selalu seakan-akan lupa bahkan menyangkal pernah berjanji ketika ditagih.
Atau, dirimu tidak mampu menepatinya lantaran menjanjikan sesuatu yang melebihi kemampuanmu. Kamu cuma beromong besar untuk menyenangkan orang di awal atau membuat diri sendiri terlihat hebat. Ketika kamu merasa santai saja tidak menepati janji, orang lain kesal sekali karena sudah berharap. Bahkan ia mengorbankan waktunya untuk menunggumu, seperti dalam janji temu.
4. Menggampangkan urusan minta maaf

Menggampangkan urusan minta maaf bukan berarti kamu menjadi gampang mengakui kesalahan serta meminta maaf pada orang yang dirugikan. Malah dirimu sering merasa tidak perlu meminta maaf pada siapa pun. Bahkan ketika kamu sadar telah melakukan kesalahan.
Sikap santaimu gak tepat sebab dilandasi keyakinan bahwa orang lain pasti sudah memaafkanmu. Pikirmu, masa kesalahan begitu saja terlalu dimasukkan ke hati? Padahal, perbuatan keliru sekecil apa pun dapat begitu membekas dalam hati seseorang.
Kamu sudah minta maaf saja belum tentu dimaafkan. Apalagi jika dirimu bersikap seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa di antara kalian. Kerugian materi maupun nonmateri yang ditanggung orang lain mestinya gak dipandang sebelah mata. Pikirkan perasaan dan penderitaannya agar kamu termotivasi untuk segera meminta maaf.
5. Tidak bersungguh-sungguh dalam merespons komplain

Selama sesuatu yang dikomplain masih berkaitan denganmu, seharusnya direspons dengan segera. Bahkan gak cukup sekadar cepat, melainkan setepat mungkin untuk mengatasi keluhan tersebut. Jangan kamu membiarkan orang lain berlama-lama dalam situasi yang tak menyenangkan.
Baik kamu sebagai pribadi maupun perwakilan perusahaan mesti mampu menyikapi segala bentuk komplain dengan baik. Dengan begitu, orang tidak perlu mengulangi protes apalagi secara lebih keras. Sikap sembronomu dalam menghadapi komplain bisa menghabiskan kesabaran mereka. Seandainya komplainmu yang dicueki, kamu pun tentu marah bahkan ingin mengatakan ke orang-ornag supaya memperoleh perhatian yang lebih besar.
6. Tugas-tugasmu terbengkalai

Sifat sembrono menyulitkanmu membedakan antara hak dan kewajiban. Kamu suka dengan gaji pokok serta beragam tunjangan dari kantor, tapi bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas. Akibatnya, bukan cuma hasil kerjamu yang buruk melainkan waktu penyelesaiannya juga selalu terlambat.
Terus kurangi sifat sembrono ini sampai menjadi tak bersisa kalau kamu gak mau kehilangan pekerjaan apalagi ingin naik jabatan. Baik tugas kecil maupun tugas besar sama-sama harus diemban dengan penuh rasa tanggung jawab. Perhatikan apa saja yang harus dilakukan dan kapan semuanya mesti beres. Manfaatkan waktu yang dimiliki buat menyelesaikannya tepat waktu.
7. Tidak bisa mengantisipasi berbagai hal

Manusia memang tidak mampu memastikan masa depan. Akan tetapi, mencoba mengantisipasi sebanyak mungkin kemungkinan buruk tentu dapat dilakukan asalkan kamu gak sembrono. Biasakan buat berpikir lebih panjang untuk menjangkau beragam kemungkinan yang bisa terjadi.
Sebagai contoh, usaha mencegah mobil mogok dalam perjalanan jauh. Ini bisa dilakukan dengan beberapa hari sebelum keberangkatan kamu mengecek dulu seluruh kondisi mesin. Kalau perlu dirimu membawanya ke bengkel agar dapat dipastikan ada atau tidaknya gangguan yang bisa membuatnya mogok sewaktu-waktu.
Kamu juga mesti memperhatikan medan yang akan dilalui. Seperti apabila jalannya menanjak, apakah mobilmu kuat? Kamu memang tak mampu mengantisipasi segalanya. Namun, masih ada banyak hal yang bisa dicegah dengan mengutamakan kehati-hatian akan hal-hal yang berpotensi terjadi.
Sifat sembrono lebih dibentuk oleh lingkungan. Anak yang selalu dididik untuk berhati-hati dan penuh pertimbangam bakal jauh dari sifat ini sampai masa dewasanya. Tapi jika lingkunganmu juga didominasi oleh orang-orang yang berbuat semaunya sendiri tanpa berpikir panjang, kamu pun terpengaruh. Sadari pengaruh ini supaya kamu dapat membentengi diri serta sedikit demi sedikit bisa kian berhati-hati dalam berbicara serta bertindak.