Overthinking, si biang keladi pikiran cemas dan rasa khawatir berlebihan, memang bikin hari-hari terasa penuh beban. Terjebak dalam pusaran pikiran yang sama berulang kali, bikin kamu susah fokus dan menikmati momen indah.
Tapi, tenang! Gak perlu panik, kamu gak sendirian. Banyak orang yang juga bergumul dengan overthinking. Nah, kabar baiknya, ada beberapa tips jitu yang bisa kamu coba untuk mengendalikan pikiranmu dan gak gampang overthinking.
Memutuskan sesuatu dalam waktu yang tidak terbatas seringkali membuat kita terjebak dalam labirin pikiran. Cobalah untuk memberikan deadline pada diri sendiri. Misalnya, jika kamu harus memilih antara dua pekerjaan, tentukan bahwa kamu akan membuat keputusan dalam waktu satu minggu. Ini mendorongmu untuk mengumpulkan informasi yang relevan, menimbang-nimbang, dan akhirnya, berkomitmen pada pilihan yang dibuat.
Jangan lupa untuk beristirahat sejenak dari proses pemikiran. Kadang-kadang, menjauh dari masalah dapat memberikan perspektif baru yang membantu dalam pengambilan keputusan. Ingatlah bahwa tidak ada keputusan yang sempurna, dan seringkali, belajar dari keputusan yang kurang tepat adalah bagian dari proses pertumbuhan.
Pikiran yang berkecamuk bisa menjadi lebih teratur ketika dituangkan dalam bentuk tulisan. Ambilah waktu untuk menuliskan kekhawatiran, harapan, dan rencanamu. Ini seperti berbicara kepada diri sendiri tanpa takut dihakimi. Tulisan ini tidak perlu sempurna atau bahkan koheren; yang penting adalah proses mentransfer pikiran dari kepala ke kertas.
Ketika kamu menuliskan pikiran, kamu juga melakukan proses ‘detoksifikasi’ mental. Kamu mungkin akan terkejut melihat betapa banyaknya pikiran yang sebenarnya tidak perlu kamu khawatirkan. Dengan menuliskannya, kamu memberikan ruang bagi pikiran yang lebih produktif dan kreatif untuk berkembang.
Mindfulness bukan hanya tren, tapi sebuah praktik yang telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi stres dan overthinking. Mulailah dengan sesi meditasi singkat setiap hari, mungkin lima menit di pagi hari. Fokuskan perhatian pada napasmu, rasakan udara masuk dan keluar dari tubuhmu, dan jika pikiran mulai berkeliaran, lembut arahkan kembali ke napas.
Kamu juga bisa melakukan mindfulness saat melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya, saat mencuci piring, perhatikan sensasi air dan busa di tanganmu. Ini membantu menjaga pikiranmu tetap di saat ini, mengurangi kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang belum terjadi atau yang sudah lewat.
Media sosial bisa menjadi racun bagi pikiran yang rentan overthinking. Algoritma yang dirancang untuk membuatmu terus menerus scrolling seringkali menyajikan konten yang memicu perbandingan sosial. Cobalah untuk mengurangi waktu yang kamu habiskan di media sosial. Tentukan jadwal khusus, misalnya hanya 30 menit di malam hari, untuk memeriksa media sosialmu.
Gunakan waktu yang kamu hemat dari penggunaan media sosial untuk aktivitas yang lebih bermanfaat. Mungkin itu adalah membaca buku, belajar keterampilan baru, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang yang kamu cintai. Kamu akan terkejut betapa banyaknya waktu yang bisa kamu kembalikan ke dalam hidupmu.
Terkadang, kita membutuhkan seseorang untuk menjadi cermin bagi pikiran kita. Temukan seseorang yang kamu percayai, bisa jadi teman, keluarga, atau bahkan seorang terapis, dan bukalah tentang apa yang kamu pikirkan. Mereka mungkin bisa memberikan perspektif yang tidak pernah kamu pertimbangkan sebelumnya.
Jangan meremehkan kekuatan berbagi. Ketika kamu berbicara tentang kekhawatiranmu, kamu seringkali akan menemukan bahwa mereka tidak sebesar yang kamu pikirkan. Dan bahkan jika mereka adalah, berbagi beban bisa membuatnya terasa lebih ringan.
Temukan kegiatan yang membuat kamu merasa damai dan tenang. Mungkin itu adalah melukis, menulis puisi, berkebun, atau bermain musik. Kegiatan ini tidak hanya memberikan jeda dari overthinking, tapi juga memberikan kesempatan bagi kreativitasmu untuk bersinar.
Jangan lupa untuk menghabiskan waktu di alam. Alam memiliki cara yang ajaib untuk menenangkan pikiran dan jiwa. Baik itu berjalan-jalan di taman, mendaki gunung, atau sekadar duduk di pantai, waktu yang dihabiskan di alam bisa menjadi obat yang ampuh untuk pikiran yang terlalu aktif.
Salah satu penyebab utama overthinking adalah ketakutan akan ketidakpastian. Namun, kehidupan penuh dengan ketidakpastian dan itu adalah sesuatu yang harus kita terima. Mulailah dengan mengakui bahwa tidak mungkin untuk selalu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan itu tidak apa-apa.
Latih dirimu untuk merangkul ketidakpastian dengan cara yang positif. Lihatlah sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai ancaman. Ketika kamu mulai melihat ketidakpastian sebagai bagian alami dari kehidupan, kamu akan menemukan bahwa overthinking mulai kehilangan kekuatannya atas kamu.
Dengan mempraktikkan tips ini, kamu akan menemukan bahwa pikiranmu menjadi lebih tenang dan terfokus. Overthinking tidak lagi menjadi hambatan, melainkan hanya tantangan lain yang bisa kamu atasi dengan kebijaksanaan dan ketenangan. Selamat mencoba, dan semoga pikiranmu menjadi lebih ringan dan hidupmu menjadi lebih cerah!