Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Buku Ilmiah yang Bisa Perluas Sudut Pandang, Wajib Baca Salah Satu

buku The Nature of the Future Under a White Sky (instagram.com/bookwoods_)

Tak cuma lewat film dokumenter dan video, kadang kita butuh informasi yang bisa dicerna pelan-pelan. Selain jurnal saintifik, buku ilmiah juga bisa jadi sumber informasi yang menarik dan membuka wawasan. Seperti sederet buku di bawah ini yang isinya padat dan siap bikin otakmu ngebul.

Tinggal pilih topik yang paling kamu suka, berikut deretan judul buku ilmiah yang bisa perluas sudut pandang.

1. Planet Palm

buku Planet Palm oleh Jocelyn C. Zuckerman (instagram.com/tworiversnyc)

Planet Palm adalah karya seorang jurnalis yang mengalokasikan waktu khusus untuk mengeksplorasi perkebunan sawit di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Hasil pengamatannya kemudian ia rangkum dengan komprehensif dan berurutan. 

Seperti yang diketahui, sawit adalah komoditas penting di dunia. Namun, di sisi lain kontroversial karena dampak lingkungan dan etika produksinya.

Meski bahaya sawit sudah didukung banyak data, sama seperti Zuckerman yang tak bisa menemukan alternatif dan solusi di bukunya, hingga kini dunia masih belum mampu melepaskan ketergantungannya pada komoditas tersebut. 

2. Salt: A World History

buku Salt: A World History karya Mark Kurlansky (instagram.com/travelwithatext)

Ini adalah karya kesekian dari penulis nonfiksi Mark Kurlansky. Kali ini ia mengangkat kisah garam. Sesuatu yang dianggap lumrah dan harganya murah, padahal prosesnya dari laut atau tambang hingga ke dapur adalah perjalanan panjang. 

Tak hanya itu, ia juga mencantumkan beberapa sejarah menarik garam yang membuatnya punya pengaruh besar dalam konstelasi politik dunia. Buku ini cukup besar dengan tebal lebih dari 480 halaman. 

 

 

3. Seven Brief Lessons on Physics

buku Seven Brief Lessons on Physics oleh Carlo Rovelli (instagram.com/tropicread)

Carlo Rovelli adalah seorang fisikawan dan filsuf asal Italia yang sudah menelurkan ratusan jurnal ilmiah dan beberapa buku ilmiah populer sepanjang kariernya.

Salah satu yang terlaris adalah buku ilmiah pendek Seven Brief Lessons on Physics. Hanya setebal 100 halaman, kamu akan diajak menelaah teori fisika gravitasi kuantum hingga lubang hitam.

Tentunya tak semua orang benar-benar bisa mengerti, terutama kalau pembaca bukan praktisi langsung. Namun, sekali-kali boleh coba tantang diri sendiri membaca sesuatu yang di luar zona nyaman. 

4. Inferior: How Science Got Women Wrong

buku Inferior karya Angela Saini (instagram.com/daizyreads)

Buku ini adalah bacaan sempurna untuk feminis dan penggemar sains. Angela Saini berusaha menentang asumsi yang menganggap perempuan cenderung inferior dibanding pria. Dengan data dan penelitian yang ia kumpulkan, buku ini sanggup membuka mata pembaca. 

Lebih kerennya, Saini mengemasnya dalam 200 halaman saja. Tak berbelit dan langsung pada poin pentingnya. Sayang kalau dilewatkan. 

5. The Motherhood Complex

buku The Motherhood Complex oleh Melissa Hogenboom (instagram.com/bookcrazedmumma)

The Motherhood Complex adalah eksplorasi saintifik Hogenboom tentang proses perempuan menjadi ibu. Hal yang dianggap biasa dan sesuai kodrat, padahal banyak perubahan drastis yang harus ibu baru rasakan dan lewati. 

Buku ini tak hanya untuk pembaca yang sedang mempersiapkan diri dengan peran baru sebagai orang tua, tetapi siapapun yang penasaran dengan perkembangan dan perubahan psikologi manusia saat ia memasuki fase baru dalam hidupnya.

Hogenboom sendiri adalah jurnalis BBC yang menulis buku ini karena terinspirasi momen pertamanya menjadi ibu.

6. The Uninhabitable Earth

buku The Uninhabitable Earth (instagram.com/weareallsunlight)

Argumen Wallace-Walls di karya ilmiah ini berhasil membuatnya menyabet beberapa penghargaan sastra untuk kategori nonfiksi. Di bukunya, ia banyak membahas bukti-bukti pemanasan global yang sering disepelekan sebagian besar manusia ditambah signifikansi peran tiap individu dalam menjaga bumi, sekecil apapun itu. 

Meski nonfiksi, rangkaian kalimatnya mirip dengan puisi dan novel. Mengalir dan menyakinkan, nyaman dibaca dan mudah dipahami. Setelah membaca, kamu mungkin akan termenung memikirkan isinya. 

7. Under a White Sky

buku Under the White Sky oleh Elizabeth Kolbert (instagram.com/dyannareads)

Elizabeth Kolbert adalah jurnalis dan penulis di The New York Times yang berhasil menyabet Pulitzer Prize di tahun 2015 lewat buku The Sixth Extinction. Ia kembali dengan buku baru Under a White Sky yang terbit tahun 2021 kemarin. 

Lewat karya ini, pembaca akan diajak mengenal beberapa penemuan penting dalam bidang ekologi yang bertujuan mengurangi dampak dan potensi kerusakan lingkungan. Mulai dari mencegah spesies invasif masuk ke perairan utama hingga penelitian tentang terumbu karang yang bisa mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Buku ini ditulis secara objektif dan terus terang. Ia tak berusaha melakukan sugar coating dari hasil pengamatannya. Membuka mata dan sudah terbit versi bahasa Indonesianya, mari diburu. 

8. Fuzz: When Nature Breaks the Law

buku Fuzz oleh Mary Roach (instagram.com/jenn_reads_too_much)

Masuk dalam daftar sepuluh buku ilmiah terbaik 2021 versi majalah sains Smithsonian, Fuzz karya Mary Roach adalah salah satu bacaan wajib buat pencinta binatang yang ingin dapat perspektif baru.

Karya ini sebenarnya membahas konflik antara manusia dan satwa, tetapi ia bahas dari sudut pandang berbeda. Roach tak ragu mengulik hal-hal kontroversial yang dilakukan hewan, termasuk burung camar yang mengerubungi sisa-sisa jenazah di reruntuhan bangunan WTC pasca pemboman 9/11 hingga beruang yang mencuri stok makanan personel militer AS dan berbagai pembunuhan yang dilakukan hewan pada manusia. 

Memperkaya wawasan bisa lewat mana saja. Salah satunya buku ilmiah yang bisa kamu baca menjelang tidur atau mengisi waktu saat antre. Tunggu apalagi, buruan dicomot. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us