8 Tipe Orang 'Nyebelin' yang Hobi Terlambat, Kamu Termasuk?

Hayo ngaku, siapa di antara kalian yang tidak pernah telat? Ketika memiliki suatu janji dengan seseorang atau mendapat undangan resmi dari sebuah institusi, pasti akan selalu saja ada manusia-manusia ‘unik’ yang datang tidak tepat pada waktunya. Dan anehnya, mereka biasanya menganggap ‘telat’ adalah hal lumrah yang biasa terjadi bagi siapa pun. Karena sudah dianggap hal wajar, telat terkadang dijadikan sebuah budaya. Maka jangan heran jika mendapat undangan sebuah acara pada jam sekian, sudah bisa dipastikan acara tersebut akan molor 1-2 jam dari jadwal yang ditentukan.
Kalian pasti sering menemukan tipe-tipe orang telat, namun tidak ngeh dengan alasan-alasan mengapa mereka bisa menjadikan telat sebagai budaya. Nah, berikut ini merupakan tipe-tipe orang telat yang terkadang membuat kesal orang lain:
1. Si Super Sibuk

Tipe orang telat seperti ini terjadi karena mereka terlalu banyak urusan yang harus segera diselesaikan. Dari satu pekerjaan, beralih ke pekerjaan lain, tanpa jeda sehingga menyita sebagian besar waktu mereka. Tak heran, tipe seperti ini akan selalu datang terlambat karena memiliki segudang kegiatan yang benar-benar menyita sebagian besar waktu mereka.
2. Si Kebiasaan Buruk

Ini adalah tipe kebanyakan orang. Mereka menganggap telat adalah sebuah kebiasaan yang lumrah terjadi. Karena keseringan telat ketika menghadiri sebuah acara, mereka kerap menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan. Sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus tentu saja akan berubah menjadi sebuah karakter. Maka, jangan jadikan telat sebagai sebagai sebuah kebiasaan jika tidak ingin kamu dicap sebagai si telat akut.
3. Si Cari Kesalahan Orang

Tipe seperti ini akan selalu mencari kambing hitam di balik alasan keterlambatan mereka. Saat berangkat dari rumah, mereka menyalahkan anggota keluarga yang terlalu lama menggunakan kamar mandi, di jalan menyalahkan supir yang tidak tahu jalan, menyalahkan cuaca yang panas atau hujan, menyalahkan PKL yang menyebabkan kemacetan, menyalahkan ini menyalahkan itu. Memang, kotoran mata akan selalu terlihat di mata orang lain, sementara kotoran di mata sendiri tidak disadarinya.
4. Si Sok Penting

Mereka akan merasa bahwa dirinya adalah sosok penting yang memang pantas jika datang terlambat. Mereka kerap mementingkan dirinya sendiri dan menganggap orang lain adalah orang-orang yang berada satu level di bawahnya.
5. Si Banyak Alasan

Tipe seperti ini pandai sekali mencari-cari alasan di balik keterlambatan mereka datang ke sebuah acara. Ibarat seorang ‘drama queen’ mereka bercerita tentang ‘kesialan-kesialan’ mereka selama di perjalanan; dandanan yang kurang mantap, di jalan kena macet dan kepanasan, kehausan, ada demo besar-besaran di jalan raya, dan sebagainya.
6. Si Santai

Tipe ini tidak akan merasa bersalah meskipun datang terlambat selama berjam-jam. Meraka tetap akan memasang wajah biasa dan terkadang terkesan santai seperti sedang tidak terjadi apa-apa. Di satu pihak menunggu lama, di pihak lain malah enak-enak duduk di suatu tempat sambil menikmati kopi hangat seperti sedang tidak memiliki janji. Mereka akan datang ke acara ketika mereka mau, bukan karena melihat waktu.
7. Si Pembohong

Jika tipe ‘Si Banyak Alasan’ berkata jujur ketika beralasan, maka tipe ini akan mencari alasan-alasan yang tidak sebenarnya terjadi saat itu. Mereka akan memberikan alasan-alasan bohong dan tak masuk akal ketika ditanya alasan mengapa mereka terlambat. Mereka masih ada di rumah, namun ketika di telfon sedang berada di tengah jalan. Kan itu namanya pembohongan?
8. Si Pintar Membalikkan Suasana

Nah, ini adalah tipe paling pintar dari sekian banyak tipe orang telat. Saat datang terlambat, mereka akan memasang wajah ceria dan mengeluarkan kalimat-kalimat pujian kepada orang-orang yang menunggunya. Tak jarang mereka akan memeluk dan melakukan gestur-gestur tubuh yang ramah dan biasanya membawakan oleh-oleh makanan. “Eh cantik, nih aku bawain makanan enak, terus nanti pulangnya aku traktir di restoran ya, ih kamu makin cantik aja deh,” ucapnya berseri-seri.
Yuk, mari kita ganti ‘budaya telat’ menjadi ‘budaya tepat waktu’ agar waktu sesempit apa pun yang dimiliki bisa bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Manfaatkan waktu secara efektif dan efisien.