Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Tanda Quarter Life Crisis, Sudahkah Kamu Giliran Mendapatinya?

Unsplash/averie woodard

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang yang berusia 25 tahunan mempertanyakan hidupnya. Di masa yang merupakan puncak kedewasaan seseorang ini, orang mulai meninjau kembali masa lalunya, apa yang telah ia lakukan, apa yang ia dapatkan, dan bagaimana kehidupannya di masa datang.

Apakah kamu sudah melaluinya? Jika iya, pasti kamu telah merasakan semua atau beberapa tanda quarter life crisis ini!

1. Otakmu seringkali dipenuhi pertanyaan: kenapa aku lahir dan untuk apa aku harus hidup di dunia?

Unsplash/Ben White

Bagaikan filsuf, kamu mulai bertanya-tanya tentang dua pertanyaan sulit ini. Pertanyaan sederhana tapi sulit ini, memang absurd dan tak bisa diprediksi namun menentukan arah hidupmu dalam 10 tahun atau lebih.

2. Kamu juga selalu kepikiran kalau belum melakukan hal-hal terbaik dalam hidup

Pexels/energepic.com

Dulu, kamu ingin menikah di usia 25 tahun. Kamu ingin punya bisnis selepas kuliah. Kamu ingin memberangkatkan orangtuamu pergi haji. Nyatanya, tidak semudah itu caranya.

3. Sosial media kerapkali bikin kamu cemas dan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain

Pixabay/TheHilaryClark

Sosial media adalah musuh terbesarmu sejak teman-temanmu ramai-ramai mengirimkan undangan atau posting foto kelahiran anaknya. Di satu sisi, kamu senang. Di sisi lain, kamu sebal seakan-akan foto-foto itu sedang mengejekmu yang belum berkeluarga.

4. Kamu tak bisa lagi bilang "Santai, semua pasti baik-baik aja!" atau "Gampang. Nanti pasti beres, kok!"

Pexels/Rawpixel

Dulu, kamu biasa menunda-nunda pekerjaan. Kamu juga meremehkannya seakan-akan pekerjaan itu mudah. Sekarang, semudah apa pun, tidak kamu anggap enteng karena kamu sadar waktumu tak banyak. Kamu juga masih harus mengerjakan hal-hal lain.

5. Saat belanja, kamu mulai pikir ulang karena baju kesukaanmu tak cocok lagi dengan usiamu sekarang

Pexels/bruce mars

Di masa muda, kamu mudah tergoda dengan barang diskon. Sekarang, diskon sebesar apa pun kamu mulai mikir karena kamu pun ingin mengubah penampilan yang sesuai dengan usiamu. Kamu gak mau dibilang anak remaja atau anak kuliah lagi.

6. Saat sedang ngobrol sama teman-teman, kamu menyangkal sekaligus memuji diri sendiri kalau masih muda

Pexels/Helena Lopes

Pernah gak kamu menyangkal usiamu sambil bercanda ke teman-teman? Atau saat berada di suatu situasi/lingkungan, kamu histeris karena kamu jadi yang paling tua? Inilah maksudnya poin ini!

7. Dalam dunia kerja, kamu dilema antara ingin menapaki puncak karier atau menikmati dunia selagi kamu bisa

Pexels/rawpixel

Pernahkah kamu merasa kariermu bagus tapi kamu tak menikmati karena bukan passion-mu? Atau pernahkan kamu bekerja di tempat yang bergengsi tapi kamu tak cocok bekerja di dalamnya? Ini pilihan yang sulit karena kamu bisa mendapatkan gaji tinggi dan jabatan di kantor sekarang. Tapi masalah lain datang karena kamu sebenarnya tak ingin bekerja di situ.

8. Kamu membeli barang-barang mahal agar diakui sebagai orang sukses walaupun sebenarnya belum

Pexels/Burst

Buat kamu, belanja-belanja barang bermerek dan mahal itu melambangkan kesuksesan. Kamu bisa sekedar memamerkan barang itu ke orangtua dan teman, bisa juga membelikannya. Padahal dalam hati, dompetmu pun meringis karena uang kos bulanan belum terbayar.

9. Soal asmara atau jodoh, kamu gak tahu harus berbuat apa karena terlalu banyak saran yang berbeda

Pexels/iPrice

Berbeda dengan pacaran di masa muda, pacaran di usia 25 tahunan barangkali membuatmu berbeda. Kalau tadinya kamu pacaran karena sekedar suka, sekarang kamu lebih ke arah mencari pasangan hidup. Tentunya kamu gak mau asal-asalan dan hanya memilih yang terbaik.

Itu tadi tanda quarter life crisis yang biasa menimpa seseorang di usia 25 tahunan. Jika kamu mengalaminya, jangan sedih! Ini termasuk wajar dan artinya kamu sedang dipacu untuk lebih baik dari sekarang hingga masa depan. Yang penting, giatlah bekerja dan coba cari peluang besar untuk masa depanmu ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Febriyanti Revitasari
3+
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us