5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoik

Pilihan hidup tenang dan bahagia ada dalam kendali kita

Di tengah zaman yang serba cepat hari ini, orang-orang modern dituntut agar mereka bisa hidup seirama dengan kecepatan teknologi dan penyebaran informasi. Senada dengan fakta tersebut, masyarakat modern hari ini juga berlomba-lomba menjadi siapa yang tercepat sukses, tercepat mapan dan populer, tercepat update informasi dan menyebarkannya, tercepat memiliki barang ini dan itu.

Akibatnya, dewasa ini masyarakat cenderung dikelilingi oleh orang-orang yang stres, kesepian, bingung, serta lelah secara mental menghadapi tuntutan hidup dan persaingan sosial yang serba cepat tersebut. Untuk berdamai dengan kondisi semacam itu, kita perlu sesekali menyelami samudera kebijaksanaan dari para bijak bestari, salah satunya dari para pemikir Stoik.

Kearifan hidup mereka tengah digandrungi oleh masyarakat modern hari ini. Seperti apa rahasianya?

1. Filsafat Stoik menganjurkan latihan pengendalian nafsu

5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoikilustrasi quote kebijaksanaan Stoik (dok. youtube.com/Satu Persen)

Menurut kalian, apa yang membuat seseorang tidak bahagia dan tidak tenang? Di mata kaum Stoik, jawabannya adalah bersarangnya emosi negatif, yakni segala macam nafsu atau hasrat yang berlebihan akan sesuatu.

Ajaran Stoikisme bertujuan menuntun langkah manusia mencapai titik kemerdekaan diri (Autarkeia) dan bahagia (Ataraxia). Definisi hidup bahagia bukan ketika kita bisa memiliki banyak hal, tetapi justru ketika diri kita dijauhkan dari segala macam hasrat ingin memiliki banyak hal. Kita mengira kebahagiaan terletak pada keberhasilan memenuhi seluruh nafsu kita.

Watak dasar manusia memang tidak pernah puas akan sesuatu sehingga seringkali kita terperangkap dengan pengejaran dunia yang tiada habisnya. Ingat, poinnya adalah mengendalikan, bukan menghilangkan nafsu. Hal tersebut dapat diperoleh melalui latihan disiplin mengendalikan hasrat yang membuncah.

2. Stoikisme mengajarkan latihan dikotomi kendali pikiran

5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoiksalah satu kutipan Epictetus (dailybrightside.com)

Bagi kaum Stoik, kita perlu sepenuhnya menyadari bahwa dalam hidup ini ada sesuatu yang bisa kita kontrol dan ada yang tidak bisa kita kontrol. Definisi hidup tenang dan bahagia adalah ketika kita mampu menyalurkan energi dan fokus hidup kita hanya pada sesuatu yang bisa kita kendalikan, yakni pikiran kita.

Kita tidak mungkin bisa mengatur bagaimana seharusnya orang lain menilai diri kita. Kita tidak mungkin bisa mengendalikan semua orang harus berbuat baik pada kita, menghormati kita, atau menyanjung kita.
 
Namun, keputusan untuk meresponnya sepenuhnya ada pada kendali kita.
Mau mengabaikannya atau merasa terbebani dengan penilaian orang lain, kitalah yang menentukannya.

Begitupun juga kita tidak mungkin bisa memastikan kapan kita terus sehat, terus sejahtera, terus hidup aman dan nyaman, bahkan terus hidup dalam jangka waktu lama. Karena semuanya berada di luar kendali kita.

Namun, pilihan untuk menjalani pola hidup sehat, pola hidup hemat, dan pola hidup sesuai aturan, sepenuhnya ada pada kendali kita. Kita hanya perlu latihan memilih dan memilah mana hal-hal yang bisa kita kontrol atau tidak. Dan sayangnya, hanya satu yang bisa kita kendalikan sepenuhnya, yakni pikiran kita, persepsi kita. Melalui latihan dikotomi kendali pikiran, jiwa kita seyogyanya akan dibebaskan dari segala keresahan, overthinking, maupun rasa tidak puas.

Baca Juga: Belajar Aspek Kehidupan via 7 Komunitas Filsafat Indonesia, yuk!

3. Filosofi Stoik menyarankan latihan hidup selaras dengan hukum alam

dm-player
5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoikkutipan surat seneca (medium.com)

Segera tinggalkan keserakahan, kemunafikan, kesombongan, ketidakpeduliaan, kebohongan dan segala macam sifat tercela yang tidak sejalan hukum alam. Definisi hidup tenang dan bahagia adalah terpeliharanya diri dari sifat-sifat tercela tersebut.

Makanan, seks, harta, tahta, dan segala macam hal yang kita tafsirkan sebagai kenikmatan adalah sah-sah saja sejauh diperoleh dan dimanfaatkan berdasarkan hukum alam (hukum Tuhan bagi kaum beragama). Singkatnya, kalau kamu mau bahagia dan memeroleh kepuasan batin, kamu tidak diperkenankan bertindak secara berlebihan atau melanggar di luar garis batas yang telah ditetapkan oleh-Nya.

4. Filsafat Stoik menyarankan lebih selektif dalam memilih kawan dekat

5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoikilustrasi warga Romawi di masa hidup Seneca (thestoicletters.com)

Menurut Seneca, sifat buruk mudah menular, menyebar dengan cepat pada siapapun yang berkontak dengannya. Seumpama flu, perilaku buruk seseorang mudah menular pada orang sekitar.

Stoikisme menganjurkan supaya kita selektif dalam memilih teman dekat atau sahabat; memilih mereka yang juga komitmen terhadap kebajikan dan hidup selaras dengan alam dapat menjaga ketenangan hidup kita. Selain itu, penting juga memerhatikan orientasi relasi sosial yang kita bangun pada orang lain.

Bagi Stoikisme, tidak penting bagaimana orang lain melihatku, menilaiku, dan memperlakukan diriku, karena itu bersifat di luar kendaliku. Yang terpenting adalah bagaimana aku memperlakukan orang lain, berbuat baik pada orang lain, sebab itu sepenuhnya di bawah keputusanku.

Oleh karena itu, kita mesti membangun relasi sosial yang tepat agar tidak mengganggu ketenangan batin kita di satu sisi. Sementara di sisi lain kita berupaya menebar kebaikan agar orang lain juga dapat mencapai hidup bahagia (Ataraxia).

5. Filsafat Stoikisme menganjurkan agar latihan meluruskan cara berpikir kita

5 Paket Lengkap Cara Hidup Bahagia Menurut Filsafat Stoikilustrasi potret Kaisar Marcus Aurelius (goalcast.com)

Setelah kita berlatih memilah apa yang ada dalam kendali kita dan di luar kendali kita, Stoikisme juga mengajarkan agar kita berlatih meluruskan cara berpikir kita pada segala sesuatu di luar kita, meluruskan cara berfikir kita khususnya pada sesuatu yang kita anggap selama ini sebagai kenikmatan dan penderitaan sangatlah membantu melahirkan ketenangan batin. Kita perlu membedakan antara sesuatu sebagai fakta objektif dan tafsiran kita pada sesuatu tersebut.

Misalkan hubungan seksual. Sebagai fakta objektif, hubungan seksual tidak lebih dari sekadar pertemuan dua alat kelamin, titik. Sementara nikmat atau tidaknya hubungan tersebut, itu hanya soal tafsiran kita.

Jika kita telah terlatih berpikir lurus sesuai hukum alam, maka kita akan mudah berlepas diri daripada syahwat berlebihan yang menjadi faktor keresahan hidup. Memang tak dapat dipungkiri bahwasanya semua hal di atas tidak mudah dijalani bagi kebanyakan manusia. Oleh karena itu, para pemikir Stoik selalu menekankan pada kata latihan (Askesis). Berlatih, berlatih, dan terus berlatih.

Membaca pemikiran Stoik adalah membaca diri sendiri. Seumpama gas dan rem, hidup ini jangan digas terus. Perlu sesekali direm agar supaya tidak tabrakan. Bahkan, perlu sesekali berhenti agar sadar kembali tujuan hidup mau kemana arahnya.

Mengerem laju kehidupan ditempuh dengan merenungkan kembali berbagai mutiara kehidupan dari para bijak bestari. Sebab, masalah utama bukanlah mengubah dunia, melainkan mengubah cara pandang kita terhadap dunia.

Baca Juga: 10 Channel YouTube untuk Belajar Filsafat Stoikisme

Achmad Faizal Photo Writer Achmad Faizal

Sedang menjadi...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya