Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Self-Neglect Bisa Menghancurkan Kesehatan Mentalmu, Waspadai!

Ilustrasi seorang pria (Pexels.com/Tima Miroshniche)
Ilustrasi seorang pria (Pexels.com/Tima Miroshniche)

Sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang padat dan melupakan pentingnya merawat diri sendiri. Pekerjaan, hubungan, atau bahkan tuntutan sosial sering kali membuat kita merasa cukup kuat untuk mengabaikan kesehatan mental dan fisik kita. Namun, self-neglect (mengabaikan diri sendiri) dapat merusak keseimbangan emosional kita secara perlahan, bahkan tanpa kita sadari.

Mengabaikan diri sendiri tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga merusak stabilitas emosional kita. Apa yang dimulai dengan kebiasaan kecil bisa berkembang menjadi masalah serius. Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana self-neglect bisa mengganggu kesejahteraan mentalmu.

1. Meningkatkan stres dan kecemasan

Ilustrasi merasa stres (Pexels.com/MART PRODUCTION)
Ilustrasi merasa stres (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Ketika kita terus mengabaikan kebutuhan dasar tubuh, seperti tidur yang cukup atau makan dengan baik, tubuh akan merespons dengan peningkatan stres. Stres yang tak terkelola ini berujung pada kecemasan yang terus-menerus, mengganggu keseimbangan emosi kita. Kecemasan ini, yang tampaknya ringan di awal, bisa berkembang menjadi gangguan mental yang lebih besar jika dibiarkan.

Stres yang kronis juga meningkatkan kerentanannya terhadap depresi. Ketika kita tidak memberi kesempatan pada tubuh dan pikiran untuk pulih, kita semakin terperangkap dalam siklus negatif. Tanpa pengelolaan stres yang baik, kualitas hidup kita akan tergerus, dan kita menjadi lebih rentan terhadap gangguan mental yang lebih serius.

2. Menurunnya rasa percaya diri

Ilustrasi seorang wanita melamun (Pexel.com/Anastasia Shuraeva)
Ilustrasi seorang wanita melamun (Pexel.com/Anastasia Shuraeva)

Self-neglect sering berhubungan dengan perasaan tidak berharga. Ketika kita mengabaikan diri sendiri, kita memberi pesan pada diri kita bahwa kita tidak layak untuk merawat diri atau dihargai. Akibatnya, rasa percaya diri kita pun merosot. Tidak merawat tubuh atau kesehatan emosional sering kali membuat kita merasa kurang dihargai, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.

Kebiasaan ini juga memicu isolasi sosial karena ketika kita merasa tidak cukup baik, kita cenderung menjauhkan diri dari orang lain. Isolasi ini memperburuk perasaan rendah diri, menciptakan jarak antara kita dengan dunia luar, dan semakin memperburuk kondisi kesehatan mental kita.

3. Gangguan tidur yang memburuk

Ilustrasi seorang wanita insomnia (Pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi seorang wanita insomnia (Pexels.com/cottonbro studio)

Kurang tidur adalah salah satu indikasi utama dari self-neglect, dan dampaknya sangat merugikan bagi kesehatan mental. Ketika kita mengabaikan kebutuhan tidur yang cukup, tubuh tidak bisa memulihkan diri dengan optimal. Akibatnya, kualitas tidur kita terganggu, yang berujung pada gangguan mood, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan peningkatan kecemasan.

Tidur yang buruk juga mempengaruhi produksi hormon-hormon penting yang mengatur suasana hati kita, seperti serotonin. Ketika tubuh tidak cukup beristirahat, kita akan semakin sulit untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional, yang akhirnya memperburuk keadaan mental kita.

4. Mengabaikan kebutuhan emosional

Ilustrasi seorang pria (Pexels.com/MART PRODUCTION)
Ilustrasi seorang pria (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Self-neglect bukan hanya soal perawatan fisik, tetapi juga emosional. Ketika kita terlalu fokus pada orang lain dan melupakan perasaan kita sendiri, kita menciptakan kekosongan emosional yang semakin dalam. Mengabaikan kebutuhan emosional ini bisa membuat kita merasa terasing dan tidak dipedulikan, padahal kita semua membutuhkan perhatian terhadap perasaan kita.

Ketidakmampuan untuk mengelola perasaan atau memberikan perhatian pada diri sendiri dapat membuat kita lebih mudah marah atau frustrasi. Hal ini memperburuk kesejahteraan mental, karena kita tidak memberikan ruang bagi diri kita untuk merasa dihargai atau dipahami, baik oleh orang lain maupun oleh diri kita sendiri.

5. Meningkatkan risiko depresi dan burnout

Ilustrasi seorang wanita burnout (Pexels.com/Anna Shvets)
Ilustrasi seorang wanita burnout (Pexels.com/Anna Shvets)

Ketika self-neglect dibiarkan terus-menerus, kita lebih rentan terhadap depresi dan burnout. Mengabaikan diri sendiri dalam jangka panjang membuat kita merasa kehabisan tenaga dan tidak punya motivasi lagi. Burnout ini tidak hanya mengganggu pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, tetapi juga mengganggu hubungan sosial dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.

Depresi yang muncul dari self-neglect bisa sangat menguras tenaga dan mental kita. Kita merasa lelah, terjebak, dan kehilangan semangat hidup. Jika tidak segera ditangani, perasaan ini akan berkembang lagi menjadi masalah yang lebih serius, mengganggu kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Self-neglect bukan hanya soal merawat tubuh atau pikiran, tetapi juga soal bagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Kesehatan mental yang baik dimulai dengan keputusan untuk memberi perhatian pada kebutuhan kita, tanpa merasa bersalah atau egois. Jika kamu merasa sudah lama mengabaikan dirimu, ingatlah bahwa tidak ada waktu yang terlambat untuk berubah. Mulailah sekarang untuk memperhatikan dirimu dengan lebih baik. Ingat, kamu berhak merasa bahagia dan sejahtera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

3 Warna Sial Shio Anjing di Tahun 2026, Ada Emas dan Putih!

21 Nov 2025, 22:39 WIBLife