Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamka

Jadi pemimpin yang baik perlu belajar!

Seorang sastrawan, filsuf, pahlawan, dan juga ulama. Itulah penggambaran yang cocok untuk Buya Hamka. Hamka adalah kepanjangan dari nama aslinya, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah. 

Kisahnya yang penuh perjuangan berhasil dinarasikan oleh A. Fuadi, penulis trilogi 5 Menara. Bahkan kisahnya juga sudah dijadikan film yang digarap oleh sutradara Fajar Bustomi yang hari ini masih tayang di bioskop. 

Pengalaman hidup seseorang mengajarkan banyak hal, begitu juga dengan kisah Buya Hamka. Pengalaman dan perjalanan hidupnya sangat menginspirasi. Dari pujangga hingga ulama, Hamka telah menerbitkan berbagai macam karya dan juga dipercaya untuk memimpin organisasi Muhammadiyah dan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Keren gak, sih?

Skill leadership-nya tidak perlu diragukan lagi! Berikut adalah beberapa skill yang bisa kita petik dari kisah mendiang Hamka. 

1. Memiliki daya juang yang tinggi

Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamkailustrasi orang melihat ke atas (unsplash.com/Razvan Chisu)

Kita mengenal Hamka sebagai seorang sastrawan dan ulama, yang mana kata-katanya yang berbobot dirangkai dengan indah sehingga dapat menghipnotis siapa pun yang mendengarnya. Tapi siapa sangka, Hamka muda ternyata pernah dikritik karena apa yang ia sampaikan tidak terlalu dalam, tidak berarti, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Selain itu, ia juga ternyata pernah ditolak oleh sekolah karena tidak punya ijazah. Hal itu membuatnya tertampar dan membuatnya sakit hati, ia memutuskan untuk belajar ke Makkah untuk menimba ilmu agama, seperti yang ayahnya inginkan. Bahkan, ia berusaha untuk memenuhi biaya hidupnya sendiri tanpa sponsor dari orang tua dengan bekerja apapun selagi halal. Luar biasa, kan?

2. Bersungguh-sungguh dengan pekerjaannya

Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamkailustrasi orang menulis di buku catatan (unsplash.com/Thought Catalog)

Memaksimalkan kemampuan yang kita punya dapat mendekatkan kita menuju kesuksesan. Begitu juga dengan Hamka. Ketika ia menyadari kemampuan yang ia miliki adalah meramu kata, ia berusaha untuk membuat cerita yang terinspirasi dari perjalanan hajinya dan akhirnya terbit di salah satu redaksi.

Bahkan, ia juga sempat menjadi redaktur di media lainnya. Tulisan-tulisannya yang mampu memukau membuat permintaan untuk karya-karyanya bertambah. Bahkan ia memberanikan diri juga untuk mengirimkan tulisannya ke orang-orang terkemuka Indonesia kala itu, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, wow!

3. Memerdekakan diri dengan memaafkan

dm-player
Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamkailustrasi kata forgive (unsplash.com/Alex Shute)

Kita semua tahu, bahwa Hamka dan Bung Karno adalah teman dekat. Tapi sayangnya, karena majalahnya memuat kritikan atas pemerintah Bung Karno kala itu membuat kantornya digeledah dan ia pun dijebloskan ke penjara tanpa ada keadilan dan kejelasan.

Yang menghebohkan adalah yang menyolati Bung Karno adalah Hamka sendiri. Itu pun atas permintaan Bung Karno. Memang dengan memaafkan, kita tidak bisa melupakan perbuatan yang sudah dilakukan kepada kita. Tapi, dengan memaafkan bisa membawa kedamaian pada hati dan hidup. Kalau kata Hamka dalam novel Buya Hamka, dengan memaafkan bisa membuat dirinya terbebas dari penyakit hati. Masyaallah!

Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Biopik Inspiratif Indonesia, Terbaru Ada Buya Hamka

4. Berani mengambil risiko

Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamkailustrasi tangan orang yang menunjuk layar laptop (unsplash.com/John Schnobrich)

Ketika Bung Karno semakin membelok dan mendekati golongan komunis, Hamka tidak tinggal diam saja. Beberapa rekan yang masih peduli dengannya berusaha memberikan kritik dengan tujuan untuk mengingatkannya bahwa kebijakannya sudah keliru, bahkan melenceng jauh dari demokrasi.

Puncaknya ketika Hamka menerbitkan tulisan Bung Hatta yang mengkritik keras pemerintahan Bung Karno yang kala itu berganti menjadi Demokrasi Terpimpin. Akibatnya, kejadian tersebut membuat majalahnya harus dibredel dan berhenti beroperasi.

5. Peka dengan keadaan sekitar

Belajar 5 Skill Kepemimpinan dari Sosok Buya Hamkailustrasi anak perempuan menolong temannya (unsplash.com/Annie Spratt)

Sebagai seorang penulis, kepekaan adalah skill utama yang wajib dimiliki agar tidak mudah kehilangan ide atau kalau sekarang namanya writer’s block. Selain itu, dengan pekanya seseorang akan membantunya menulis dengan baik dan juga berbobot. Tidak heran kalau tulisan-tulisannya juga diakui oleh pemimpin Indonesia kala itu.

Dengan menajamkan dan memaksimalkan panca inderanya, ia mampu menuangkannya dalam bentuk cerita yang unik dan menarik. Selain itu, kepekaan dan ilmunya yang luas membawa Hamka dipercaya menjadi pemimpin Muhammadiyah hingga ketua MUI pertama untuk membantu menyelesaikan permasalahan umat Islam kala itu. 

Nah, itulah beberapa skill leadership dari Buya Hamka. Tidak perlu menjadi orang penting dan terkemuka dulu untuk memiliki skill ini karena bisa kita latih mulai dari sekarang.

Baca Juga: 5 Alasan Nonton Buya Hamka, Mengingat Kembali Perjuangan Pahlawan

alifiah larasati Photo Writer alifiah larasati

find me on Instagram @fiaalarasati_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya