3 Amalan Menjelang Idul Adha, Penuh Makna dan Keberkahan

- Memperbanyak zikir seperti takbir, tahlil, dan tahmid menjelang Idul Adha untuk menenangkan hati dan menghidupkan suasana religius
- Puasa di sembilan hari pertama bulan Zulhijah, terutama pada Hari Arafah, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang akan datang
- Berkurban sebagai bentuk simbolik dari ketundukan dan pengorbanan kepada Allah SWT serta kepedulian sosial kepada sesama
Hari Raya Idul Adha adalah salah satu momen istimewa dalam kalender Islam yang tidak hanya menandai ibadah kurban, tetapi juga menjadi kesempatan besar bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Datangnya bulan Zulhijah menjadi waktu yang sangat utama, terutama pada 10 hari pertamanya.
Bahkan, 10 hari pertama Zulhijah disebut-sebut sebagai hari-hari terbaik dalam setahun untuk memperbanyak amal. Dalam rangka menyambut Idul Adha dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang, ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Amalan ini tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga meningkatkan kualitas spiritual serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yuk, kita pelajari lebih dalam tiga amalan utama yang bisa kita lakukan menjelang Idul Adha!
1. Memperbanyak zikir dan takbir

Salah satu amalan sunah yang sangat dianjurkan menjelang Idul Adha adalah memperbanyak zikir, terutama takbir, tahlil, dan tahmid. Takbir ini dikenal juga sebagai takbiran, yang dapat dilakukan sejak 1 Zulhijah hingga hari tasyrik (11-13 Zulhijah). Dengan memperbanyak zikir, kita mengingat kebesaran Allah SWT, menenangkan hati, dan menghidupkan suasana religius dalam menyambut hari raya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 28: "...dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan..". Ayat ini merujuk pada hari-hari Zulhijah khususnya Idul Adha dan mengajarkan kita untuk memakmurkan hari-hari tersebut dengan menyebut nama-Nya sebanyak mungkin. Zikir bukan hanya bacaan, tetapi juga bentuk rasa syukur dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya.
2. Berpuasa di hari-hari awal Zulhijah, terutama Hari Arafah

Puasa di sembilan hari pertama bulan Zulhijah sangat dianjurkan, terutama pada tanggal 9 Zulhijah atau dikenal sebagai Hari Arafah. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim). Bagi yang tidak sedang menunaikan haji, ini menjadi kesempatan emas untuk meraih ampunan Allah dengan cara yang mudah.
Allah SWT juga bersumpah dalam Surah Al-Fajr ayat 2, "Demi malam yang sepuluh". Ulama menafsirkan ayat ini sebagai keutamaan 10 hari pertama bulan Zulhijah. Maka, puasa selama hari-hari ini, terutama Hari Arafah, menjadi amalan luar biasa. Selain sebagai ibadah pribadi, puasa ini juga melatih kesabaran dan keikhlasan kita dalam menahan diri dari hal-hal yang membatalkan pahala.
3. Bersiap dan berniat untuk berkurban

Berkurban adalah amalan utama pada Idul Adha yang sangat dianjurkan bagi Muslim yang mampu. Kurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga bentuk simbolik dari ketundukan dan pengorbanan kita kepada Allah SWT.
Kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan untuk mengorbankan putranya Ismail AS menjadi teladan keikhlasan dan keimanan yang luar biasa. Kurban pun menjadi cara kita berbagi rezeki dengan sesama, terutama yang membutuhkan.
Allah SWT memerintahkan dalam Surah Al-Kautsar ayat 2: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." Ayat ini menjadi dasar pentingnya ibadah kurban yang tidak hanya memiliki nilai spiritual, tapi juga sosial. Saat kita berkurban, kita menunjukkan kepedulian kepada masyarakat sekitar, memperkuat silaturahmi, dan menyebarkan kebahagiaan di hari raya.
Idul Adha bukan hanya tentang kurban, tapi juga tentang bagaimana kita mempersiapkan hati dan amal kita menjelang hari besar tersebut. Dengan memperbanyak zikir, puasa, dan berniat kurban, kita bisa menyambut Idul Adha dengan iman yang lebih kuat dan hati yang lebih lapang.