TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sisi Negatif Dikelilingi Orang Gemar Mengeluh

Kamu jadi pesimis dan tidak percaya diri dalam berusaha

ilustrasi dikelilingi orang gemar mengeluh (pexels.com/Ron Lach)

Menjalani lika-liku kehidupan, adakalanya seseorang berhadapan dengan masalah. Contohnya saja saat berhadapan dengan kegagalan. Atau mereka terjebak dalam lingkungan yang tidak mendukung. Untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, mengeluh adalah pilihan.

Terkadang kita harus terjebak di tengah orang gemar mengeluh. Permasalahan sedikit saja sudah membuat mereka patah semangat. Situasi seperti ini menjadi dilema tersendiri. Saat dikelilingi orang gemar mengeluh, pastinya juga ada sisi negatif dirasakan.

Baca Juga: 5 Tanda Terlalu sering Menekan Emosi dalam Diri, Suka Mati Rasa?

1. Ragu saat hendak mengambil keputusan

ilustrasi merasa ragu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan ketidaknyamanannya. Termasuk saat ia menghadapi masalah dan lika-liku kehidupan. Salah satunya dengan berbagai keluhan bersama orang-orang sekitar.

Tapi saat mereka mengeluh terlalu sering, ternyata juga menjadi sisi negatif tersendiri. Kamu jadi ragu saat hendak mengambil keputusan. Keluhan dan lika-liku hidup mereka menjadi pertimbangan tambahan. Kamu khawatir jika malah mengambil keputusan yang salah.

2. Timbul perasaan tidak percaya diri saat hendak melangkah

ilustrasi merasa ragu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengeluh memang menjadi ekspresi untuk menunjukkan ketidaknyamanan terhadap situasi. Terutama saat kamu menghadapi rangkaian masalah dan lika-liku kurang menyenangkan. Tapi terlalu sering mengeluh juga bukan kebiasaan yang baik.

Menjadi suatu hal buruk saat kamu terjebak di tengah lingkungan orang-orang gemar mengeluh. Secara berkelanjutan timbul perasaan tidak percaya diri saat hendak melangkah. Kamu tidak benar-benar totalitas dalam berusaha karena perasaan khawatir.

3. Menumbuhkan sikap pesimis dalam diri

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Cottonbro studio)

Dalam berjuang setelah seharusnya diiringi dengan sikap optimis. Kamu memiliki keyakinan penuh pasti akan berhasil. Setidaknya ini menguatkan mental dan kesungguhan dalam berusaha. Tapi pada faktanya, dalam berusaha tidak jarang sikap pesimis muncul.

Hal ini bisa terjadi karena kamu dikelilingi orang-orang gemar mengeluh. Permasalahan sedikit saja sudah membuatnya rapuh dan merasa jadi orang paling menderita. Jika tidak memiliki pendirian yang kuat, kamu justru terseret ke dalam kebiasaan tersebut. Dalam berusaha selalu didominasi oleh perasaan tidak yakin dan takut gagal.

4. Penurunan motivasi saat berusaha

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Alex Green)

Dengan adanya motivasi seseorang bisa berusaha dengan lebih maksimal. Kamu tahu betul tujuan dari perjuangan yang dilakukan. Tapi sayangnya, motivasi tidak selalu berada dalam posisi stabil. Beberapa hal di lingkungan sekitar bisa menyebabkan penurunan motivasi tersebut.

Salah satunya saat kamu dikelilingi orang-orang yang gemar mengeluh. Kamu tidak lagi bersemangat meraih pencapaian terbaik. Hanya karena mendengar cerita buruk permasalahan orang lain, tiba-tiba merasa gelisah dan tidak bersemangat ketika berusaha.

5. Mempengaruhi suasana hati sehingga tidak stabil

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Liza Summer)

Berusaha bukan tentang bekerja keras sepanjang waktu. Tapi hal ini turut dipengaruhi oleh suasana hati. Apakah mood dalam kondisi yang baik, atau justru ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi suasana hati tidak stabil.

Tentu menjadi tantangan tersendiri saat kamu terjebak di tengah lingkungan orang-orang gemar mengeluh. Sisi buruknya, kamu gampang sekali terpancing bad mood. Apalagi menghadapi kenyataan kamu bisa saja menghadapi risiko serupa. Rasa takut akan kegagalan membuat suasana hati memburuk dan tidak bisa berpikir logis.

Baca Juga: 6 Cara Menegur Teman yang Suka Mengeluh, Tanpa Bikin Tersinggung

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya