TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Seseorang Bereaksi Berlebihan pada Sesuatu, Traumanya Terpicu

Jangan disepelekan apalagi dilabeli “drama” 

ilustrasi merasa terluka (Unsplash.com/Ivan Aleksic)

Reaksi seseorang terhadap sesuatu memang terkadang bisa cukup sulit diprediksi. Di satu waktu akan biasa saja, tapi di lain waktu justru tampak merespons situasi dengan sangat berlebihan. Sayangnya, dalam kondisi ini sebagian orang kerap menilai negatif bahkan melabeli lebay atau dianggap cuma “drama”. Padahal bisa saja memang ada alasan kuat yang membuat mereka bereaksi di luar dugaan.

Jangan disepelekan, berikut lima alasan kenapa seseorang bisa bereaksi berlebihan terhadap sesuatu. Boleh jadi memang ada trauma yang terpicu atau sedang labil secara emosi.

1. Trauma masa lalunya sedang terpicu 

ilustrasi merasa takut (Pexels.com/Rene Asmussen)

Trauma memang bisa sangat membekas dan sulit diatasi dalam waktu singkat sebab ada emosi negatif yang seolah terus melekat. Bukan cuma rasa takut dan cemas, gak jarang perasaan malu, bersalah, sedih hingga marah juga ikut menyerang mental seseorang yang punya pengalaman traumatis di masa lalu.

Gak heran saat dihadapkan dalam situasi yang memicu trauma, dia akan merespons secara berlebihan. Ada ledakan emosi yang dirasakan dan tanpa sadar muncul ke permukaan lewat reaksi yang tampak berlebihan bagi orang lain. Padahal sebenarnya reaksi semacam ini cukup wajar mengingat latar belakang trauma yang dialami dulu.

Baca Juga: 5 Pertanyaan yang Bisa Membantumu Mengelola Emosi Negatif

2. Emosi saat itu tidak stabil 

ilustrasi perempuan muda (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Meski gak memiliki trauma, tapi reaksi berlebihan juga bisa muncul jika emosi sedang labil. Situasi ini biasanya disebabkan adanya kebiasaan memendam perasaan hingga di satu titik merasa tidak mampu menahannya lagi. Ketika beban terasa makin berat ditambah ada kejadian yang memancing emosi, bisa dipastikan respons yang diberikan akan di luar kendali.

Emosi yang kerap terabaikan dan amarah yang sering ditekan tanpa sadar akan meluap dan menyerang orang lain yang sebenarnya gak layak jadi pelampiasan. Ibarat bom waktu yang sudah tersimpan lama, hanya butuh satu kejadian yang jadi pemicu hingga semua orang bisa saja jadi target ledakan emosi.

3. Sedang kewalahan akibat stres yang dialami 

ilustrasi merasa terluka (Unsplash.com/Ivan Aleksic)

Namanya hidup, pasti akan ada saja masalah yang membebani pikiran hingga berujung pada stres yang dirasakan. Sayangnya, gak semua orang bisa mengelola stres yang ada dan tetap berpikiran jernih dalam merespons situasi, baik sikap maupun perkataan yang dianggap kurang nyaman.

Bisa saja orang selalu tersenyum ramah tapi memendam masalah yang masih sulit terpecahkan. Situasi di mana orang sedang kewalahan secara emosional juga gak selalu bisa terlihat jelas. Walhasil, ketika tanpa sengaja “disenggol”, reaksi yang gak sewajarnya pun akan jadi respons pertama yang dikeluarkan dan biasanya tampak berapi-api dalam konotasi negatif.

4. Situasi berduka membuat perasaan seolah campur aduk 

ilustrasi bersedih (Pexels.com/Nathan Martins)

Sudah jadi rahasia umum kalau dalamnya hati seseorang sangat sulit diduga, terlebih saat dihadapkan dengan kesedihan. Situasi berduka seringkali membuat segala sesuatu tampak rumit dan perasaan pun jadi campur aduk hingga proses mengobati luka hati pun gak jarang butuh waktu yang tidak sebentar.

Gak heran kalau dalam situasi bersedih, perilaku orang lain bisa bikin seseorang gak nyaman hingga merespons secara berlebihan. Jadi, seharusnya orang lain berhenti mengaduk-aduk emosi di momen yang kurang tepat ini. Meski niatnya memberi semangat, tapi kerumitan orang yang berduka akan sulit ditebak karena sedang kesulitan berpikir dengan jernih.

Baca Juga: 5 Fakta Trauma Akustik, Gangguan Pendengaran akibat Suara Keras

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya