Andi Rabiah: Suster Apung yang Rela Mengarungi Lautan Demi Membantu Sesama

Andi Rabiah adalah seorang suster puskesmas di pulau-pulau terpencil di wilayah Nusa Tenggara Timur. Tak tanggung-tanggung, pulau yang dijadikan tempatnya mengabdi berjumlah sepuluh pulau. Untuk mobilitasnya, Rabiah harus mengarungi lautan dengan sebuah perahu kecil. Karena hal inilah, Rabiah dikenal dengan sebutan suster apung.

Karena ditugaskan di daerah terpencil yang jauh dari pembangunan dan arus teknologi, Rabiah harus dihadapkan pada kenyataan pahit saat awal-awal dia mengabdi. Dia ditolak oleh masyarakat sekitar karena pada saat itu masyarakat lebih percaya dukun dibandingkan suster sepertinya.

Namun penolakan itu tak menyurutkan semangatnya. Dia tetap berusaha mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar hingga lambat laun dia dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan.

Setelah mendapat kepercayaan dari masyarakat, tugas Rabiah semakin berat. Hal itu diperparah dengan minimnya fasilitas penunjang kesehatan. Pernah suatu hari Rabiah kehabisan cairan infus dan stok cairan infus yang ada sudah kadaluarsa. Sementara pada saat itu, terdapat seorang pasien yang mengalami dehidrasi parah karena diare akut dan satu-satunya jalan adalah dengan memberikan cairan infus yang sudah kadaluarsa atau kalau tidak pasien akan meninggal dunia.

Setelah mendapat izin dari keluarga pasien, Rabiah terpaksa memasang cairan infus tersebut ke tubuh pasien. Untungnya cairan infus tersebut tidak berefek samping pada pasien hingga pasien dinyatakan sembuh.

Puluhan tahun menjadi suster apung, banyak pengalaman yang sudah dirasakan oleh Rabiah. Salah satunya, perahunya sempat karam karena diterjang ombak besar. Hal ini mengakibatkan Rabiah harus terdampar selama dua minggu di sebuah pulau tak berpenghuni dengan 14 orang penumpang perahu lainnya.

Rabiah harus membagi satu liter beras untuk 14 orang agar mereka tetap dapat bertahan hidup. Untungnya dalam empat belas hari, bantuan datang setelah Rabiah mengirimkan pesan meminta pertolongan di kulit penyu.

Kisah perjuangan Andi Rabiah ini tidak berakhir sia-sia. Kisahnya diketahui banyak pihak setelah sebuah media menayangkan profilnya. Bantuan sempat datang dari Jusuf Kalla, yang waktu itu memberikan sebuah perahu baru sebagai alat transportasinya. Selain itu pada tanggal 17 Agustus 2016 kemarin, Andi juga diundang Jokowi untuk mengikuti upacara kemerdekaan di istana.

Semoga perjuangan Andi Rabiah bisa menginspirasimu untuk menjadi perempuan hebat bagi orang di sekitar ya!