5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisis

Yuk, kenali dan cari solusinya!

Memasuki usia 20 tahun, ada begitu banyak tantangan yang akan dihadapi Gen Z. Pada usia yang mulai mengalami transisi dari masa remaja menuju dewasa itu, Gen Z harus memikirkan dan memilih beberapa keputusan yang dapat mengubah kehidupan mereka di masa depan. Maka tak mengherankan kalau ada begitu banyak Gen Z yang mengalami fase quarter life crisis ketika memasuki usia 20 tahunan.

Quarter life crisis sendiri merupakan suatu fase ketika Gen Z mulai mempertanyakan eksistensi dan identitasnya, mengutip Bradley University. Mereka mulai memikirkan berbagai masalah penting dalam hidupnya karena terkejut dengan transisi kehidupan dari masa remaja ke kehidupan dewasa. Fase ini jelas harus dilalui, sebab kalau dipikirkan berlarut-larut tanpa solusi konkret, maka bukan tidak mungkin kalau hal tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup.

Nah, penting bagi Gen Z untuk mengenal masalah apa saja yang umum mereka jumpai ketika sedang menghadapi quarter life crisis. Ketika sudah mengetahuinya, cari tahu pula solusi apa yang paling baik untuk mengatasi pikiran-pikiran negatif di kepala. Kalau kita mengenal masalah dan segera mencari jawaban untuk mengatasinya, sebenarnya quarter life crisis itu sama sekali #gakmaagsalah kok!

Kali ini, kita akan membahas soal masalah apa, sih, yang umumnya dihadapi Gen Z pada fase quarter life crisis. Selain itu, ada pula beberapa tips yang bisa digunakan sebagai solusi untuk menghadapinya. Penasaran, kan? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Merasa takut ketika memikirkan masa depan

5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisisilustrasi Gen Z yang bingung dan takut terhadap masa depannya (pixabay.com/geralt)

Salah satu hal yang pasti ada di benak Gen Z ketika mengalami quarter life crisis adalah soal masa depan. Memang ada begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi bagi masa depan seseorang. Bisa jadi masa depan cerah akan tercapai, tetapi ketakutan soal masa depan yang suram pun juga jadi biang keladi munculnya quarter life crisis bagi Gen Z.

Ketakutan pada masa depan ini biasanya muncul ketika Gen Z memiliki banyak mimpi di masa depan. Impian itu bisa muncul dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Pada saat mereka menghadapi kenyataan kalau mimpi tersebut memiliki banyak jalan terjal jika ingin mencapainya, perasaan ketakutan soal apakah mereka bisa mewujudkan impian itu di masa depan akan mulai memenuhi pikirannya.

Dilansir laman Better Up, ketakutan pada masa depan Gen Z sebenarnya bisa mulai diatasi dengan melakukan refleksi pada diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri, apa perasaan yang sedang dirasakan, apa yang membuat khawatir akan masa depan, apa nilai-nilai yang dipegang, kemampuan apa yang paling menonjol, dan apakah Gen Z memiliki motivasi serta kemauan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Lewat sejumlah refleksi itu, setidaknya Gen Z bisa memulai menyusun rencana untuk menghadapinya.

2. Risau ketika memikirkan karier yang ingin dijalani

5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisisilustrasi seorang pria yang pusing memikirkan karirnya (pixabay.com/Peggy_Marco)

Masalah karier yang dipilih merupakan kekhawatiran yang selalu membayang-bayangi Gen Z. Tak sedikit dari mereka yang pusing menentukan arah kariernya hingga mempertanyakan soal apakah pilihan kariernya sudah tepat. Masalah karier ini jelas akan semakin menghantui Gen Z jika mereka tak menguasai satu skill khusus maupun belum memiliki pengalaman profesional ketika usianya sudah mencapai 20 tahunan.

Dilansir The Guardian, kekhawatiran Gen Z pada pilihan kariernya juga ada andil dari lingkungan sekitar. Mereka pasti memikirkan apakah pilihan karier mereka merupakan jalan yang aman untuk memperoleh penghasilan, jenjang karier yang jelas, sampai kemudahan untuk pindah pekerjaan jika keadaan mendesak. Belum lagi, ada pula Gen Z yang menghadapi keluarga yang memaksakan karier yang sebenarnya tak mereka sukai.

Kalau sudah begitu, refleksi pada diri sendiri saja jelas tidak cukup. Gen Z bisa mulai mengambil aksi untuk mempelajari dan menguasai skill tertentu agar jalan menuju karier yang diinginkan bisa terbuka lebar. Selain itu, mulai komunikasikan dengan orang-orang terdekat soal tujuan dan harapan karier yang diinginkan agar mereka tahu soal apa yang Gen Z inginkan untuk kariernya nanti.

Baca Juga: 5 Kekuatan dalam Diri untuk Hadapi Quarter Life Crisis, You Can Do It!

3. Selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain

5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisismedia sosial, tempat dimana Gen Z sering membuat mereka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain (pixabay.com/Firmbee)

Ketika membuka media sosial, sering kali kita melihat begitu banyak cerita yang dibagikan orang lain soal kesuksesan dirinya. Bagi Gen Z yang sedang mengalami quarter life crisis, melihat cerita-cerita itu justru bisa menimbulkan luka.

Mereka akan mulai membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan orang lain yang dirasa lebih sukses ketimbang. Setelah itu, perasaan-perasaan negatif pasti akan memenuhi kepala Gen Z.

Tak hanya dari media sosial. Melihat pencapaian anak tetangga sampai teman sendiri pun bisa memicu pikiran negatif dalam benak Gen Z. Pertanyaan seperti, mengapa mereka belum sukses, mengapa orang lain bisa sedangkan mereka tidak, atau bagaimana cara mengejar orang-orang sukses pastinya akan selalu membayang-bayangi pikiran Gen Z.

dm-player

Satu hal yang perlu diingat Gen Z jika mulai berpikiran seperti itu, tiap-tiap individu itu unik. Kita memiliki takaran dan garis start masing-masing yang pastinya tak akan sama antara satu sama lain. Maka dari itu, tak perlu merisaukan pencapaian orang lain. Menjadikannya sebagai motivasi memang boleh, namun jangan selalu dijadikan patokan bagi kehidupan.

4. Takut dengan kemampuan finansial pada masa yang akan datang

5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisismerencanakan kebutuhan finansial secara terperinci (pixabay.com/Firmbee)

Uang jelas merupakan salah satu hal paling esensial, tak hanya bagi Gen Z, tapi juga bagi manusia secara umumnya. Kekurangan uang hingga tak memiliki jalan untuk memperoleh uang ketika usianya sudah menginjak masa dewasa jelas jadi krisis besar bagi Gen Z. Bukan hanya itu, masalah soal pengelolaan finansial yang baik nyatanya juga jadi PR bagi Gen Z ketika mereka mulai memperoleh penghasilannya sendiri.

Dilansir Whyy, ketakutan Gen Z terhadap masalah finansial akan semakin diperparah jika mereka terjerat dalam berbagai masalah finansial. Misalnya saja utang, inflasi, sampai ketidakpastian bisa turut menambah beban Gen Z yang berujung pada masuknya mereka dalam quarter life crisis. Kalau sudah begini, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan Gen Z agar bisa terbebas dari rasa khawatir dan ketakutan itu.

Menabung, menyusun rencana anggaran bulanan secara terperinci, sampai menghemat pengeluaran. Kalau tujuan Gen Z adalah mencapai kebebasan finansial di masa depan, maka kurangi pengeluaran untuk hal-hal tak penting.

Selain itu, menyiapkan dana darurat juga bisa menjadi solusi ketika kondisi finansial tiba-tiba menjadi buruk. Sebab, tanpa perencanaan dan persiapan yang matang, masalah finansial bisa menjadi momok menakutkan bagi Gen Z, baik secara mental maupun fisik.

Jika hal tersebut selalu membebani pikiran, bukan tak mungkin tubuh akan terserang berbagai penyakit. Apalagi ketika nafsu makan menurun akibat stres ketika memikirkan masalah finansial selama fase quarter life crisis. Masalah pencernaan seperti gangguan lambung pun bisa menyerang tubuh kapan saja.

Untungnya, Sido Muncul sebagai perusahaan produk herbal punya produk baru yang bisa membantu mengatasi masalah itu. Namanya adalah Esemag, jamu herbal dengan kandungan zat curcuminoid, licorice, dan meniran yang efektif selesaikan maag. Tak cuma itu, Esemag juga bisa banget untuk membantu redakan gangguan lambung lain, seperti rasa mual, muntah-muntah, dan nyeri pada ulu hati. Tenang saja, Esemag 100 persen herbal, kok. Jadi produk ini tanpa efek samping dan aman untuk dikonsumsi tiap hari.

Cukup dengan mengonsumsi Esemag 3 kali sehari dengan takaran 1 sachet, kamu sudah bisa merasakan manfaat dari Curcuma domestica rhizoma extract, Licorice extract, dan Phylanthus niruri herba extract yang bekerja untuk lambungmu. Tak perlu khawatir soal keamanannya. Esemag sudah lolos uji aflatoksin, cemaran logam, dan cemaran mikroba dari Laboratorium PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk yang tersertifikasi KAN dan ISO 17025.

Setelah mengonsumsi Esemag, jangan lupa pula untuk menjaga makanan yang punya reaksi buruk pada lambung dan hindari stres berlebih, ya! Kalau kamu sudah melakukan hal-hal di atas, dijamin, deh, penyakit lambung itu #gakmaagsalah lagi!

5. Khawatir soal membangun hubungan yang lebih serius

5 Masalah yang Biasa Dihadapi Gen Z pada Masa Quarter Life Crisispotret pasangan yang saling berpegangan tangan (pixabay.com/Ioilamtan)

Quarter life crisis tak melulu berbicara soal karier dan finansial. Masalah tentang hubungan romantis dengan lawan jenis juga jadi momok yang mulai menghantui pikiran Gen Z. Pada usia 20 tahunan inilah Gen Z biasanya dituntut untuk segera membangun hubungan ke jenjang yang lebih serius dengan pasangannya.

Zencare melansir bahwa ada banyak hal yang harus dipikirkan oleh Gen Z tentang hal ini. Mulai dari mengatasi stres jika baru saja berpisah dari pasangan, memikirkan untuk mulai berpisah dari keluarga di rumah, dan memahami sulitnya berkeluarga. Maka dari itu, tak jarang dari Gen Z yang takut untuk membangun hubungan ke jenjang yang serius karena begitu banyak risiko dan tantangan yang akan menghampiri dikemudian hari.

Kalau sudah begitu, Gen Z pertama-tama harus sadar dahulu soal apa yang jadi hambatan bagi mereka untuk membangun hubungan yang serius dengan pasangan. Apakah soal sulitnya menemukan orang yang tepat atau memang ada ketakutan tertentu pada hubungan mereka dimasa yang akan datang.

Buat keputusan berdasarkan nilai dan harapan yang Gen Z miliki soal hubungannya dengan pasangan nantinya. Temukan orang yang dirasa tepat dan rajut kembali secara serius hubungan itu bersamanya.

Perlu diingat pula bahwa tak ada pasangan yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu, saling melengkapi dan mengasihi dengan pasangan juga jadi salah satu cara untuk mengatasi kekhawatiran soal hubungan romantis bagi Gen Z.

Quarter life crisis pada dasarnya memang hampir dirasakan oleh kalangan Gen Z. DIkutip dari The Guardian, sekitar 86 persen pemuda berusia 20-30 tahunan pasti mengalami fase quarter life crisis. Maka dari itu, mengenal dan mencari solusi atas hal-hal yang menjadi kekhawatiran Gen Z harus dilakukan secepatnya agar mereka bisa melangkah maju.

Kalaupun kesulitan untuk melewati fase quarter life crisis sendirian, jangan ragu meminta bantuan ke orang lain. Mulai dari orang-orang di sekitar sampai bantuan dari ahli bisa jadi alternatif kalau krisis yang Gen Z rasakan semakin berlarut-larut. Intinya, tetap kuat dan semangat untuk menghadapi segala tantangan yang ada di depan mata, ya!

Baca Juga: 7 Aturan dalam Mengikuti Tren, Milenial dan Gen Z Harus Paham!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya