Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Benar Tidak Boleh Menikah di Bulan Muharram?

ilustrasi masjid (pexels.com/Pixabay)

Kita akan memasuki bulan Muharram, yakni bulan pertama dalam kalender Hijriah. Sebagai bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt, kita dianjurkan melakukan amalan tertentu. Kita juga harus menghindari larangan di bulan Muharram.

Salah satu yang sering jadi perdebatan adalah larangan menikah di bulan Muharram karena bulan ini juga bertepatan dengan bulan Suro dalam kalender Jawa. Namun, apakah benar tidak boleh menikah di bulan Muharram? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Apakah benar tidak boleh menikah di bulan Muharram?

ilustrasi bulan Muharram (freepik.com/DesEYEns)

Tahukah kamu bahwa bulan Muharram juga disebut bulan Suro dalam kalender Jawa? Bagi masyarakat dengan kebudayaan Jawa yang masih kuat, bulan Suro dianggap sakral. Oleh karena itu, perayaan atau pesta pernikahan gak boleh digelar di bulan tersebut.

Mereka yang menikah di bulan Suro dipercaya akan menerima kesialan, seperti pernikahannya gak sejahtera, terlilit utang, sampai kematian. Bulan Suro dipercaya sebagai bulan yang harus dilewati dengan keheningan serta perenungan. Sehingga, merayakan pernikahan atau menggelar pesta adalah bentuk tidak hormat terhadap kesakralan bulan tersebut.

Nah, dalam Islam, larangan di bulan Suro termasuk larangan menggelar pernikahan tidak ada hukumnya. Dalam Islam, Muharram yang bertepatan dengan bulan Suro adalah bulan yang mulia. Hal ini sesuai bunyi HR. Muslim yang mana Rasulullah bersabda:

( أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ ) رواه مسلم (1163)

"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram".

Jadi, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan dan ibadah di bulan Muharram. Misalnya amalan seperti puasa Muharram, puasa Asyura, puasa Tasua, sedekah, menyambung silahturahmi, mengusap kepala anak yatim, dan sebagainya.

Sahabat nabi menikah di bulan Muharram

ilustrasi menikah (pexels.com/Reynaldo Yodia)

Selain tidak hukum Islam yang mengatur larangan menikah di bulan Muharram, terdapat fakta menarik lainnya. Ternyata, sahabat nabi Ali bin Abi Thalib pernah menggelar pernikahan di bulan tersebut.

Ali dan Fatimah RA menikah pada awal rahun ke-3 Hijriah. Ibnu Katsir berkata: "Al Baihaqi meriwayatkan dari kitab “al Ma’rifah” karangan Abu Abdillah bin Mundihi bahwa Ali menikah dengan Fatimah satu tahun setelah hijrah dan tinggal bersamanya pada satu tahun berikutnya, atas dasar ini maka beliau menggaulinya pada awal tahun ke-3 H." (Al Bidayah wan Nihayah: 3/419).

Apa saja larangan di bulan Muharram?

ilustrasi masjid (pexels.com/Konevi)

Ada empat bulan haram (bulan mulia) dalam Islam. Salah satunya adalah bulan Muharram. Selain itu, masih ada bulan Dzulqa`dah, Dzulhijjah, dan Rajab. 

Keempat bulan tersebut disucikan atau dimuliakan oleh Allah Swt. Di bulan-bulan itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan. 

Berdasarkan firman Allah dalam surat At- Taubah (ayat 36), larangan di bulan Muharram adalah umat Islam tidak boleh menganiaya diri sendiri. Selain itu, jika kamu melakukan maksiat di bulan-bulan mulia, maka dosanya jauh lebih besar. 

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Jadi, pada bulan-bulan mulia, Allah SWT akan melipatgandakan dosa maupun pahala. Apabila berbuat maksiat, dosanya berlipat ganda. Sebaliknya, jika melakukan kebaikan atau amalan tertentu, pahalanya akan dilipatkan oleh-Nya.

Ada pula pendapat yang menyebutkan, umat Islam dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan suci. Akan tetapi, pendapat ini belum pasti karena masih sering diperdebatkan para ulama.

Demikian penjelasan mengenai apakah benar tidak boleh menikah di bulan Muharram. Ingat, selalu jaga dan kendalikan diri. Jangan sampai sering melakukan maksiat, apalagi di bulan Muharram karena dosanya berlipat ganda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
Delvia Y Oktaviani
3+
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us