Nyaris Bunuh Diri, Ini Cara 10 Artis Dunia Berjuang Melawan Depresi

Kerap membintangi peran kocak bukan berarti Jim bisa terhindar dari jeratan depresi. Jim termasuk selebriti yang terbuka tentang depresi yang pernah dialaminya. Setelah mengalami kegagalan kedua kalinya, Jim mencari bantuan pada psikiater dan diwajibkan untuk mengonsumsi obat antidepresan.

Meski ia mengakui hal tersebut cukup membantu kondisinya, namun ia tidak ingin mengonsumsi obat selamanya. 

Untuk mengurangi ketergantungannya pada obat, Jim belajar untuk selalu berpikiran positif. Setiap bangun pagi, ia selalu mengafirmasi dirinya bahwa hidup ini menyenangkan. Selain itu, ia juga menerapkan pola makan sehat dan suplemen alami yang dapat memperbaiki kesehatan mentalnya.

Tidak lama setelah ia mengakui bahwa dirinya adalah lesbian, ia dipecat dari sitkom populer yang dibintanginya. Tidak cukup sampai di situ. Ellen juga harus menerima pemberitaan negatif dari publik.

Bahkan acaranya yang dibintanginya, harus dibatalkan. Ia dianggap tidak pantas untuk berada di industri tersebut dan harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lagi bisa berkarier. 

Hal tersebut tentu membuat Ellen depresi. Dikutip dari Marieclaire.com, ia menceritakan betapa tersiksanya ia saat menjalani perawatan. Ia memutuskan untuk pergi dari Los Angeles dan mulai menjalani pengobatan.

Di saat yang sama ia menjalani meditasi dan mulai menulis. Perlahan namun pasti, ia mampu bangkit keluar dari keterpurukannya. Di tahun 2003 ia mulai kembali ke industri hiburan dengan membaca acara talkshow bertajuk Ellen DeGeneres Show yang masih bertahan hingga sekarang.

Di tahun 2016, Presiden Obama menganugerahi penghargaan “Medal od Freedom”, yang merupakan penghargaan tertinggi bagi warga negara, atas komitmennya terhadap persamaan hak bagi seluruh warga negara, tidak terkecuali LGBTQ.

Popularitas, kekayaan, dan kecantikan, ternyata tidak selamanya membawa kebahagiaan. Cara Delevigne contohnya. Di usia 15 tahun, ia sudah mendapatkan apa yang kebanyakan remaja inginkan, kaya dan terkenal.

Namun ternyata di balik itu ia memiliki depresi, kegelisahan, dan self-hatred. Terapi dan pengobatan tidak lantas membuat keadaannya membaik, dan ia justru melampiaskannya dengan berpesta dan mengkonsumsi obat-obat terlarang.

Pada satu titik, ia pernah memutuskan untuk mencoba mengakhiri hidupnya. Untungnya, ia segera sadar akan pentingnya mencintai diri sendiri. Uniknya, Cara rupanya terinspirasi dari oleh lagunya Outkast berjudul “SpottieOttieDopaliscious”. Ia tidak sengaja mendengarnya pada saat pemakaman teman dekatnya yang meninggal karena overdosis.

Cara kini mampu mengontrol depresonya dan melanjutkan karier gemilangnya di dunia modeling dan film.

Tidak ada yang menyangka bahwa di balik bakat aktingnya yang ‘ciamik’, Johnny ternyata mengidap kecemasan (Anxiety) yang parah. Hal tersebut kemudian memicu depresi pada dirinya. Untuk mengatasinya, Johnny rutin mengunjungi terapis setiap saat.

Bahkan di saat syuting, ia tidak segan meminta bantuan terapis untuk mengatasi masalah mental yang dialaminya.

Eminem diketahui telah menjalani banyak sekali masa-masa sulit dalam hidupnya. Ia dibersarkan oleh kemiskinan bersama dengan ibunya, dan membuatnya harus berkali-kali berpindah tempat tinggal. Ia harus menerima kenyataan bahwa paman yang sangat dekat dengannya harus meninggal dengan cara bunuh diri, dilansir dari Theguardian.com.

Di sekolah, ia selalu mendapatkan nilai yang buruk sehingga harus dikeluarkan dari sekolah. Di tahun 2006, ia sangat terpukul ketika mengetahui teman dekatnya tewas dibunuh. Ia bahkan pernah ditemukan overdosis di kamar mandi rumahnya. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan. 

Kehidupan yang sulit, membuat mentalnya bermasalah. Diketahui ia mengidap depresi dan gangguan emosional. Setelah ditemukan overdosis, ia menjalani terapi untuk memperbaiki kondisi mentalnya, yang membuatnya harus membatalkan rencana turnya ke Eropa.

Meskipun memakan waktu yang tidak sebentar, perlahan, Eminem mulai kembali bangkit dan berkarya seperti sedia kala.

Anne meraih kesuksesan pada usia 19 tahun berkat perannya di film”The Princess Diaries”. Namun pada sebuah wawancara dengan majalan Tatler di tahun 2007, Anne mengungkapkan bahwa dirinya menderita depresi dan kecemasan.

Anne lantas mengambil masa cuti dari dunia hidburan dan mencoba mengatasi kondisinya tanpa bantuan obat-obatan.

Sebelum mencapai ketenaran, Jolie diketahui menderita depresi sejak ia masih remaja. Ia cukup terbuka dengan pengalaman depresi yang ia alami meskipun tidak menjelaskan penyebabnya. Tidak berhenti sampai di situ. Di saat ia tengah mengalami kesuksesan, ia kembali menderita depresi di tahun 2007 akibat kematian ibunya.

Ia merasa tertekan dan tidak mampu bangun di pagi hari. Namun Jolie selalu mencoba untuk menyibukkan dirinya setiap hari, agar mampu mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang dapat memicu depresinya.

Lady Gaga tidak pernah malu untuk mengakui tentang pergulatannya melawan depresi dan kecemasan yang dialami sepanjang hidupnya. Dari pengalamannya, ia belajar bahwa kesedihan sehebat apapun tidak akan sanggup menghancurkan hidupnya. Hingga hari ini, Lady Gaga tidak berhenti untuk mengadvokasi perihal kesehatan mental.

Bahkan ia mendirikan Yayasan “Born This Way”, yang bertujuan untuk memberdayakan remaja, menginspirasi, dan menyediakan bantuan bagi remaja yang memiliki masalah dengan kecemasan, depresi, hingga bullying.

Hidupnya berubah setelah ia melahirkan putranya di tahun 2006. Saat itu ia tidak mengerti apa yang ia rasakan. Namun mantan suaminya, Chris Martin, menyadari bahwa Gwyneth menderita depresi pasca melahirkan atau postpartum depression. Ia merasakan sedih setiap saat dan tidak mampu untuk melihat bayinya.

Melalui blog pribadinya, Gwyneth sangat terbuka dalam menceritakan pengalamannya bergulat dengan depresi. Untungnya kondisi tersebut tidak berlarut. Gwyneth kemudian menjalani terapi dan rutin berolahraga. Dalam kurun waktu 5 bulan, kondisinya kembali membaik.

Hampir semua orang tahu bahwa perjalanan hidup JK. Rowling memang tidak mudah. Ia pernah hidup dalam kemiskinan, tidak memiliki pekerjaan, dan harus membesarkan putrinya seorang diri. Di saat bersamaan, ia juga mengidap depresi dan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Ia sempat menjalani terapi perilaku untuk mengatasi penyakitnya.

Ia beruntung karena terapi nya berjalan baik dan kini ia merasa lebih sehat dan bahagia. Untuk mengabadikan pengalamannya melawan depresi dan keingingan bunuh diri, ia terinspirasi untuk menciptakan tokoh Dementor dalam serial Harry Potter, yakni seorang mahkluk mengerikan yang dapat mengambil kebahagiaan manusia.

Belajar dari pengalaman publik figur di atas, melawan depresi memang bukan hal yang mudah. Jika kamu atau orang-orang terdekatmu mengalami tanda-tanda depresi, jangan ragu untuk menawarkan bantuan.

Berkonsultasi kepada ahli seperti psikolog atau psikiater bisa menjadi alternatif untuk bisa membantu mengatasi depresi, serta mencegah dari berbagai tindakan negatif seperti bunuh diri, menggunakan narkoba, atau mengonsumsi alkohol.

Bagi yang saat ini sedang berjuang melawan depresi, tetaplah berjuang dan jangan menyerah. Ingatlah bahwa dirimu berharga dan kamu akan menjadi pribadi yang lebih kuat ketika berhasil melewati masa-masa sulitmu.

Tidak ada tubuh yang sehat tanpa mental yang sehat. Jadi, jangan pernah meremehkan kesehatan mental, ya!