Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Baptis Bayi Katolik, Kenali Makna dan Tujuannya

Ilustrasi baptis (unsplash.com/Julia Michelle)
Ilustrasi baptis (unsplash.com/Julia Michelle)

Gereja memiliki sakramen baptis sebagai dasar kehidupan umat Kristiani. Hal ini juga sebagai pintu masuk kehidupan dalam roh dan sakramen-sakramen lainnya. Dalam pembaptisan, setiap pribadi yang dibaptis akan mendapat tiga karunia rahmat pembaptisan, yakni pengampunan dosa, digabungkan dalam gereja Tubuh Kristus, dan kelahiran baru sebagai anak Allah.

Pembaptisan adalah rahmat yang paling indah dan mulia dalam kepercayaan umat Kristiani. Oleh karena itu, gereja mengajak para orangtua menjadikannya sebagai satu warisan yang paling berharga kepada anak-anaknya sejak bayi. Lalu seperti apa baptis bayi Katolik? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Mengenal baptis bayi Katolik

ilustrasi bayi (pexels.com/Rene Terp)
ilustrasi bayi (pexels.com/Rene Terp)

Mengutip laman Keuskupan Bogor, dalam kehidupan gereja baptis bayi telah diterapkan sejak zaman rasul. Hal ini bisa dilihat saat peristiwa Rasul Paulus membaptis Krispus dan seisi rumahnya serta keluarga Stefanus. Rasul Paulus pun mengajarkan bahwa karena kita lahir dengan dosa Adam, maka kita semua perlu dibaptis dan anak-anak mesti mendapat perhatian dalam hal itu.

Sebab Yesus sendiri mengajarkan agar anak-anak jangan dihalangi untuk datang kepada-Nya. Dalam Perjanjian Lama pun bisa dilihat bahwa anak-anak digabungkan dalam perjanjian sunat yang dilakukan pada hari ke delapan saat mereka belum mampu menentukan bergabung atau tidak dalam Allah.

Maka seperti para orangtua dalam Perjanjian Lama memutuskan anak-anaknya disunat. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, orangtua memutuskan anaknya dibaptis, demi menghantarnya kepada keselamatan.

2. Pembaptisan bayi dikaitkan dengan dosa asal

ilustrasi bayi perempuan (unsplash.com/Hélder Almeida)
ilustrasi bayi perempuan (unsplash.com/Hélder Almeida)

Baptis bayi sangat erat kaitannya dengan dosa asal. Gereja mengajarkan bahwa setiap pribadi yang lahir ke dunia berada dalam keadaan berdosa yang diturunkan oleh Adam sebagai manusia pertama atau yang dikenal dengan dosa asal. Karena dosa asal itu, manusia kehilangan rahmat kekudusan dan terpisah dari Allah.

Manusia kehilangan the gift of integrity, sehingga bisa menderita dan manusia terbelenggu oleh dosa serta kejahatan. Melalui baptisan, gereja memberikan jalan bagi bayi. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan sang bayi dari dosa asal, dan mempercayakan pertumbuhan imannya di tangan orangtua, sebagai sarana membawa anak pada keselamatan.

3. Peranan orangtua terhadap pembaptisan

Ilustrasi baptis (unsplash.com/Julia Michelle)
Ilustrasi baptis (unsplash.com/Julia Michelle)

Mengutip laman Hidup Katolik, orangtua yang membaptiskan bayi mereka sebagai wujud tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Pasalnya, anak belum bisa memilih sendiri, karena ketika masih bayi dia membutuhkan orangtua dalam segala hal. Bayi tidak mungkin bisa makan sendiri, berpakaian sendiri, minum obat sendiri, atau melakukan aktivitas sendiri tanpa orangtua.

Dengan kata lain, orangtua tahu yang terbaik untuk bayinya, termasuk juga iman yang telah mereka yakini. Pemahaman ini telah disampaikan dan diyakini oleh orangtua saat menjawab kesediaan dalam menjalani hidup perkawinan oleh Imam, sesaat sebelum mereka menyatakan janji perkawinan yang berbunyi, “Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada kalian, dan mendidik mereka sesuai dengan hukum Kristus dan gereja-Nya?”

Di balik penyataan tersebut, ada pemahaman bahwa orangtua melakukan hal tersebut karena mereka memiliki iman dan keyakinan bahwa anak-anak mereka layak memahami kebenaran iman yang diyakini oleh orangtua. Oleh karena itu, pembaptisan bayi dilakukan orangtua dan tidak menunggu mereka dewasa karena anak-anak perlu dikuduskan sejak awal.

Itulah tadi pembahasan mengenai baptis bayi Katolik. Orangtua memiliki peranan besar dalam mendidik iman anak seperti apa yang mereka yakini dan percaya. Tanggung jawabnya sangat besar bagi sang anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Robertus Ari
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us