Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bhrisco Jordy, Secercah Harapan bagi Pendidikan Anak di Papua

Bhrisco Jordy bersama anak-anak di Pulau Mansinam (instagram.com/papuafutureproject)
Bhrisco Jordy bersama anak-anak di Pulau Mansinam (instagram.com/papuafutureproject)

Pendidikan adalah hak segala bangsa. Mungkin, itulah kalimat yang sering kamu dengar terkait akses pendidikan di Indonesia. Banyak yang mengatakan, terlebih pemerintah, bahwa pendidikan di Indonesia sudah merata hingga ke berbagai kalangan.

Nyatanya, kesenjangan pendidikan masih terjadi di Indonesia. Salah satu lokasi yang mengalami hal tersebut adalah Pulau Mansinam di Papua Barat. Anak-anak di pulau tersebut bisa dibilang mengalami ketertinggalan dari segi pendidikan. Aksesnya sangat tidak memadai.

Bersyukur, ada Papua Future Project yang didirikan oleh Bhrisco Jordy Dudi Padatu. Jordy bersama Papua Future Project menjadi harapan pendidikan bagi anak-anak Pulau Mansinam. Penerima 13th SATU Indonesia Awards dari ASTRA Indonesia tersebut mengerahkan waktu, tenaga, dan materi supaya anak-anak di Pulau Mansinam mendapatkan pendidikan layak.

Tak selalu mudah, tetapi Jordy bersama Papua Future Project sudah bertekad demi memajukan pendidikan di Pulau Mansinam. Tersenyumlah Indonesia, Jordy dan Papua Future Project layak disebut sebagai pahlawan pendidikan.

1. Pendidikan yang tidak merata menggetarkan hati Jordy untuk membentuk Papua Future Project

kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)
kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)

Hidup selama 22 tahun di Tanah Papua tentu bukan hal yang mudah bagi Jordy. Laki-laki yang lahir pada 9 September 2002 ini merasakan betul keterbatasan pendidikan di Papua. Banyak yang ia rasakan, seperti kurikulum pendidikan, jumlah tenaga pendidik, hingga akses pendidikan yang tidak merata.

Menurut Jordy, berharap pada pemerintah memang boleh-boleh saja. Namun, sampai kapan hal tersebut harus dilakukan? Hal tersebut yang membuat Jordy tergerak untuk mendirikan Papua Future Project pada 2020 lalu.

Berbekal pendidikan yang ia tempuh, Jordy berharap dapat membantu memajukan pendidikan anak di Papua Barat, khususnya Pulau Mansinam. Belum lagi, komunitas yang didirikan Jordy ini dibangun pada masa pandemik COVID-19. Saat itu, kondisi pendidikan di Papua semakin merosot.

"Sebelum COVID-19 saja pendidikan di Papua sudah sangat memprihatinkan, apalgi semenjak COVID-19 ini. Saat adanya lockdown, para guru dari Manokwari tidak datang, sehingga anak-anak di Pulau Mansinam juga tidak lanjut belajar," kata Jordy ketika diwawancarai pada 3 Desember 2022 lalu.

Akses pendidikan bagi anak-anak di Pulau Mansinam yang cukup memprihatinkan ternyata menggetarkan hati Jordy. Bersama Papua Future Project, Jordy memiliki misi untuk membuat pendidikan anak-anak di Pulau Mansinam jauh lebih baik.

2. Pulau Mansinam dipilih Jordy sebagai lokasi mengajar karena kesenjangan pendidikannya

kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)
kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)

Pemilihan lokasi Papua Future Project di Pulau Mansinam tentu melalui pertimbangan panjang. Pulau yang berjarak kurang lebih 10—20 menit dari Manokwari ini menjadi salah satu pulau paling bersejarah bagi peradaban orang asli Papua.

Pasalnya, Pulau Mansinam dianggap sebagai tonggak sejarah peradaban di Papua. Pada 1855, ada dua orang asal Jerman, Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob, datang ke Papua, tepatnya Pulau Mansinam. Saat itu, mereka menyebarkan ajaran Injil hingga meluas hingga kini.

Sayangnya, di balik kekayaan sejarahnya, Pulau Mansinam sangat tertinggal dari segi pendidikan. Kata Jordy, di Pulau Mansinam memang sudah ada sekolah, tetapi hanya sekolah dasar (SD). Selain itu, masalah juga ada dari segi kurikulum yang digunakan.

Seperti yang sudah dikatakan tadi, Pulau Mansinam masih sangat minim dari segi pendidikan. Apabila diminta mengikuti Kurikulum Merdeka seperti kebanyakan kota-kota besar dan maju lainnya, anak-anak di Pulau Mansinam sudah pasti ketinggalan.

"Ibaratnya, bagaimana kita bisa menyamakan anak-anak di Pulau Mansinam dengan teman-teman yang ada di daerah Jawa dan kota-kota besar lainnya?" pungkas Jordy.

Tenaga pendidik atau guru di Pulau Mansinam pun juga masih belum sepenuhnya mengetahui seluk-beluk Kurikulum Merdeka. Sebab, belum ada pelatihan terkait kurikulum tersebut, sehingga mereka mengajarkan apa yang sudah dikuasai.

Tak sampai di situ, terkadang, banyak juga guru yang jarang datang untuk mengajar anak-anak atau hanya datang untuk formalitas saja. Kalau hanya begitu, tentu saja proses belajar mengajar tidak akan efektif.

3. Papua Future Project jalankan tiga program utama untuk tunjang pendidikan di Pulau Mansinam

kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)
kegiatan di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)

Demi memajukan pendidikan anak di Pulau Mansinam, tentu saja Jordy dan Papua Future Project hadir tanpa tangan kosong. Selama sudah berjalan hampir 3 tahun, Papua Future Project telah menjalankan tiga program utamanya untuk pendidikan anak di Pulau Mansinam.

Setiap minggunya, Papua Future Project menjalankan bimbingan belajar intensif di Pulau Mansinam. Jordy bersama volunteer mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk mengajar beberapa hal pada anak-anak di Pulau Mansinam, seperti membaca dan menulis.

Selain itu, Papua Future Project juga mengadakan donasi buku dan literasi keliling. Gak cuma Pulau Mansinam, program kedua ini dilakukan sampai ke Raja Ampat hingga Tambrau. Kata Jordy, ia melakukan ini demi memberikan pengaruh besar di banyak pelosok sembari berlibur.

"Anak-anak di sana kebanyakan buta huruf. Selain baca dan tulis, kami juga mengedukasi anak-anak terkait pentingnya lingkungan," kata laki-laki 22 tahun itu.

Tak bergerak sendirian, Papua Future Project juga berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan programnya. Salah satunya adalah UNICEF. Bersama UNICEF, Papua Future Projet mengajarkan anak-anak tentang kesehatan, seperti cara mencuci tangan, reproduksi, bahkan pentingnya imunisasi.

Imunsasi di Pulau Mansinam sempat terkendala dengan banyaknya hoaks yang beredar, terlebih saat masa pandemik COVID-19 mulai menyerang. Banyak warga yang enggan vaksinasi karena takut meninggal dunia.

"Mereka takut vaksinasi karena pernah mendapat desas-desus orang yang diberi (vaksin) akan mati di tempat. Mulai dari situ, kita (Papua Future Project) berhubungan langsung dengan para tenaga pendidik untuk meng-influence warga terkait amannya vaksinasi," jelas Jordy.

Berkat Papua Future Project, tak hanya pendidikan anak saja yang semakin maju, tetapi juga kesehatan warganya. Program yang dijalankan mereka sungguh membantu dan mencerahkan masa depan.

4. Volunteer yang datang dan pergi jadi salah satu tantangan bagi Papua Future Project

volunteer di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)
volunteer di Papua Future Project (instagram.com/papuafutureproject)

Selama membangun pendidikan yang lebih baik di Pulau Mansinam, perjalanan Papua Future Project tak selamanya mulus. Ada beberapa hal yang dianggap menjadi tantangan tersendiri, terlebih bagi Jordy, si pendiri komunitas tersebut.

Saat ditanya, Jordy mengaku mencari orang-orang yang secara konsisten mau mengajar dan berdedikasi di Papua Future Project sangat sulit. Kebanyakan volunteer yang ada adalah anak-anak muda, seperti milenial bahkan Gen Z.

"Sulit menemukan anak-anak muda yang mau mengajar, untuk menyisihkan waktu, usaha, tenaga, bahkan dana, tanpa dibayar sepeser pun. Walaupun banyak yang ikut, tetapi tidak semua memiliki waktu untuk mengajar," kata Jordy.

Meski begitu, hal tersebut tak membuat semangat Jordy anjlok. Laki-laki lulusan President University tersebut lebih memperhatikan kualitas daripada kuantitas. Jordy percaya, sebanyak apa pun volunteer, tapi tidak dibarengi dengan hati yang tulus, hal tersebut akan percuma.

Volunteer yang hanya berjumlah 5—8 orang akan lebih baik jika mereka memang memiliki semangat mengajar yang tinggi. Jordy mengaku sangat terbuka bagi teman-teman yang ingin berkontribusi di Papua Future Project, meski hanya nimbrung.

5. Upayakan kesetaraan gender dalam pendidikan bagi anak-anak perempuan di Pulau Mansinam

anak-anak perempuan di Pulau Mansinam (instagram.com/papuafutureproject)
anak-anak perempuan di Pulau Mansinam (instagram.com/papuafutureproject)

Permasalahan pendidikan di Pulau Mansinam nyatanya tak hanya kekurangan akses, tenaga pendidik, hingga kurikulum. Kesetaraan dalam mengenyam pendidikan nyatanya masih belum merata di Pulau Mansinam.

Pulau yang masih memegang teguh pada adat dan budaya ini meyakini bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi. Konstruksi sosial yang salah kaprah tersebut masih mendarah daging hingga akhirnya merugikan anak-anak perempuan di sana.

Di sinilah peran Jordy bersama Papua Future Project untuk mengatasi dan memberikan pengertian, terlebih pada orangtua anak. Anak perempuan di Papua kebanyakan dinikahkan di usia muda. Padahal, menikah di usia muda juga banyak kerugiannya.

"Kita (Papua Future Project) memberikan sosialisasi terkait bahayanya nikah di usia muda pada orangtua. Tingkat kematian pada anak bisa meningkat, ketidaksiapan mental, fisik, dan pendidikan pun jadi terhambat," jelas Jordy.

Berangkat dari keprihatinannya tersebut, Papua Future Project melakukan sweeping, berkunjung ke rumah warga yang memiliki anak perempuan untuk diberikan konsultasi atau pengertian terkait pentingnya pendidikan. Memang sulit, tetapi Jordy dengan penuh harapan melakukannya.

Menjadi pelopor akan sebuah gerakan seperti yang dilakukan oleh Bhrisco Jordy bersama Papua Future Project memang tidak mudah. Namun, karena Kita Satu Indonesia, kita sudah seharusnya ikut andil dalam membangun pendidikan yang lebih merata. Ikuti langkah Jordy dan mulai membantu mengarahkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Opal
EditorOpal
Follow Us