Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kebijaksanaan Lebih Penting daripada Kekayaan

ilustrasi punya banyak uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi punya banyak uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ada peribahasa yang berbunyi, "Biar miskin asal cerdik, terlawan jua orang kaya". Peribahasa ini berarti kebijaksanaan lebih penting daripada kekayaan. Namun, tentu saja tak berarti kita hidup cukup dengan kebijaksanaan dan tak perlu bekerja untuk mencari uang.

Iringilah kekayaan dengan kebijaksanaan. Jangan menganggap kebijaksanaan tidak penting sebab itu dapat mendatangkan celaka. Kalau belum kaya, milikilah dahulu kebijaksanaan agar nasib dapat diubah. Masih ragu sepenting apa kebijaksanaan jika dibandingkan dengan kekayaan? Berikut 5 alasannya.

1. Kebijaksanaan mendorong kita untuk terus belajar

ilustrasi belajar (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi belajar (pexels.com/Kampus Production)

Pada dasarnya, kebijaksanaan dan ilmu selalu beriringan. Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang didapatkan secara tiba-tiba. Untuk dapat menjadi pribadi yang bijaksana, kita harus belajar banyak sekali ilmu termasuk segala hal tentang kehidupan.

Setelah kita menjadi orang berilmu, kebijaksanaan yang bertambah membuat kita tak lantas ingin berhenti belajar. Tak terkecuali belajar cara mengelola uang yang dimiliki serta cara yang lebih efektif untuk mendapatkan lebih banyak uang dan tentunya tetap halal.

2. Tanpa kebijaksanaan, orang kaya pun dapat bangkrut terjerat utang

ilustrasi laki-laki tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi laki-laki tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Adanya kebijaksanaan dalam diri ditandai dengan selalu berpikir panjang sebelum bertindak. Sedikit melambatkan diri demi kehati-hatian. Dalam pengelolaan keuangan, sikap ini amat penting supaya kita terhindar dari keputusan-keputusan gegabah yang dapat berakibat buruk.

Fenomena orang kaya masih saja terjerat utang tentu mengundang tanda tanya. Salah satu kemungkinannya ialah kurangnya kebijaksanaan dalam dirinya. Ia tidak berhati-hati dalam mengambil berbagai keputusan terkait penggunaan uangnya. Ia berpikir kondisi keuangannya telah dan akan selalu aman.

3. Dengan kebijaksanaan, sudah kaya tak membuat kita berhenti bekerja

ilustrasi bekerja (pexels.com/Monstera)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Monstera)

Faktanya, segala hal dalam hidup ini membutuhkan uang. Oleh karena itu, sekaya apa pun kita harus sangat berhati-hati jika hendak memutuskan untuk berhenti bekerja. Kita harus menghitung dengan sangat cermat.

Apakah tabungan yang dimiliki telah cukup untuk menopang semua kebutuhan kita sampai meninggal dunia? Apakah kita masih memiliki sejumlah tanggungan? Jangan lupa, biaya hidup pun meningkat seiring waktu. Jangan sampai kita menghitung berdasarkan biaya hidup saat ini.

Nah, bila kita tidak yakin mengenai hal-hal di atas, sekaya apa pun kita saat ini lebih baik tetap bekerja agar dapat menambah investasi. Bukan kita serakah melainkan sesungguhnya kita tidak pernah tahu apa saja yang akan terjadi di masa depan.

4. Kebijaksanaan membuat kita mampu menempatkan diri dalam pergaulan

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Safa Bakirci)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Safa Bakirci)

Berbekal kebijaksanaan, kita terhindar dari sikap merendahkan orang lain yang tidak sekaya kita. Kita juga tak menjilat orang yang lebih kaya karena paham jika roda kehidupan senantiasa berputar.

Jangan sampai kelak kita malu bila orang yang direndahkan karena kemiskinannya berubah menjadi kaya sedangkan kita justru sebaliknya. Lengah dengan kekayaan yang dimiliki kemudian bangkrut seperti dalam poin kedua.

5. Kebijaksanaan pula yang menghindarkan kita dari diperbudak oleh uang

ilustrasi punya uang banyak (pexels/Andrea Piacquadio)
ilustrasi punya uang banyak (pexels/Andrea Piacquadio)

Kita tahu pentingnya memiliki uang. Akan tetapi, kita juga mengerti akan pentingnya merasa cukup atas berapa pun kekayaan yang dimiliki saat ini. Hanya punya sedikit uang tak serta-merta membuat kita berpikir yang sedikit itu tidak berguna.

Sebaliknya, ketika kita punya banyak uang, kita mampu menikmatinya tanpa terjebak sikap boros. Bukan malah punya atau tidak punya uang, kita tetap merasa menderita. Bahkan terus saja melakukan korupsi sekalipun uang yang dimiliki telah bertumpuk-tumpuk.

Mengesampingkan kebutuhan kita akan uang juga bukan sikap yang bijaksana. Salah-salah, kita justru menjadi tidak dapat hidup mandiri dan sejahtera. Namun, mengutamakan kekayaan dan mengabaikan kebijaksanaan bakal berakibat dua hal.

Pertama, kita tidak akan pernah kaya. Kedua, kekayaan yang telah dimiliki tak bertahan lama. Jadi, jangan mengangap kebijaksanaan sebagai sesuatu yang kuno, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us