Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buat Kisah Menarik, 7 Cara Mengembangkan Karakter Karya Fiksi 

ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Anthony Tran)

Dalam sebuah cerita fiksi, karakter merupakan yang menjalankan cerita selain alur cerita. Karakter dan alur cerita saling berinteraksi. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Alur cerita tidak akan berdampak tanpa adanya karakter. Pengembangan karakter merupakan proses untuk menciptakan karakter dan membangun pergeseran atau perubahan pada karakter akibat tindakan dan pengalamannya. Berikut tujuh cara untuk mengembangkan karakter tokoh dalam karya fiksi.

1. Membangun latar belakang karakter fiksi

ilustrasi seorang karakter wanita (unsplash.com/pawel szvmanski)

Latar belakang menjadi aspek penting dalam pengembangan karakter. Sebuah momen dari masa lalu dapat berperan penting dalam menentukan bagaimana karakter menjalani kehidupannya pada masa sekarang. Ada berbagai aspek yang bisa kamu gunakan untuk membangun latar belakang karakter fiksi seperti, bagaimana kehidupan yang dia jalani dalam keluarganya, peristiwa traumatis apa yang dia alami, rahasia yang disembunyikan oleh karakter, bagaimana dia menjalin hubungan dengan teman, rekan kerja, atau pasangan, dan banyak hal lainnya.

Dengan membangun latar belakang yang detail, maka kamu bisa mengetahui apa yang membuat mereka memutuskan melakukan suatu tindakan.Tentu hal ini akan menciptakan karakter tokoh yang kuat. Tanpa keberadaan latar belakang, pembaca atau penonton karya fiksi akan kesulitan untuk memahami alasan yang membuat karakter melakukan sebuah tindakan tertentu.

2. Ciptakan kekuatan dan kelemahan karakter

ilustrasi perempuan membuat catatan (unsplash.com/Darius Bashar)

Tak ada karakter yang sempurna. Jika kamu membuat karakter yang kaya, tampan, dan tidak memiliki kepribadian buruk, maka karakter ini akan membosankan dan tidak realistis. Layaknya manusia dalam kehidupan nyata, seorang karakter harus memiliki kelemahan dalam cerita. Keberadaan kekuatan maupun kelemahan ini dapat mempengaruhi cara pandang ataupun tindakan karakter.

Selain itu, baik kekuatan maupun kelemahannya bisa saja menimbulkan konflik yang dapat dibangun dalam cerita, atau akan menumbuhkan simpati dari penggemar karya fiksi. Dalam cerita, karakter dituntut untuk mampu mengatasi tantangan, namun juga akan selalu ada kemungkinan ia untuk gagal. Kemampuannya untuk mengatasi tantangan atau gagal dalam mencapai tujuan tentu dipengaruhi oleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki karakter. Hal ini baik untuk membantu menjaga ketegangan dalam cerita sehingga alurnya tidak akan terasa hambar. Sebagai contoh, karakter Harry Potter memiliki kepribadian yang berani dan setia, tapi kepribadian yang menjadi kelemahannya adalah dia seorang yang ceroboh dan keras kepala.

3. Mengembangkan kepribadian karakter fiksi

ilustrasi perempuan di pinggir jalan (unsplash.com/Ross Sneddon)

Sebuah cerita tidak akan berdiri jika hanya memiliki satu karakter. Karakter utama memerlukan karakter pendukung untuk membantu menjalankan ceritanya. Maka dari itu, kepribadian karakter fiksi penting untuk dikembangkan. Hal ini tentu saja untuk menghindari menciptakan karakter yang memiliki kemiripan. Jika antara karakter satu dan karakter lain tidak memiliki kepribadiannya sendiri, maka pembaca atau penonton akan kesulitan untuk membedakan antar karakter. Untuk membangun kepribadian karakter, kamu bisa mencari referensi dari novel, serial, maupun film. Kamu juga bisa menggunakan pengetahuan tentang kepribadian seperti MBTI dan Fungsi Kognitif.

Sebagai contoh, ada dua karakter remaja bersaudara dan mereka kehilangan ayahnya dalam sebuah kecelakaan. Kedua remaja ini tentu merasa kehilangan, tapi keduanya memiliki perbedaan dalam menghadapi rasa sakit. Karakter satu mengungkapkan rasa sakitnya dengan kemarahan, menolak kematian ayahnya, dan menjalani kehidupan dengan melakukan perbuatan menyimpang. Sedangkan karakter lain, dia memproses rasa sakit dengan menangis, menerima kematian, dan mencari tujuan baru untuk melanjutkan hidup setelah kehilangan. Perbedaan kepribadian ini akan menguatkan karakter dan mencegah pembaca atau penonton karya fiksi keliru memahami cerita.

4. Buat keunikan yang menonjolkan ciri khas karakter

ilustrasi mengobrol bersama (unsplash.com/Luke Porter)

Membuat keunikan yang dimiliki karakter dapat menjadi proses yang lebih mendalam dalam mengembangkan kepribadian. Jika kamu ternyata memerlukan karakter yang sama-sama memiliki kepribadian ENTP namun khawatir jika pembaca atau penonton karyamu tidak bisa membedakan keduanya, maka kamu bisa membuat keunikan tersendiri pada masing-masing karakter. Keunikan ini bisa beragam, baik itu secara fisik, tingkah laku, ataupun kebiasaan.

Dalam karya fiksi berupa novel atau cerpen, keunikan fisik tidak perlu disampaikan dengan detail dari ujung kepala hingga ujung kaki karena akan membuat bosan pembaca. Cukup berikan satu keunikan fisik yang menonjol, seperti Harry Potter yang memiliki tanda luka di dahinya. Sedangkan keunikan tingkah laku ataupun kebiasaan bisa dibuat dengan memberikan sesuatu yang amat berbeda dan hanya dimiliki atau dilakukan oleh karakter tersebut.

Sebagai contoh, umumnya seseorang akan berteriak atau tubuhnya akan gemetar saat menghadapi rasa takut. Tapi berbeda dengan karakter Seo Yul dalam drama Alchemy of Souls. Dia memiliki kebiasaan kehilangan arah ketika sedang merasa takut. Dia juga satu-satunya penyihir yang selalu menggunakan dua pedang ketika berperang melawan musuh. Perilaku ini menunjukkan ciri khas karakter Seo Yul. Ketika penyihir lain hanya mampu mengayunkan pedang dengan tangan kanan, Seo Yul mahir menggunakan pedang dengan kedua tangannya.

5. Tentukan tujuan karakter tokoh

ilustrasi liburan bersama teman (unsplash.com/Felix Rostig)

Tujuan menjadi alasan mengapa cerita itu ada. Tanpa tujuan, seorang karakter akan kehilangan arah. Hal itu akan menjadikan alur melebar kemana-mana. Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh karakter. Ketika menentukan tujuan, kamu juga harus menciptakan tantangan, dan bagaimana karakter dapat melewati tantangan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam novel Aroma Karsa, Raras Prayagung memiliki tujuan untuk menemukan Puspa Karsa. Demi bisa menemukan bunga legenda itu, dia harus menemukan seseorang dengan indra penciuman yang berbeda karena Puspa Karsa hanya akan menampakkan diri pada manusia yang dipilihnya. Tujuan yang dimiliki Raras Prayagung menciptakan alur yang bisa mengantarkannya kepada Jati Wesi, seorang pemuda dengan julukan si Hidung Tikus.

6. Buat konflik eksternal dan internal untuk karakter

ilustrasi dua orang menangis (unsplash.com/Ben White)

Konflik merupakan elemen yang dapat memunculkan ketegangan dalam cerita. Karakter akan dipaksa untuk mengambil keputusan berdasarkan konflik yang dia alami. Konflik dapat berupa konflik eksternal dan internal. Konflik eksternal dibuat dengan menciptakan penjahat, sedangkan konflik internal merupakan konflik antara karakter dengan dirinya sendiri. Ada berbagai konflik yang bisa kamu ciptakan seperti konflik antara karakter dengan karakter lain, konflik dengan alam, masyarakat, teknologi, dan juga diri sendiri.

Sebagai contoh, dalam serial drama berjudul Anna, karakter Lee Yu Mi merupakan gadis yang ambisius. Tapi keinginannya untuk masuk di perguruan tinggi ternama tidak pernah tercapai, sehingga dia memilih untuk berbohong bahkan hingga mencuri identitas orang lain demi bisa menikmati kehidupan sebagai orang yang terpandang dan berpendidikan. Ini merupakan contoh konflik dengan diri sendiri. Lee Yu Mi melakukan tindakan yang bertentangan dengan moral demi memuaskan ambisinya.

7. Buat karakter yang mencerminkan hal yang kamu sukai

ilustrasi perempuan bekerja (unsplash.com/Brooke Cagle)

Mengembangkan karakter merupakan salah satu proses panjang yang harus dilakukan selama membangun cerita dalam dunia fiksi. Maka hal ini tentu akan menghabiskan banyak waktu. Jika kamu pemula atau tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan riset, maka penting untuk membuat karakter berdasarkan hal-hal yang kamu suka dan kamu ketahui.

Jika itu tentang profesi, kamu perlu memberi profesi yang kamu pahami. Jika itu sebuah kota, setidaknya kamu pernah menetap atau berkunjung ke kota tersebut sehingga kamu punya pengetahuan tentang dinamika kehidupan sehari-hari dalam kota tersebut. Meskipun sebuah cerita itu fiksi, kamu tetap perlu melihat fakta-fakta dalam dunia nyata sehingga ceritamu akan masuk akal.

Berbeda jika kamu punya waktu dan dana yang cukup untuk riset, kamu bisa membangun karakter yang menantang bagimu. Seperti yang dilakukan Dee Lestari dalam novel Aroma Karsa. Untuk menciptakan karakter Jati Wesi yang memiliki penciuman yang berbeda dengan orang lain dan hidup di lingkungan pembuangan sampah, Dee Lestari melakukan riset ke TPA Bantar Gebang untuk melihat kehidupan disana.

Selain cara tersebut, tentunya masih banyak cara lain yang bisa kamu terapkan ketika ingin memulai mengembangkan karakter dalam karya fiksi. Namun, menerapkan tujuh cara ini dengan maksimal sudah cukup baik untuk mengembangkan karakter yang kuat, unik, dan detail.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mufida
EditorMufida
Follow Us