“Menetapkan batasan berarti memahami sejauh mana kamu bisa menerima sesuatu dan apa yang tidak bisa kamu toleransi,” jelas Lisa Bobby, psikolog dan direktur klinis Growing Self Counseling & Coaching di Denver, dikutip dari CNBC. “Hal ini penting karena menjadi langkah awal untuk melindungi diri dari pengalaman buruk yang mungkin terjadi jika batasan tersebut tidak dibuat,” tambahnya.
6 Cara Bentuk Boundary Setting antara Hubungan Pribadi dan Profesional

Menjaga batasan antara urusan pribadi dan profesional sangat penting demi kesehatan mental dan produktivitas. Banyak orang mengira keduanya bisa disatukan tanpa masalah, padahal tanpa batasan yang jelas, tekanan dan konflik lebih mudah muncul. Dengan boundary yang tepat, kamu bisa bekerja lebih fokus tanpa mengorbankan kualitas hubungan pribadi.
Boundary setting bukan hanya soal berkata “tidak”, tetapi juga tentang mengenali kapasitas diri. Kamu perlu memahami mana yang menjadi prioritas dan mana yang bisa ditunda. Cara ini membantumu menjaga keseimbangan agar tidak mudah kewalahan. Yuk, langsung simak lewat artikel berikut ini!
1. Kenali prioritas dan kebutuhan diri

Memahami kebutuhan pribadi adalah fondasi untuk membangun batasan yang sehat. Kamu perlu tahu apa yang membuatmu nyaman dan apa yang berpotensi mengganggu ritme hidup. Tanpa kesadaran ini, kamu mudah terbawa arus hingga melewati batas yang kamu tetapkan sendiri.
Setelah paham apa yang penting untukmu, kamu bisa menentukan batasan yang lebih jelas. Ini juga memudahkanmu bersikap tegas saat menerima permintaan yang tidak sesuai kapasitas. Dengan begitu, hubungan pribadi maupun profesional tetap berjalan tanpa menguras energi.
2. Komunikasikan batasan secara jelas

Boundary tidak akan berjalan jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat. Kamu perlu menjelaskan batasanmu kepada rekan kerja, pasangan, atau orang terdekat secara langsung namun tetap sopan. Cara ini membantu mereka memahami ruang yang kamu butuhkan.
Komunikasi yang jujur juga menghindarkanmu dari kesalahpahaman di kemudian hari. Ketika alasanmu disampaikan dengan baik, orang lain akan lebih mudah menerima dan menghargai batasan yang kamu buat. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kamu ingin menjaga hubungan tetap sehat.
“Sampaikan batasanmu dengan jelas dan singkat tanpa penjelasan berlebihan,” ujar Nedra Glover Tawwab, terapis berlisensi sekaligus penulis Set Boundaries, Find Peace, dikutip dari CNBC. “Gunakan pernyataan ‘saya’ daripada ‘kamu’, dan fokuslah pada kebutuhanmu, bukan pada masalahnya. Itulah inti dari batasan yang sehat,” tambahnya.
3. Pisahkan waktu kerja dan waktu pribadi

Menetapkan jam kerja yang jelas adalah langkah penting menjaga keseimbangan hidup. Ketika pekerjaan sudah selesai, berikan dirimu izin untuk benar-benar beristirahat. Dengan cara ini, energi tersimpan dan tidak mudah habis oleh tuntutan pekerjaan.
Usahakan juga untuk tidak membawa tekanan kerja ke waktu pribadi. Fokus pada keluarga, istirahat, atau aktivitas yang membuatmu rileks. Semakin kamu bisa memisahkan kedua area ini, semakin stabil pula kesehatan mentalmu.
“Batasan tentang bagaimana kamu mengatur waktu, termasuk bagaimana orang lain meminta waktumu, sangatlah penting,” jelas Tawwab. “Ketika kamu menyadari bahwa waktu itu terbatas, kamu akan lebih menghargai setiap jam yang kamu miliki dan lebih selektif dalam menggunakannya.”
4. Batasi pembahasan pribadi di lingkungan profesional

Lingkungan kerja bukan tempat untuk membagikan semua cerita hidup. Dengan membatasi apa yang kamu ceritakan, hubungan profesional bisa tetap objektif dan nyaman. Kamu tetap bisa ramah tanpa harus membuka detail pribadi secara berlebihan.
Selain itu, membatasi cerita pribadi membantu menjaga citra profesional di mata rekan kerja. Kamu pun terhindar dari penilaian yang tidak perlu. Dengan topik yang tetap proporsional, suasana kerja bisa lebih sehat.
5. Hindari mencampurkan emosi pribadi ke dalam pekerjaan

Emosi pribadi yang terbawa ke dunia kerja bisa memengaruhi performa dan keputusanmu. Batasan yang kuat membantumu menahan diri agar tetap objektif dalam situasi profesional. Mengelola emosi sebelum memasuki ruang kerja menjadi salah satu latihan penting.
Ketika kamu bisa mengontrol reaksi emosional, hubungan kerja terasa lebih stabil. Kamu juga terlihat lebih dewasa dalam menghadapi tekanan. Cara ini menjadi fondasi penting untuk membangun karier yang tahan lama.
6. Tegas menolak ketika boundary mulai dilanggar

Mengatakan “tidak” adalah bagian dari menjaga harga diri. Ketika seseorang melewati batas yang sudah kamu tetapkan, kamu berhak menolak tanpa merasa bersalah. Sikap tegas ini membantu menghindari pelanggaran yang berulang.
Penolakan yang disampaikan dengan bijak akan membuat orang lain lebih menghargai batasanmu. Kamu pun dapat menjaga hubungan tetap sehat tanpa memicu konflik yang tidak perlu. Dengan begitu, keseimbangan antara hubungan pribadi dan profesional tetap terjaga.
Dengan boundary yang jelas, kamu bisa menjaga hubungan tetap sehat tanpa kehilangan fokus pada tujuan pribadi maupun profesional. Ingat, batasan bukan untuk menjauh, tetapi untuk menciptakan ruang yang lebih aman dan nyaman bagi semua pihak.



















