Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Hindari Overthinking Atas Minimnya Pencapaianmu di Tahun Ini

ilustrasi menenangkan diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi beberapa orang, akhir tahun menjadi saat-saat yang menggelisahkan. Pasalnya, tahun sudah hampir berganti tetapi banyak target belum tercapai. Sudah terbayangkan betapa tahun depan target menjadi berlipat-lipat. Apakah kamu juga begitu?

Kamu merasa harus mengejar target yang belum berhasil dicapai di tahun ini ditambah target-target untuk tahun depan. Tiada hari tanpa kecemasan sekaligus perasaan kesal pada diri sendiri.

Tanpa sadar, kamu telah overthinking. Kamu berlebihan dalam memikirkan target yang gagal dicapai. Supaya akhir tahunmu tak terasa menyesakkan dada, cobalah lima cara berikut ini.

1. Sadari adanya banyak hal tak terduga di tahun ini

ilustrasi pria dalam masalah (pexels.com/cottonbro)

Tahun ini masih pandemik. Sedikit banyak hal tersebut pasti berpengaruh dalam pekerjaan maupun studimu. Ini bukan sesuatu yang dapat kamu kendalikan dan semua orang mengalaminya. 

Di luar faktor pandemik pun, barangkali ada hal-hal lain yang tidak kamu sangka tiba-tiba terjadi. Apa pun itu, jangan bebani dirimu seolah-olah kamu sudah mengetahui masa depan sehingga seharusnya dapat mengantisipasinya.

2. Pahami bahwa pencapaian memang diraih secara bertahap

ilustrasi pria tertekan (pexels.com/Andrew Neel)

Entah targetmu terbilang banyak atau tidak, kamu memang tidak dapat selalu meraihnya dalam sekali waktu. Target sedikit jika memang sulit diraih pasti membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencoba berkali-kali.

Namun, ada kalanya pula pencapaianmu justru bisa melebihi ekspektasi. Itu bonus, tetapi secara umum kamu kudu siap dengan proses panjang untuk mencapai apa pun yang diinginkan. 

3. Ingat, kamu masih punya waktu untuk kembali berusaha

ilustrasi pria merenung (pexels.com/Lázaro Revoledo)

Jangan terbebani oleh pergantian tahun. Bukankah momen pergantian tahun sesungguhnya sama saja dengan pergantian bulan, minggu, bahkan hari? Jadi, sikapilah dengan biasa-biasa saja.

Selama kamu masih diberi umur, di tahun berapa pun kamu masih dapat berusaha mencapai apa saja yang diinginkan. Gak perlu terlalu kaku menetapkan suatu target wajib dicapai pada tahun tertentu. Fleksibel saja.

4. Mengertilah bahwa target yang tidak tercapai itu biasa

ilustrasi pria tertekan (pexels.com/Nathan Cowley)

Bukan berarti kamu boleh mengendurkan usahamu. Target memang tak boleh dibuat hanya untuk main-main atau kamu tidak akan pernah mencapainya. Meski begitu, target biasanya memang lebih tinggi dari kemampuan standarmu.

Maksud dari penetapan target seperti ini supaya kamu lebih termotivasi. Jadi, sebenarnya wajar saja kalau sejumlah target tidak bisa dicapai. Apabila target terlalu mudah dicapai, jangan-jangan itu justru tanda kamu membuatnya di bawah standar kemampuanmu.

5. Jangan lupa bahwa meski pencapaian minim, kamu sudah melangkah maju

ilustrasi seorang pria (pexels.com/THIS IS ZUN)

Pencapaian yang minim jelas berbeda dari tak ada pencapaian sama sekali. Kamu gak boleh bersikap seakan-akan belum meraih apa-apa. Hargai setiap pencapaianmu di tahun ini, sekecil apa pun itu.

Jika perlu, buatlah daftar pencapaian. Ini berharga agar kamu sadar bahwa dirimu telah bekerja keras. Sebab kurangnya apresiasi terhadap diri sendiri akan melemahkan semangatmu di tahun depan.

Mampu menyadari minimnya pencapaian diri di tahun ini memang perlu. Bila menyadarinya saja tidak, bagaimana kamu akan terpacu untuk berusaha dengan lebih baik lagi di tahun depan?

Akan tetapi, tak perlu sampai overthinking  juga. Itu hanya bikin kamu pusing dan tertekan tanpa dapat meningkatkan pencapaianmu di sisa akhir tahun ini. Yuk, sambut pergantian tahun nanti dengan gembira dan penuh rasa syukur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Rohmatusyarifah
EditorDwi Rohmatusyarifah
Follow Us