5 Ciri dari Manusia yang Sia-Sia, Apakah Kamu Juga?

Mengapa sih kok ada manusia yang sia-sia? Jelas ada karena dalam kehidupan selalu berlawanan, saat ada manusia yang produktif maka ada pula manusia yang sia-sia. Lantas, apa yang menyebabkan seseorang bisa menjadi manusia yang sia-sia? Jawabannya sederhana.
Mulai dari pelakunya terfokus mengejar sesuatu yang tidak mungkin hingga mengabaikan hal berharga atau potensi diri maupun peluang yang ada. Sayang sekali jika kamu menjadi salah satu dari manusia yang sia-sia, nih. Maka dari itu simak langsung lima cirinya di bawah ini supaya kamu tak terjebak menjadi manusia yang sia-sia.
1. Fokus mengejar level bahagia, lupa bersenang-senang kebahagiaan yang sudah ada

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap orang menginginkan kepemilikan hidup yang bahagia. Sayangnya, tidak semua orang memahami konsep berpuas hati dalam hadirnya kebahagiaan.
Alih-alih mengejar kebahagiaan, nyatanya yang dikejar ialah levelnya, yang tidak pernah aja ujungnya dan selalu merasa kurang. Padahal, dalam hidupnya sudah ada kebahagiaan di depan mata yang siap untuk dirasakan, lho. Mengejar kebahagiaan itu boleh, tapi tetap harus ada batasannya, ya.
2. Banyak mau tapi tak ada eksekusi

Mau sukses di usia muda dan bersantai-santai pada usia tua, siapa sih yang tak menginginkannya? Rasanya tak ada, ya. Namun keinginan saja pastinya tidak cukup, lho. Jika ingin sukses, maka kamu harus tau apa yang harus kamu lakukan dan apa yang harus kamu hindari. Oleh karena itu, kamu perlu membuat rencana yang matang. Kalau konsepnya saja tidak ada, ya bagaimana bisa diwujudkan? Coba pikirkan.
Lantas setelah membuat rencana yang luar biasa apakah berhenti disitu saja? Jelas tidak karena kamu merealisasikan rencanamu itu. Akan tetapi banyak sekali manusia yang memiliki rencana besae untuk hidupnya tapi tak pernah berani untuk mengeksekusi. Bahkan tak jarang muncul rasa gengsi untuk memulai dari nol tapi ingin segera sukses. Jadi, stop banyak mau tapi tak sejalan dengan usaha yang dilakukan.
3. Over perfectionist

Orang yang perfectionist memang bagus karena mampu bekerja dengan semaksimal mungkin hasilnya, ya. Akan tetapi over perfectionist rasanya sangat tak direkomendasikan. Ingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk menjadi over perfectionist. Terlebih lagi, dalam berbagai hal itu tak akan ada yang sempurna.
Bukankah setiap manusia tidak ada yang sempurna? Tentunya kamu memiliki kelemahan, kekurangan, hingga dosa bukan? Maka dalam mengerjakan sesuatu ya kesalahan-kesalahan kecil ialah ialah hal yang wajar. Justru dengan over perfectionist itu hanya akan menghambat pekerjaanmu yang lain. Bagaimana tidak, saat kamu selalu ingin merevisi dan merevisi lagi supaya sempurna itu pada dasarnya justru banyak membuang waktu dan tenagamu, lho.
4. Merasa direndahkan dengan adanya saran dan kritik

Oleh karena tak ada yang sempurna dalam suatu hal, terlebih lagi kita semua adalah makhluk sosial, maka saling mengingatkan agar jadi lebih baik adalah hal yang bijak, ya. Maka, saat kamu usai mengerjakan sesuatu lalu mendapatkan saran serta kritik coba dengarkan terlebih dahulu. Siapa tahu dengan masukan-masukan yang ada, maka apa yang kamu kerjakan bisa jadi lebih baik lagi, lho.
Meski kamu sudah mengerjakannya dengan semaksimal mungkin, terkadang masih ada yang kurang dan tak terlihat olehmu namun ternilai oleh orang lain. Maka dari itu belajarlah untuk mencerna kritik dan saran yang ada selagi apa yang dikatakan memang rasional dan membangun untukmu, ya.
5. Menjadi orang yang tidak fleksibel

Pada era perkembangan globalisasi yang sangat cepat ini ternyata masih ada manusia kaku yang tak mampu atau bahkan tidak mau beradaptasi, lho. Bagaimana mungkin kamu bisa hidup nyaman jika duniamu dan dunia sekitarmu tak nyambung? Rasanya aneh sekali, ya.
Dunia tidak akan rugi dengan gagalnya kamu beradaptasi dengannya, tapi justru berlaku sebaliknya, lho. Dunia terus terus berjalan tanpa menunggu kamu yang tak mau berubah. Semua rencana hidup yang cemerlang untuk diterapkan pada hidupmu akan sia-sia jika kamu tak mampu menjadi manusia yang fleksibel pada arus perkembangan yang ada.
Menjadi manusia yang sia-sia mungkin tak langsung mendapatkan atau merasakan dampak negatifnya. Akan tetapi perlahan tapi pasti kamu akan mendapatkan kerugiannya, lho. Sama halnya dengan meminum racun dalam botol yang cantik. Yang mana pada awalnya terlihat tak menyeramkan tetapi nyatanya sangat mematikan. Apakah kamu mau seperti itu? Jelas jangan, ya!