Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Contoh Khotbah Idul Adha Sedih tentang Orangtua, Renungi!

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Idul Adha mengajarkan pengorbanan orangtua
  • Orangtua sering kali lupa dan tak terlihat
  • Bakti kepada orangtua adalah kewajiban
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hari Raya Idul Adha tak hanya mengajarkan kita tentang ibadah kurban secara fisik, tetapi juga tentang makna pengorbanan yang lebih dalam, terutama pengorbanan yang dilakukan oleh orangtua. Di balik setiap kesuksesan seorang anak, ada air mata, letih, dan doa yang tak terdengar dari ayah dan ibu.

Namun sayangnya, dalam hiruk-pikuk kehidupan, banyak dari kita yang lupa bahwa pengorbanan sejati sering kali tidak terlihat dan datang dari mereka yang paling mencintai kita tanpa syarat. Kali ini, IDN Times akan membagikan contoh khotbah Idul Adha yang bertema sedih tentang orangtua. Yuk, simak bersama dan renungi isinya!

1. Pembuka

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, Allahu akbar walillaahil hamd.

Assalamualaikum warrahmatullahi wa barakatuh,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mempertemukan kita kembali dengan hari yang agung ini. Hari Raya Idul Adha, hari penuh makna pengorbanan dan keikhlasan. Selawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, sang teladan sejati yang telah menuntun kita dari kegelapan menuju cahaya Islam.

Pada hari ini, jutaan umat Islam menunaikan ibadah kurban, mengenang peristiwa agung antara Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail AS. Sebuah kisah cinta dan ketaatan yang menggetarkan jiwa. Namun hari ini, izinkan saya mengajak kita semua untuk menengok sejenak pada sosok yang sering kita lupakan pengorbanannya, yaitu orangtua kita, terutama ibu dan ayah, yang mungkin hari ini tidak berada di sisi kita atau bahkan telah tiada.

2. Isi

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)

Nabi Ibrahim diuji untuk mengorbankan putranya. Tapi, berapa banyak dari kita yang menyadari bahwa setiap orangtua, setiap hari, sedang mengorbankan dirinya sendiri untuk anak-anaknya?

Lihatlah wajah ibu kita yang semakin menua. Tangan yang dulu halus, kini keriput karena mencuci baju kita saat kecil. Lutut ayah yang dulu kuat kini mulai gemetar, karena menahan beratnya beban hidup demi pendidikan dan masa depan kita.

Kadang kita lupa, bahwa saat kita tertidur nyenyak, ayah masih bekerja lembur. Bahwa saat kita marah karena tak dibelikan sesuatu, ibu menahan lapar hanya demi bisa membelikan kebutuhan sekolah kita.

Betapa besar cinta orangtua dan betapa sering kita abai. Berapa banyak dari kita yang belum sempat mengatakan terima kasih? Berapa banyak dari kita yang belum meminta maaf atas tutur kata yang pernah melukai?

Hari raya kurban ini, bukan hanya tentang menyembelih hewan. Tapi, juga tentang menyembelih ego kita dan menghidupkan kembali rasa bakti kepada orangtua.

Kalau Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan anaknya demi Allah, apakah kita rela mengorbankan sedikit waktu untuk menelepon ibu di kampung? Apakah kita rela mengorbankan gengsi untuk meminta maaf kepada ayah yang selama ini kita abaikan?

Mungkin sebagian dari kita telah kehilangan orangtua. Hari ini adalah hari yang berat karena tidak ada lagi tangan yang mengusap kepala kita saat pulang salat, tidak ada lagi suara yang menyuruh kita makan, tidak ada lagi doa-doa yang lirih dipanjatkan dari balik sajadah seorang ibu.

Jika mereka telah tiada, maka jangan biarkan pengorbanan mereka sia-sia.
Doakan mereka, bangunlah dini hari dan kirimkan Al-Fatihah. Perbaiki akhlak dan jalani hidup ini dengan jujur dan rendah hati sebab itu yang mereka harapkan dari kita.

3. Penutup

ilustrasi anak muslim (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi anak muslim (pexels.com/Monstera Production)

Di hari yang suci ini, mari kita kembali pada nilai-nilai utama Idul Adha, yakni ketaatan, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat. Bersikap lembutlah pada orangtua. Doakan mereka setiap hari. Jika mereka masih hidup, bahagiakan mereka. Jika mereka telah tiada, jadilah anak yang selalu mengalirkan pahala.

Allahu akbar, Allahu akbar, walillaahil hamd.

Semoga Allah menerima kurban kita, amal kita, dan cinta kita kepada kedua orangtua. Semoga Allah ampuni dosa-dosa mereka dan tempatkan di surga-Nya yang luas. Dan semoga kita semua menjadi anak-anak yang berbakti, yang mampu membalas cinta, meski tak akan pernah setara dengan pengorbanan mereka.

Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.

Wassalammualaikum warrahmatullahi wa barakatuh.

Di momen Idul Adha yang penuh berkah ini, mari kita sejenak merenung dan mengingat kembali wajah-wajah yang mungkin sudah mulai menua atau bahkan telah tiada, orangtua kita. Jangan tunggu sampai kehilangan untuk memahami besarnya cinta mereka. Jika mereka masih ada, peluk dan bahagiakan mereka. Jika mereka telah tiada, panjatkan doa setiap hari untuk mereka. Sebab sejatinya, cinta dan pengorbanan orangtua adalah anugerah yang tak akan pernah tergantikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us