Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Dampak Negatif Gagal Menjaga Lisan, Awas Menyesal!

ilustrasi menuduh seseorang (pexels.com/SHVETS Production)

Mendapatkan kebebasan untuk berbicara adalah hal yang patut disyukuri. Kamu bisa mudah untuk mengekspresikan berbagai hal yang mengisi kepalamu sehingga dapat membantu orang lain atau hanya sekadar meredakan beban pribadi. Bukankah ini terasa cukup menyenangkan?

Namun, terkadang orang-orang jadi bertindak keterlaluan. Kebebasan ini menjadikan mereka tidak pandai menjaga perkataan dan akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan. Dampak apa saja yang diakibatkan dari lisan yang tidak terkendali? Simak penjelasannya di bawah ini agar kamu tidak ikut terjerumus, ya!

1.Menyakiti hati orang lain

ilustrasi menuduh seseorang (pexels.com/Alex Green)

Sebuah perkataan bisa menjelma bak pisau tajam yang menusuk hati seseorang apabila tidak dipikirkan dengan saksama. Berkedok melempar candaan, tetapi bagi yang menerimanya ternyata terasa seperti hinaan. Bukannya merasa bersalah, malah melabeli orang lain dengan sebutan sensitif atau terlalu baper karena tidak bisa dibercandai.

Ingat, setiap kata yang hendak diucapkan sebaiknya dipikirkan dulu, apakah baik atau buruk. Jika itu baik, maka tidak ada kekhawatiran untuk mengatakannya. Namun, apabila kamu ragu atau jelas mengetahui ada dampak negatif yang jadi konsekuensinya, seperti membuat orang lain sakit hati, sebaiknya jangan dilanjutkan karena dapat merugikan banyak pihak.

2.Menciptakan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

ilustrasi gosip (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kamu tentu sudah tidak asing dengan adanya berita bohong dan fitnah. Meski merupakan hal yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tetapi ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap wajar. Pasalnya, ada orang-orang yang tidak bersalah dan menjadi korban dari kekejian tersebut.

Informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan itu salah satunya muncul dari mulut yang tidak mampu menjaga lisan. Orang seperti ini tidak memikirkan akibat dari perkataan yang dia sampaikan, tetapi orang lain yang merasakan pahitnya. Oleh sebab itu, jangan jadi manusia yang tidak mulia seperti ini. Berhati-hatilah dengan lisan agar tidak menciptakan bahaya.

3.Berpeluang untuk berurusan dengan hukum

ilustrasi seseorang yang merasa stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika lisan tidak dapat bertutur kata dengan sopan, maka apa saja yang disampaikan bisa jadi mengandung hal-hal yang kurang dapat dipercaya. Ketika ada orang yang merasa dirugikan atas ucapan tersebut, bukan tidak mungkin bila akhirnya dapat berlanjut ke jalur hukum. Urusan jadi bertambah rumit dan menimbulkan penyesalan.

Supaya hal buruk ini tidak menimpamu, pastikan untuk berhati-hati dalam berucap. Lisan itu bisa membawamu menuju kebaikan bila dipergunakan dengan benar serta dapat membuatmu terjerumus dalam keburukan ketika tidak dijaga. Jangan sampai terlibat dengan hukum hanya karena bicara yang asal, ya!

4.Menumpuk dosa

ilustrasi seorang pria yang sedang menangis (pexels.com/Alena Darmel)

Lisan yang tidak dijaga dengan benar dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Hal ini mampu menyakiti hati orang lain, menyebabkan kekacauan, dan pada akhirnya menghancurkan kehidupanmu sendiri. Bukannya membawa keuntungan, semua itu hanya akan menambah pundi-pundi dosa.

Oleh sebab itu, belajarlah untuk menjaga perkataan. Berusahalah untuk hanya mengucapkan sesuatu yang ada faedahnya saja dan hindari apa pun yang berpotensi membuat kegaduhan. Jika tidak mampu menyampaikan kebaikan, maka diam adalah pilihan yang lebih mulia. 

Meski berbicara itu mudah, bukan berarti kamu bisa mengatakan hal apa saja sesuka hati. Sebaliknya, kamu perlu memiliki kendali yang kuat atas lisan tersebut agar tidak mengucapkan sesuatu yang justru membawa keburukan. Ingat, kalau tidak berhati-hati, nanti bakal rugi dan menyesal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us