Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Kebiasaan Eco Lifestyle untuk Capai Frugal Living, Patut Dicoba!

ilustrasi duduk di taman (pexels.com/brett-sayles)
ilustrasi duduk di taman (pexels.com/brett-sayles)

Menjalani gaya hidup yang ramah lingkungan, menjadi langkah jitu untuk memerangi krisis iklim secara individu. Gaya hidup ramah lingkungan atau sering disebut eco lifestyle tidaklah selalu boros dan mahal. Bahkan eco friendly lifestyle dapat menghemat pengeluaran sehari-hari bila kamu melakukannya dengan tepat.

Dengan menerapkan eco friendly lifestyle kamu bisa mencapai frugal living, yaitu hidup hemat dan menabung lebih banyak. Tentunya, kamu perlu beberapa kiat untuk membangun kebiasaan ramah lingkungan sekaligus gaya hidup yang irit. Berikut beberapa kebiasaan ramah lingkungan yang bisa kamu lakukan untuk mencapai frugal living.

1.Gunakan sepeda atau naik transportasi umum

ilustrasi naik sepeda (pexels.com/olly)
ilustrasi naik sepeda (pexels.com/olly)

Sepeda adalah investasi terbaik untuk hidup yang sehat dan hemat. Gunakan sepeda sebagai transportasi ke kampus atau kantor. Atau setidaknya pakailah sepeda untuk jarak dekat seperti membeli makanan atau ke tempat fotocopy.

Jika kamu jarang bepergian jauh dan ingin ke luar kota atau sekadar keliling kota, sebaiknya naik transportasi umum. Kereta api dan bus bisa menjadi pilihan terbaik dengan ongkos yang murah.

Naik transportasi umum dan sepeda, dapat menekan pengeluaran seperti biaya perawatan, reparasi kendaraan, hingga bensin. Dua kendaraan ini juga ramah lingkungan dan dapat mengurangi polusi akibat pemakaian kendaraan pribadi berbahan bakar fosil.

2.Kurangi konsumsi daging

ilustrasi memanggang daging (pexels.com/thiagoreboucasft)
ilustrasi memanggang daging (pexels.com/thiagoreboucasft)

Melansir laman United Nations, daging merah seperti daging sapi menjadi salah satu makanan yang menyumbang peningkatan gas emisi. Hal ini disebabkan karena peternakan sapi dan domba membutuhkan lahan rumput yang luas untuk makanan. Kotoran sapi dan domba juga mengeluarkan lebih banyak gas rumah kaca, seperti gas metana.

Tidak berhenti pada peternakan, proses distribusi dan pengepakan daging juga meningkatkan jejak karbon. Termasuk alat pendingin dan freezer yang dipakai untuk menyimpan daging. Mengurangi konsumsi daging adalah salah satu cara untuk mengurangi jejak karbon dan peningkatan suhu global.

Menjalani diet vegetarian bisa menjadi langkah ramah lingkungan sekaligus berhemat untuk membentuk eco friendly lifestyle. Sayur-sayuran lebih terangkau dan tentunya sehat. Akan lebih baik jika kamu menanam sayur di pekarangan rumahmu sebagai konsumsi pribadi.

3.Beli barang bekas

ilustrasi memilah pakaian (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi memilah pakaian (pexels.com/cottonbro)

Sebelum membeli barang baru, pertimbangkan untuk membeli barang bekas. Membeli barang bekas dapat mengurangi potensi sebuah barang terbuang, yang padahal masih dapat digunakan. Umumnya, harga barang bekas bisa mencapai separuh harga barang baru. Bisa jadi cara berhemat bukan?

4. Prioritaskan untuk memperbaiki barang

ilustrasi memperbaiki barang (pixabay.com/fridgeexperts)
ilustrasi memperbaiki barang (pixabay.com/fridgeexperts)

Selain membeli barang bekas, usahakan untuk memperbaiki barang rusak sebelum membuangnya ke tempat sampah. Biaya memperbaiki barang rusak relatif terjangkau dibanding membeli barang baru.

Bila barang-barang seperti furnitur dan elektronik rusak total dan tidak bisa diperbaiki, baru kamu bisa membuangnya ke tempat sampah. Pastikan kamu membawa barang-barang rusak yang dapat didaur ulang ke tempat penampungan sampah daur ulang terlebih dahulu.

5.Terapkan 3R

ilustrasi membuang sampah (pexels.com/shvets-production)
ilustrasi membuang sampah (pexels.com/shvets-production)

Jangan lupa untuk menerapkan 3R di kehidupan sehari-hari yang meliputi reduce, reuse, dan recycle. Pertama, reduce yaitu mengurangi hal-hal yang menimbulkan sampah. Contohnya mengurangi penggunaan bungkus plastik dan kertas.

Kedua, reuse yaitu menggunakan kembali barang-barang yang dapat digunakan atau dialihfungsikan menjadi barang bermanfaat lainnya. Misalnya mengubah galon menjadi pot tanaman. Atau menggunakan kresek dan plastik sampai rusak.

Ketiga, recycle yaitu mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai. Proses daur ulang memang membutuhkan sumber daya dan pengolahan yang lebih kompleks. Contohnya membawa wadah dan botol skincare ke penampungan sampah untuk didaur ulang. Coba cari pos-pos daur ulang di kotamu agar proses daur ulang lebih maksimal.

6.Membawa botol minum kemana saja

ilustrasi minum dari botol (pexels.com/gustavo-fring)
ilustrasi minum dari botol (pexels.com/gustavo-fring)

Air minum dalam kemasan botol mungkin terlihat sepele. Meskipun satu botol air mineral berharga beberapa ribu rupiah saja. Akan tetapi jika kamu membelinya setiap hari, tentu ini akan menambah pengeluaran yang signifikan.

Cara jitu menghemat pengeluaran air mineral adalah dengan membawa botol minum dari rumah. Sampai di kantor atau kampus, kamu tinggal melakukan refill air, dan tidak perlu membeli air mineral dalam kemasan.

Selain menghemat uang, membawa botol minum kemana saja juga termasuk bentuk perilaku ramah lingkungan. Kamu bisa mengurangi konsumsi botol mineral plastik, yang sulit terurai.

7.Hindari membeli barang sekali pakai

ilustrasi perawatan wajah (pexels.com/sora-shimazaki)
ilustrasi perawatan wajah (pexels.com/sora-shimazaki)

Menghindari barang sekali pakai tidak hanya plastik saja. Ada banyak produk sekali pakai yang berpotensi besar menjadi tumpukan sampah. Misalnya kapas dan tisu. Kedua benda ini hampir kita gunakan setiap hari.

Kapas dan tisu memang biodegradable karena berasal dari kayu pohon dan pohon kapas. Namun, dalam proses pembuatannya harus menebang begitu banyak pohon. Belum lagi, pemakaian bahan kimia dan bekas limbah selama proses produksi.

Untuk itu, kamu perlu beralih ke kapas kain atau sapu tangan sebagai pengganti tisu dan kapas. Apa pun benda yang hanya dapat digunakan sekali saja tidaklah ramah lingkungan. Beralih ke benda reusable merupakan bentuk frugal living. Kamu hanya cukup sekali beli, karena benda reusable lebih awet dan tahan lama. Sangat irit!

8.Terapkan slow fashion

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/cottonbro)

Menurut earth.org, industri tekstil bertanggung jawab atas 10 persen emisi karbon dari keseluruhan total karbon secara global. Tren fashion yang dinamis dan terus berganti, membuat pabrik tekstil terus memproduksi baju baru tanpa henti.

Untuk mengurangi limbah tekstil, perhatikan pakaian-pakaian yang ada di dalam lemarimu. Semakin minimalis isi lemari, maka semakin sedikit limbah pakaian yang kamu hasilkan. Usahakan untuk membeli pakaian saat benar-benar membutuhkan. Preloved bisa menjadi solusi bila kamu suka mengoleksi baju.

Hindari membuang pakaian begitu saja. Donasikan atau modifikasi pakaian lama menjadi pakaian baru. Terapkan slow fashion, dengan tidak tergiur membeli baju-baju dengan keluaran model terbaru. Ingat, semakin minimalis isi lemarimu, maka semakin sedikit pula uang yang kamu keluarkan untuk membeli pakaian baru. Sehingga kamu bisa menabung lebih banyak.

9.Menjadi relawan lingkungan

ilustrasi membersihkan pesisir pantai (unsplash.com/oceancleanupgroup)
ilustrasi membersihkan pesisir pantai (unsplash.com/oceancleanupgroup)

Setelah melakukan langkah-langkah individual untuk melestarikan lingkungan. Selanjutnya kamu bisa berkontribusi dengan menjadi relawan lingkungan. Contohnya relawan penghijauan, pengumpulan sampah di pesisir pantai, atau pemilahan sampah di sebuah desa.

Menjadi relawan lingkungan bisa jadi ajang untuk kamu healing dan melepas penat. Hal ini tentu menjadi pengalaman yang mengasyikkan, karena kamu langsung berinteraksi dengan alam. Setidaknya menjadi relawan lingkungan, kamu mendapatkan dua hal yaitu pengabdian pada lingkungan hidup dan jalan-jalan gratis.

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Itulah kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan keuntungan yang kamu dapat jika menerapkan eco friendly lifestyle untuk mencapai frugal living. Kamu bisa mempraktikkan gaya hidup yang sehat, ramah lingkungan, serta hemat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us