5 Fakta Kehidupan di Masa Dewasa yang Kadang Bikin Tertekan

Me time, refreshing, dan kata-kata sejenis yang merujuk pada momen untuk melepaskan kepenatan, mengisi ulang energi, serta menyeimbangkan kembali kehidupan ternyata hanya kamu temui dalam sejumlah artikel atau buku. Dalam kehidupanmu, semua itu nyaris tak pernah terjadi.

Kamu barangkali disebut gila kerja atau dikritik karena bekerja terlalu keras bagai seekor kuda. Namun, yang tidak semua orang mengerti ialah itulah satu-satunya cara untuk memastikan kamu tak menjadi beban bagi orang lain.

Hidup tidak cukup mudah untuk sebagian orang dan di situlah tempatmu. Bahkan tanpa perlu kamu menjadi sosok yang sangat ambisius, tuntutan keadaan membuatmu mau tak mau bekerja keras nyaris tanpa hari libur. 

Jika kamu mengutarakan kebenaran tersebut dan mereka tak dapat mengelak, itu tetap tak menghentikan upaya mereka supaya kamu segera melepas masa lajang. Kegigihan orang-orang di sekitarmu untuk mencampuri privasimu memunculkan pertanyaan, "Apakah tugas terpenting orang dewasa hanyalah membangun rumah tangga?"

Kamu akan dinilai gagal sebagai orang dewasa bahkan expired jika tak juga menikah sampai usiamu sekian. Tidak peduli apa saja yang sudah kamu berikan pada kehidupan, status lajang atau menikah itulah yang sepertinya lebih penting bagi sebagian orang.

Harus selalu dalam keadaan terkendali adalah tuntutan tak tertulis berikutnya. Seakan-akan kedewasaan seharusnya melenyapkan banyak bentuk emosimu, terutama yang negatif. Adanya penyebab yang jelas pun tidak serta-merta membuat kamu boleh menangis atau marah. 

Setiap ledakan kesedihan atau kemarahanmu dapat dianggap sebagai langkah mundur dalam proses pendewasaanmu. Kamu baru boleh kembali marah atau sedih setelah memasuki usia tua, masa ketika perasaan sensitif dinilai lumrah.

Kebaikanmu, karya-karyamu yang tersebar dan bermanfaat untuk orang banyak, serta kegigihanmu dalam berproses menjadi tak ada artinya. Sedikit sekali yang peduli dengan hal-hal seperti itu. 

Mayoritas orang cuma ingin tahu pencapaian berupa jabatan dan kekayaan. Di luar itu, semua hal yang sesungguhnya juga bentuk prestasi dan layak dibanggakan menjadi tidak bernilai.

Kamu mungkin tak harus bekerja bagai kuda seperti dalam poin 1. Pekerjaanmu tetap memberimu waktu luang dan kamu hanya ingin menggunakannya untuk sedikit bersenang-senang.

Kamu bisa pergi ke pesta teman, mencari paket liburan beberapa hari, atau membeli barang-barang yang lebih mahal daripada yang biasa kamu kenakan. Menurutmu, semua ini masih dalam batas wajar.

Akan tetapi, beberapa orang di sekitarmu menarik kesimpulan yang terlalu jauh. Seperti kamu menghamburkan uang yang seharusnya digunakan untuk berinvestasi, belum puas dengan kehidupan masa remajamu, dan ending-nya kamu dituduh mengabaikan masa depan.

Masa dewasa dan beragam tuntutan dari orang-orang di sekitarmu memang satu paket. Terlalu banyak harapan sosial yang terkadang harus kamu pikul, sesuatu yang juga belum tentu berhasil mereka tunaikan ketika mereka seusia kamu. 

Pada setiap sumber tekanan psikis seperti di atas, tariklah napas dalam-dalam dan embuskan perlahan-lahan. Tekanan-tekanan tersebut akan berkurang setelah usiamu di atas 30 tahun, seiring dengan bertambahnya keberanianmu untuk menjadi diri sendiri serta mengatakan, "Inilah aku dan kehidupanku."