Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

#GreenBeauty Bikin Ngilu! Ini Fakta Pahit di Balik Kemasan Sachet

Ilustrasi produk-produk berkemasan sachet (beautyinsider.sg)
Ilustrasi produk-produk berkemasan sachet (beautyinsider.sg)

Kemasan sachet paling banyak digunakan secara global, karena kemasan jenis ini merupakan faktor penting untuk pengemasan produk pangan yang dapat membantu menjaga kualitasnya dan meningkatkan branding dari suatu produk.

Akan tetapi, kemasan sachet ini sangat berdampak buruk bagi lingkungan alam. Maka dari itu, kita perlu mengetahui lebih dalam lagi tentang fakta pahitnya dibalik kemasan sachet ini.

1. Tujuan sebenarnya dari kemasan sachet

Ilustrasi warung (eco-business.com)
Ilustrasi warung (eco-business.com)

Dilansir Guardian.com, kemasan sachet ini membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa membeli produk-produk berkemasan wadah yang biasanya relatif lebih mahal. Selain itu, memungkinkan masyarakat untuk bisa menikmati produk berkualitas seperti sampo, pasta gigi, losion, makanan, hingga bumbu masakan.

Dan akhirnya tidak diragukan lagi bahwa sachet telah membawa produk berkualitas lebih baik ke masyarakat berpenghasilan rendah. Bahkan mendiang guru manajemen Universitas Michigan CK Prahalad memuji nilai kemasan sachet dalam buku larisnya, The Fortune at the Bottom of the Pyramid: Eradicating Poverty trough Profits pada tahun 2004.

Namun masalahnya, kini kemasan sachet telah menjadi mimpi buruk yang sia-sia terutama bagi lingkungan alam. Seiring berjalannya waktu, volume sampah kota diproyeksikan akan naik terus karena penggunaan produk sachet ini makin meningkat di seluruh dunia.

2. Bahan dari kemasan sachet

Ilustrasi bahan kemasan sachet (hqspoutpouch.cn)
Ilustrasi bahan kemasan sachet (hqspoutpouch.cn)

Selama ini kemasan sachet memang telah membawa keuntungan bagi kita semua sebagai selaku masyarakat dan para pelaku industri global dalam memenuhi kebutuhan. Tapi di sisi lain juga kemasan sachet ini membawa kerugian yang sangat berdampak bagi kehidupan di masa mendatang. Kenapa?

Ternyata bahan dari kemasan sachet ini merupakan plastik multilayer. Kemasan multilayer tersebut menggunakan lebih dari satu jenis bahan plastik untuk mengemas suatu produk. Lalu plastik ini memiliki bahan alumunium foil yang biasa digunakan untuk kemasan produk makanan agar tahan lama, aman, dan layak dikonsumsi.

3. Fakta pahitnya adalah

Pencemaran kemasan plastik sachet (mb.com.ph)
Pencemaran kemasan plastik sachet (mb.com.ph)

Akan tetapi jenis plastik ini tidak dapat didaur ulang karena memang lapisan plastiknya multilayer sehingga tidak bisa terurai, dan akan terakumulasi di dalam tanah sebagai limbah. Yang artinya akan ada ancaman besar bagi lingkungan alam, salah satunya bencana.

Apalagi kemasan multilayer ini sangat besar penggunaannya tiap tahun ke tahun. Seperti berdasarkan laporan Greenpeace berjudul "Throwing Away The Future: How Companies Still Have It Wrong on Plastic Pollution "Solutions", sebanyak 855 miliar kemasan sachet terjual di pasar global pada tahun 2019, sedangkan Asia Tenggara memegang pangsa pasar sekitar 50 persen.

Dan itu diprediksi jumlah kemasan sachet yang terjual akan mencapai 1,3 triliun pada tahun 2027. Bila kedepannya industri terus bertumbuh dan masih mengandalkan plastik sekali pakai sebagai kemasannya, bagaimana pun jadinya volume sampah plastik akan terus meningkat.

4. Plastik multilayer yang tak bernilai

Ilustrasi para pemulung mencari limbah yang bernilai (pri.org)
Ilustrasi para pemulung mencari limbah yang bernilai (pri.org)

Sementara itu, sampah sachet atau plastik multilayer nilai ekonomisnya sangat rendah. Hal itu mengakibatkan banyak pemulung cenderung mengabaikan sampah jenis ini dan hanya memungut plastik jenis PET karena dapat dijual kembali dengan harga tinggi untuk industri daur ulang.

Sehingga kemasan sachet memang kurang berharga bagi pemulung, dan berarti sampah kemasan tersebut menjadi terbengkalai di mana-mana dan bisa menjadi penyebab pencemaran lingkungan.

5. Apa solusinya?

Ilustrasi mengelola sampah dari rumah (massagetherapycanada.com)
Ilustrasi mengelola sampah dari rumah (massagetherapycanada.com)

Mengingat kini kemasan sachet masih menjadi ancaman lingkungan alam bahwa level penggunaan makin meningkat terus setiap tahunnya, dan akan lebih baik sekarang kita #onegreenstep pada masalah tersebut. Seperti dimulai dari pemerintah lebih bijak dalam peraturan untuk produsen dalam mengelola sampah.

Kemudian, produsen beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan, contohnya seperti produk dari merk Garnier yang telah menerapkan recycle pada kemasan-kemasannya dengan menghemat penggunaan virgin plastic hingga 32 ton sejak tahun 2019 dan bahkan kedepannya Garnier akan mengeluarkan produk tissue mask yang dapat terurai.

Lalu, konsumer membeli produk secara bijak sesuai kebutuhannya, misalkan memilih produk yang lebih ramah lingkungan. Dan, konsumen mengelola sampah atau mengirim ke tempat yang dapat mengelola atau membuat ecobrick.

Atau dapat mendaur ulang sampah melalui aplikasi terbaik yaitu eRecycle, karena aplikasi tersebut menjadi solusi untuk masalah sampah terpilah sehingga membantu masyarakat dalam memilah-milah sampah dan tetap bisa menjaga keseimbangan lingkungan.

Jadi, melalui ini #GarnierxIDNTimes juga mau mengajak para pembaca untuk bergabung dalam gerakan #greenbeauty supaya kita bisa lebih mencintai lingkungan alam, terutama dalam mengatasi sampah plastik. Untuk mengetahui lebih lanjut soal programnya bisa langsung ke https://www.garnier.co.id/green-beauty

Nah, itulah beberapa penjabaran mengenai bahayanya plastik kemasan sachet. Jadi sudah mengerti kalau sampah kemasan sachet memiliki pengaruh buruk bagi lingkungan alam, apalagi kini sedang masa-masa krisisnya peningkatan sampah rumah tangga yang makin melonjak terus.

Maka, mulai dari sekarang yuk kita lebih sadar lagi dalam bijak penggunaan sampah yang baik supaya lingkungan alam kembali bersih. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us