Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Veronica Tan: Generasi Hebat Dimulai dari Akal Budi dan Hati Nurani

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan saat mengisi salah satu sesi di acara Tanoto Scholars Gathering 2025. (dok. Tanoto Foundation)
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan saat mengisi salah satu sesi di acara Tanoto Scholars Gathering 2025. (dok. Tanoto Foundation)
Intinya sih...
  • Generasi muda dihadapkan pada tantangan digital, termasuk tekanan sosial dan kesehatan mental.
  • Emosi, logika, dan nilai harus berjalan seiring untuk mengatasi konten negatif di media sosial.
  • Kolaborasi dan komunitas positif penting dalam menciptakan perubahan dan dukungan moral.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Guna menjawab tantangan generasi muda di era digital yang penuh distraksi, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, mengajak para mahasiswa untuk kembali ke dasar, yakni mengasah akal budi dan hati nurani. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Veronica dalam acara Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2025 pada Rabu (23/7/2025), di Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Riau.

TSG 2025 sendiri telah dilangsungkan selama tiga hari, tepatnya pada tanggal 24-26 Juli 2025. Acara ini diikuti oleh 291 Tanoto Scholars (sebutan untuk penerima beasiswa program TELADAN Tanoto Foundation) yang berasal dari sepuluh perguruan tinggi mitra, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, IPB University, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Sumatra Utara, Universitas Mulawarman, Universitas Riau, dan Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan yang ada, Tanoto Scholars dibekali pelatihan khusus sebagai bagian dari program TELADAN untuk mencetak generasi pemimpin masa depan yang kompeten, berkarakter, dan mampu memberikan dampak positif nyata bagi masyarakat luas. CEO Tanoto Foundation, Benny Lee, menyebut, tema TSG tahun ini ialah “Becoming The Champion of Good”, yang berarti untuk bisa membentuk pemimpin masa depan yang ideal, tidak hanya dibutuhkan kecerdasan dan kompetensi, melainkan juga karakter yang kuat, akal sehat, serta budi pekerti yang luhur.

Tak sampai di situ, Veronica juga menekankan bahwa di era digital yang penuh distraksi ini, kecerdasan intelektual saja tidaklah cukup. Para generasi muda, khususnya gen Z, dituntut untuk menjaga keseimbangan antara logika dan hati nurani agar mampu bersaing di dunia nyata yang semakin kompetitif.

1. Generasi muda kerap dihadapkan oleh berbagai tantangan di era digital

ilustrasi dua mahasiswa (pexels.com/Charlotte May)
ilustrasi dua mahasiswa (pexels.com/Charlotte May)

Meski kehidupan sudah semakin modern, tapi tidak menutup kemungkinan tantangan baru akan muncul seiring dengan perubahan yang terus terjadi. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak muda, terutama Gen Z yang tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan sosial dan ketidakpastian masa depan di tengah meningkatnya angka pengangguran terdidik.

Julukan “Generasi Strawberry” pun muncul di media sosial. Istilah tersebut pertama kali mencuat di Taiwan dan digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang tampak hebat dari luar, namun rapuh ketika menghadapi tekanan hidup.

Survei Nasional Kesehatan Mental Remaja Indonesia tahun 2024, menunjukkan bahwa sebanyak 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Tak hanya itu, data dari Riskesdas 2023 juga menunjukkan bahwa sekitar 2 persen penduduk Indonesia usia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan skizofrenia.

Masalah-masalah kesehatan mental tersebut umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan akademik, ekspektasi sosial yang tinggi, hingga pengaruh media sosial yang tiada henti. Dengan ditemukannya dua data ini, membuktikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kerentanan mental yang cukup tinggi, terutama di kalangan gen Z.  

2. Emosi, logika, dan nilai, jadi tiga aspek penting yang harus berjalan beriringan

ilustrasi mahasiswa di perpustakaan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mahasiswa di perpustakaan (pexels.com/cottonbro studio)

Menurut Veronica, generasi muda saat ini harus mempunyai kemampuan dalam memilah berbagai informasi dan konten yang mereka konsumsi setiap hari. Apalagi, sekarang sudah semakin banyak konten di media sosial yang bersifat sensasional dan emosional, sehingga dapat berisiko mengganggu ketenangan batin dan kejernihan dalam berpikir.

Ia mengungkapkan, bahwa daripada menuruti keinginan untuk mengikuti arus konten viral yang tidak mendidik, lebih baik melakukan kegiatan kecil, tapi bermanfaat sebagai upaya memperkaya diri sendiri. Misalnya, membaca bacaan bermutu, melakukan refleksi moral, atau berpartisipasi dalam kegiatan diskusi yang berlandaskan pada nilai. Dengan begitu, tiga aspek penting berupa emosi, logika, dan nilai dapat berjalan secara beriringan.

“Kalau mau jadi champion of good, carilah bacaan yang berkualitas. Keseimbangan antara emosi dan akal budi itu penting. Jangan sampai kehilangan akal hanya karena emosi sesaat,” tutur Veronica, dalam keterangan rilis yang diterima IDN Times.

3. Kolaborasi dan komunitas yang positif merupakan langkah awal sederhana namun mampu menciptakan dampak besar bagi perubahan

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/RDNE Stock project)

Veronica menekankan bahwa komunitas dan dukungan sosial juga berperan penting dalam membentuk karakter dan semangat perubahan. Ia menyakini, seseorang tidak akan bisa menjadi agen perubahan jika berjalan sendirian.

“Kalau kita punya teman yang mendukung moral dan pemikiran kita, satu orang saja bisa memberi dampak. Akan tetapi, kalau seribu orang bergerak bersama, dampaknya bisa jauh lebih besar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Veronica mengajak Tanoto Scholars untuk membangun solidaritas di tengah tantangan zaman yang datang silih berganti, khususnya dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan integritas. Sebab, hal itu sangat dibutuhkan di era modern, di mana kecenderungan individualitas semakin terasa.

Tak hanya itu, Veronica juga mendorong generasi muda Indonesia untuk berani speak up. Jangan ragu menyuarakan nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini. Sebab, di tengah dominasi konten negatif dan destruktif di media sosial, suara yang berpihak pada moralitas justru tidak boleh diam.

“Kalau memang kita harus speak up on behalf of the morality, maka kita harus lakukan. Ini cara kita membuat perubahan,” tandasnya.

4. Tahun ini, Tanoto Foundation kembali membuka program beasiswa TELADAN bagi putra dan putri Indonesia yang berprestasi

ilustrasi tiga mahasiswi lulus kuliah (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi tiga mahasiswi lulus kuliah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kabar baiknya, bagi mahasiswa Indonesia yang bercita-cita meraih masa depan cerah melalui pendidikan tinggi namun terhalang oleh biaya, kini dapat mengikuti program beasiswa TELADAN dari Tanoto Foundation. Pendaftaran beasiswa TELADAN angkatan 2026 telah dibuka sejak 1 Juli 2025 dan berakhir pada 7 September 2025 mendatang.

Program ini ditujukan bagi mahasiswa semester pertama yang berasal dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation. Adapun berbagai benefit yang diperoleh bagi mahasiswa penerima, antara lain:

  • Beasiswa penuh mencakup biaya kuliah dan tunjangan biaya hidup bulanan.

  • Pelatihan kepemimpinan terstruktur selama 3,5 tahun, terhitung dari semester 2 sampai semester 8.

  • Memperoleh berbagai dukungan untuk meningkatkan kepemimpinan dan soft skill, termasuk dukungan finansial tambahan untuk mengikuti kompetisi, konferensi, sertifikasi, baik di dalam maupun luar negeri. Kesempatan mengikuti program pembelajaran jangka pendek (summer course, student exchange, volunteering, dan lainnya), juga kesempatan untuk magang di jaringan industri mitra Tanoto Foundation.

Jika kamu merupakan salah satu mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K), jangan khawatir. Sebab, beasiswa ini juga dapat diikuti oleh mahasiswa penerima KIP-K selama mereka terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama di perguruan tinggi mitra. Nah, untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi laman resmi bit.ly/JadiTELADAN2026 dan daftarkan dirimu secepatnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us