5 Gengsi Positif yang Patut Kamu Jaga, Biar Makin Berwibawa!

- Gengsi untuk kembali pada mereka yang telah menyakiti
- Gengsi untuk minta-minta validasi
- Gengsi untuk bertahan pada lingkungan yang toksik
Siapa bilang gengsi selalu berkonotasi dengan hal yang negatif? Terkadang, gengsi itu adalah sebuah keharusan. Sebagai tembok pelindung dari drama, jebakan, atau urusan-urusan yang dapat merugikan dirimu sendiri.
Gengsi itu bukan soal malu atau merasa sok paling keren. Sebab ia bisa menjadi sinyal kalau kamu tidak harus ramah dan berbuat baik untuk semua orang, kalau itu justru bikin kamu kehilangan arah.
Nah, inilah lima bentuk gengsi positif yang bikin kamu tampil lebih berkelas, dan penuh wibawa. Bukan bermaksud sombong, tapi untuk menunjukkan kalau kamu tidak pernah ragu untuk berkata "tidak".
1. Gengsi untuk kembali pada mereka yang telah menyakiti

Sekali kamu dipatahkan itu mungkin masih wajar. Tapi kalau sudah keseringan, itu bukan hal yang dapat ditolerir lagi. Menerima permintaan maaf sah-sah saja, bahkan itu mulia. Tapi memberi kesempatan kedua, rasanya kamu harus pikir-pikir lagi.
Bukan mau bersikap sombong atau angkuh, tapi ini adalah upayamu untuk menyayangi dirimu. Kalau kamu terus-terusan tidak mengambil tindakan tegas, luka lama yang ada malah makin menganga. Membuatmu kian trauma.
2. Gengsi untuk minta-minta validasi

Kamu tidak butuh viral, apalagi jadi pusat perhatian untuk merasa utuh. Banyak hal berharga yang justru terjadi dari balik layar tanpa diketahui orang-orang. Saat yang lain sibuk untuk mencitrakan dirinya di media sosial, kamu malah diam-diam menepi untuk menempa dirimu, tanpa harus gembar-gembor.
Karena kamu paham, memilih diam adalah bagian dari kedewasaan, bukan kelemahan. Kamu cukup bekerja keras, sisanya biar hasil yang berbicara, biarkan bukti yang menerangkan tanpa kata-kata.
3. Gengsi untuk bertahan pada lingkungan yang toksik

Kamu sama sekali tidak memelihara egoisme. Sebaliknya, kamu justru sadar diri. Jika lingkungan yang saat ini kamu tempati malah membuatmu tidak nyaman, lantas butuh alasan apalagi untuk bertahan.
Hubungan yang toksik tidak hanya menyebabkan kamu lelah secara mental, tapi juga emosional. Memilih keluar adalah langkah berani untuk menyelamatkan kesehatan mentalmu. Jangan tunda untuk beranjak dan menemukan tempat yang lebih layak.
4. Gengsi untuk berutang demi memenuhi gaya hidup

Bukan sebuah aib kalau kamu dibilangi tidak gaul karena tidak mengikuti standar yang orang lain tetapkan. Kamu harus gengsi untuk bertahan pada pendirianmu, jika itu memang bikin kewarasan finansialmu tetap terjaga. Untuk apa hidup pura-pura dan hura-hura kalau yang dikejar-kejar itu fana?
Jadi, tahan diri untuk tampil berlebihan ya. Sayangi dirimu. Kamu cukup tampil apa adanya. Dengan aura dan karismamu yang memancar terang. Tanpa adanya cicilan yang membayangimu di setiap bulan.
5. Gengsi untuk membalas drama yang tidak penting

Tidak semua upaya untuk meraih kemenangan harus melalui keributan. Sebab ada satu jalan elegan yang dapat kamu tempuh dengan gengsimu. Yaitu diam. Terkadang, ketenangan adalah senjata paling ampuh untuk meredam masalah yang datang.
Dengan tanpa berkoar-koar, kamu menunjukkan bahwa kamu punya kendali atas dirimu sendiri. Kamu tidak sembarangan mengambil langkah, karena kamu penuh perhitungan dan pertimbangan. Daripada menghabiskan energi dengan meladeni drama yang tidak perlu, mending kamu cus langsung kabur. Kalau mereka mencak-mencak? Maka tujuanmu tercapai. Itulah momen di mana kamu merengkuh kemenangan yang nyata.
Kesimpulannya, tidak semua gengsi mesti kamu hapuskan. Ada kalanya, kamu wajib jaga image untuk sejenak memberi ruang kepada dirimu. Sebab kamu berhak memelihara kesehatan mentalmu, dengan menciptakan jarak pada kondisi yang toksik, juga drama yang hanya menguras energi. Sehingga kamu tampil berkelas dan berwibawa.