Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Haruskah Teman yang Kurang Empati Dihindari? Ulik Jawabannya di Sini

Ilustrasi teman (freepik.com/freepik)
Ilustrasi teman (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Batasan itu penting dalam menjaga hubungan sehat
  • Coba ungkapkan perasaan dengan tenang untuk memberi kesempatan teman belajar
  • Menjaga jarak sah-sah saja jika sudah melakukan usaha dan tidak ada perubahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadang, kita punya teman yang tampaknya tidak bisa memahami perasaan orang lain. Alih-alih memberi dukungan, mereka justru membuat kita merasa semakin sendiri. Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah hubungan seperti ini masih layak dipertahankan atau lebih baik dijauhi?

Sebelum mengambil keputusan, penting untuk mengenali apa yang sebenarnya bisa kita lakukan. Tidak semua orang yang kurang empati berarti orang yang buruk, tapi tetap saja kita perlu melindungi diri. Yuk, simak tiga hal penting yang bisa jadi pertimbanganmu!

1. Batas itu penting

Ilustrasi teman (pexels.com/Adrienn)
Ilustrasi teman (pexels.com/Adrienn)

Teman yang kurang empati kadang menyakiti tanpa sadar. Mereka mungkin tidak bermaksud jahat, tetapi tetap saja ucapan atau tindakannya bisa membuat kita merasa diabaikan. Inilah sebabnya batasan menjadi kunci penting dalam menjaga hubungan tetap sehat.

Kendra Cherry, MS.Ed., seorang penulis dan pakar psikologi mengatakan dalam Verywell Mind, "Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memperjelas batasan, membina hubungan dengan orang lain yang lebih suportif, serta tidak mengharapkan validasi emosional dari orang tersebut."

Dengan membuat batasan yang jelas, kamu bisa tetap menjaga interaksi tanpa harus terus-menerus terluka. Misalnya, batasi topik pembicaraan yang sering menyinggung atau pilih kapan waktu yang tepat untuk bertemu. Hal ini membantu mengurangi risiko terseret dalam hubungan yang membuatmu stres.

2. Coba ungkapkan perasaan dengan tenang

Ilustrasi teman (freepik.com/tirachardz)
Ilustrasi teman (freepik.com/tirachardz)

Tidak semua teman yang kurang empati harus dijauhi. Ada kalanya, mereka hanya tidak menyadari bagaimana sikapnya memengaruhi kita. Memberi tahu dengan cara yang baik, bisa membuka mata mereka.

Dengan komunikasi yang tenang, kamu memberikan kesempatan bagi temanmu untuk belajar. Walaupun hasilnya tidak selalu sesuai harapan, setidaknya kamu sudah jujur terhadap dirimu sendiri. Hal ini juga membantu agar kamu tidak terus-terusan menyimpan emosi negatif.

3. Menjaga jarak itu sah-sah saja

Ilustrasi teman (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi teman (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika semua usaha sudah dilakukan dan tidak ada perubahan, menjaga jarak bisa jadi pilihan terbaik. Kamu tidak harus memaksakan diri untuk terus dekat dengan orang yang membuatmu tidak nyaman. Kesehatan mentalmu lebih berharga daripada mempertahankan hubungan yang tidak sehat.

Darlene Lancer, JD, LMFT, seorang psikoterapis berlisensi dan penulis buku tentang codependency, mengatakan kepada Verywell Mind, “Lepaskan keterikatan dari kurangnya empati orang lain. Ingat QTIP: Quit Taking It Personally (jangan diambil hati).”

Tidak semua hubungan perlu dipertahankan, terutama jika membuat kita kehilangan ketenangan. Mencintai diri sendiri berarti berani menetapkan batasan dan mengambil jarak demi kesehatan mental. Pada akhirnya, teman sejati adalah mereka yang membuat kita merasa dihargai dan dipahami.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

Benarkah Menurunkan Ekspektasi Membuat Hidup Lebih Mudah?

27 Sep 2025, 18:01 WIBLife