"Induk Macan ingin mengajak orangtua Indonesia untuk membina hubungan harmonis dengan anak-anak sambil tetap berakar pada identitas budaya mereka," ujar Dinda.
Induk Macan: Ajak Orangtua Pahami Parenting Sejalan Budaya Lokal

Jakarta, IDN Times - Di tengah tren parenting yang terus berevolusi, salah satu gaya parenting yang sejalan dengan budaya di Indonesia ialah tiger parenting. Selaras dengan hal tersebut, pada Senin (21/8/2023), Krista Endinda, seorang penulis buku dengan bangga merilis buku bertajuk 'Induk Macan' melalui Zoom Meeting.
Dalam diskusi singkat namun bermakna, ia membedah buku Induk Macan yang dibuatnya khusus untuk para orangtua Indonesia. Dinda berbicara soal gaya parenting Barat dan Asia serta mengaku memiliki keinginan untuk menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia tersebut.
Lalu, apa saja yang menarik dari buku Induk Macan yang terkait dengan gaya parenting itu? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Induk Macan berikan prespektif baru tentang gaya parenting untuk orangtua di Indonesia

Kini hadir begitu banyak gaya parenting yang bisa menjadi acuan para orangtua dalam membesarkan buah hati mereka. Buku Induk Macan disebut lahir dari pengamatan Krista Endinda terkait fenomena parenting modern, yakni Gentle Parenting, yang mengalami beberapa aspek ketidakcocokkan dengan parenting di Asia.
Lewat Induk Macan, penulis ingin memberikan prespektif baru tentang parenting yang sejalan dengan budaya Indonesia. Tanpa meninggalkan budaya yang telah ada, orangtua tetap bisa membesarkan anak dengan mengambil esensi penting dari gaya parenting Barat.
2. Konflik orangtua terhadap parenting

Konflik batin merupakan hal normal yang dirasakan oleh orangtua dalam proses parenting, misalnya adalah kelepasan. Sebagai orangtua, kamu mungkin pernah mengalami satu momen yang membuat dirimu kelepasan dalam berbicara ataupun bertindak kepada anak. Dalam mengatasi konflik batin yang wajar tersebut, Dinda menyarankan untuk tidak terlalu merasa bersalah.
"Supaya bisa tetap hangat meskipun parenting macan, yang pertama orangtua lakukan adalah jangan terlalu merasa bersalah. Kelepasan adalah hal yang wajar tinggal bagaimana kita mengatasi kelepasan itu. Harus benar-benar mencari balance-nya," kata dia.
3. Parenting tidak meninggalkan budaya

Salah satu pesan utama yang disampaikan melalui buku Induk Macan ialah bagaimana orangtua Indonesia tetap mempertahankan tradisi dan tidak melawannya hanya karena paham baru di dunia parenting. Sebagai orang yang besar di budaya Timur, maka tidak bisa begitu saja meninggalkan tradisi parenting yang telah ada.
Misalnya, kebiasaan budaya Timur ketika bertemu dengan orang yang lebih tua harus memanggilnya dengan panggilan sopan seperti 'Bapak' atau 'Ibu'. Hal ini jelas berlawanan dengan budaya Barat yang mungkin terbiasa dengan memanggil nama, bahkan kepada orang yang ebih tua. Dalam Induk Macan, dijelaskan lebih jauh seperti pentingnya parenting sesuai budaya.
4. Perbedaan Gentle Parenting dan Tiger Parenting

Bukan hanya dari sisi budaya, antara macan parenting dan gentle parenting jelas memiliki perbedaan. Setiap orangtua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh anak-anaknya, dalam hal ini pula orangtua Asia dan Barat mempunyai fokus, cara pandang, dan maksud berbeda di balik tindakan mereka.
"Orangtua Asia cenderung lebih tegas, sementara orangtua Barat kalem dan bersifat gentle. Di balik ketegasan, ada maksud baik karena kita tau anak mampus dan kuat. Orangtua Barat akan lebih melihat ke mental health anak, melihat kerapuhannya," jelasnya.
5. Induk Macan mengajak orangtua merefleksi gaya parenting

Orangtua dengan parenting macan sudah menjadi hal biasa yang ada di Asia dan budaya Timur. Umumnya, tipe parenting ini membuat anak harus menuruti apa pun yang terjadi. Namun, orangtua juga perlu menyadari bagaimana caranya mengatur anak tanpa mengaum atau mencakar layaknya macan sesungguhnya.
"Parenting yang benar yaitu menerima budaya dan background dari masing-masing keluarga berbeda. Buku ini mengajak orangtua merefleksi budaya seperti apa dalam parenting dan bagaimana mencari kesimbangan karena parenting is an art," tutur sang penulis buku Induk Macan.
6. Proses pembuatan buku Induk Macan berawal dari tesis S2

Menariknya, buku Induk Macan lahir dari tesis S2 yang dijalankan oleh sang penulis dalam meneliti persoalan parenting di Asia. Pada saat yang bersamaan, Dinda menyadari bahwa banyak orangtua Indonesia yang mulai terbuka oleh parenting populer dan menjadikan sebagai kiblat parenting mereka.
Menurut pengamatannya dalam membuat tesis, Dinda menyadari bahwa menjadi orangtua yang baik tidak harus meninggalkan budaya yang ada untuk mengikuti parenting populer. Proses ini terjadi selama satu tahun dan kembali ia olah menjadi sebuah buku bertajuk Induk Macan dengan harapan dapat membantu orangtua Indonesia mengenali berbagai macam gaya parenting yang ada.
Induk Macan dilengkapi dengan ilustrasi, gambar, dan qoutes yang di desain semenarik mungkin agar momen membaca lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Bak sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa membaca adalah jembatan ilmu, maka bertambahlah pengetahuan orangtua tentang dunia parenting yang baik untuk tumbuh kembang anak.