Ishadi SK Luncurkan Buku Broadcaster Empat Zaman, Isinya Inspiratif!

Ishadi Soetopo Kartosapoetro telah menjadi tokoh yang gak terpisahkan dari sejarah industri penyiaran kontemporer Indonesia. Keterlibatannya dalam industri ini dimulai ketika ia tampil dalam acara yang disiarkan oleh TVRI saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu, selama tujuh dekade berikutnya, Ishadi telah terlibat dalam mengarahkan, memimpin, bahkan menjadi mentor bagi berdirinya sejumlah stasiun televisi terkemuka di Indonesia.

Dalam perjalanan profesionalnya yang sangat panjang, Ishadi telah melihat bagaimana kekuasaan dan kepentingan politik selalu memengaruhi dinamika media penyiaran di Indonesia, termasuk menjadi penentu arah kariernya sendiri. Buku berjudul Ishadi SK Broadcaster Empat Zaman menggambarkan sebagian dari pengalaman berharga ini. Buku ini juga menjadi saksi sejarah yang jarang terungkap dalam diskursus broadcasting nasional.

"Buku ini sangat berarti untuk saya sebagai dokumentasi penting sejarah perjalanan sebagai profesional penyiaran setelah sekian lama. Saya berharap karena buku ini, orang bisa melihat kembali perjalanan sektor media penyiaran masa lalu dengan segala sisinya," jelas Ishadi. 

Program-program inovatif yang diciptakan Ishadi saat memimpin TVRI, termasuk program berita ikonik Dunia dalam Berita dan Tanah Merdeka, sudah gak asing di mata publik. Namun, yang mungkin kurang diketahui oleh masyarakat adalah perjalanan karier Ishadi itu sendiri.

Dalam bukunya, dengan gaya bahasa yang tenang dan sopan seperti priyayi Jawa, Ishadi mengisahkan hubungannya dengan dua mantan Menteri Penerangan, yaitu Harmoko dan Yunus Yosfiah. Keduanya diceritakan pernah 'memecatnya' dari posisi penting di TVRI. Ishadi 'dipecat' bukan karena kinerja buruk, melainkan sebaliknya. Buku ini benar-benar menceritakan naik turunnya kehidupan seorang Ishadi.

"Di buku ini, banyak diceritakan perjalanan hidup seorang Ishadi SK yang seperti roller coaster," kata Jimmy.

Buku ini diterbitkan dalam rangka ulang tahun Ishadi SK ke-80 pada bulan April lalu. Terhitung sudah puluhan tahun Ishadi menyelami dan menggeluti dunia media serta jurnalisme. Ishadi sendiri memulai kariernya di TVRI sebagai reporter pada tahun 1967. 

Ishadi bukan hanya bekerja sebagai reporter. Ia juga sukses melakukan berbagai inovasi menarik. Mulai dari mewawancarai banyak tokoh penting hingga melahirkan banyak program siaran yang bermutu. Kreativitasnya mengantarkan Ishadi menjadi sosok yang inspiratif sampai saat ini.

Jika dilihat dari kisahnya, Ishadi memang menjalankan kehidupan yang gak mudah. Ada berbagai macam tantangan yang pernah Ishadi alami. Bahkan, ia juga pernah 'dibuang' ke Yogyakarta yang mana ini juga diceritakan dalam bukunya.

CEO Grup Transmedia, Chairul Tanjung, juga turut menghadiri acara peluncuran buku ini. Chairul mengatakan bahwa dirinya adalah saksi sejarah bagaimana Ishadi memang sosok broadcaster yang tahan banting.

"Biasanya orang kalau dibuang ke Stasiun Yogyakarta, jadi tenggelam. Pak Is malah makin hidup dan banyak inovasi. Sampai kemudian beliau menjadi mitra mendirikan Televisi Transformasi, TransTV yang kita harapkan akan mentransformasi industri televisi di Indonesia. Itu kemudian terjadi bersama Pak Ishadi," pungkasnya.

Buku Ishadi SK Broadcaster Empat Zaman setebal 134 halaman ini diterbitkan dan dipasarkan oleh kelompok Kompas Gramedia. Menurut Ishadi, terbitnya buku ini menjadi testamen dari persahabatan dan hubungan sangat baik dirinya dengan Jakob Oetama, pendiri dan mantan pemimpin redaksi Kompas/Gramedia.

Di dalam bukunya, ada beberapa bab yang menceritakan segmen-segmen hidup seorang Ishadi. Mulai dari awal perjalanan kariernya hingga jatuh bangunnya di dunia media dan televisi. Di buku ini, diceritakan juga kisah Ishadi ketika dibuang ke litbang hingga ketika ia sempat ditolak UI (Universitas Indonesia).

Itu dia beberapa fakta dan isi menarik dari buku Ishadi SK. Kamu bisa membeli buku ini dengan harga Rp98 ribu. Untuk kamu yang memiliki ketertarikan di dunia media, jurnalisme, atau pertelevisian, wajib banget punya buku ini!