Kamu memang tidak harus punya teman yang banyak. Sesuaikan jumlah kawan dengan kenyamananmu dalam bergaul. Namun, sekecil apa pun lingkar pertemananmu pasti dirimu juga tidak bakal merasa nyaman apabila dijauhi orang.
Sering kamu sudah berusaha mendekat, tetapi mereka malah mundur teratur. Satu per satu teman menyingkir pelan-pelan dan enggan diajak bertemu lagi. Apa yang membuat mereka bersikap begitu? Mari berkaca dengan menggunakan sepuluh poin berikut.
Sesekali kamu memang perlu mementingkan diri sendiri biar keperluanmu gak terkalahkan terus oleh hal-hal lain yang tidak begitu mendesak. Namun, jangan sampai kamu menjadi makhluk yang amat egois sebab ini membuat orang-orang di sekitarmu tidak nyaman. Keegoisan yang terus-menerus bikin dirimu mengesampingkan orang lain.
Tak jarang apa yang kamu lakukan sampai merugikan mereka sebab yang penting sesuatu menguntungkanmu. Mereka yang akhirnya menjaga jarak darimu cuma berusaha melindungi dirinya biar gak dikorbankan demi kepentinganmu. Lebih baik mereka mengantisipasinya ketimbang terlambat.
Di cuaca yang amat panas atau sehabis kamu beraktivitas fisik yang berat, orang umumnya masih dapat menoleransi bau badanmu. Akan tetapi, apabila hampir setiap saat tubuhmu menguarkan bau menyengat, tentu mereka merasa terganggu. Begitu pula dengan bau mulut yang bikin orang-orang menjaga jarak darimu saat bercakap-cakap. Kamu perlu lebih memperhatikan kebersihan diri.
Jangan malas mandi bahkan bila perlu lebih dari 2 kali dalam sehari. Setiap habis mandi ganti pakaian dalam maupun luar. Pakai deodoran serta minyak wangi secukupnya. Gosok gigi juga harus lebih sering terutama setelah makan dan bangun tidur. Gunakan obat kumur sesuai aturan pakainya secara rutin.
Orang-orang di sekitarmu bukannya telah kehilangan jiwa sosialnya. Tapi direpotkan olehmu hampir sepanjang waktu benar-benar membuat mereka lelah. Demi membantumu, urusan-urusan mereka sendiri menjadi sering terbengkalai.
Tindakan membantu orang lain sesungguhnya juga membuat mereka bahagia dan merasa berguna. Akan tetapi, seringnya kamu merepotkan bikin mereka lelah dan merasa dimanfaatkan saja. Bila dirimu lebih mandiri dan hanya meminta tolong ketika terpaksa, pasti mereka tidak menghindarimu lagi bahkan menawarkan bantuan begitu melihatmu kesulitan.
Tambah besar kesukaanmu berdebat, tambah banyak orang yang lebih memilih untuk menyingkir. Ketika bagimu perdebatan memacu adrenalin dan bagus buat bertukar gagasan, orang lain boleh jadi gak bisa menikmatinya sedikit pun. Perdebatan terasa hanya meningkatkan stres mereka. Diskusi oke, tetapi tidak dengan berdebat.
Kamu harus bisa membaca apakah orang lain suka berdebat atau tidak. Mereka yang tak tahan dengan perdebatan dapat menilaimu terlalu agresif dan merasa paling benar. Dirimu harus tahu kapan, di mana, serta dengan siapa bisa berdebat. Jangan semua orang diajak berdebat karena buat mereka barangkali sama dengan mengajak bertengkar.
Saking terbiasanya mengejek orang, kamu dapat merasa ini tak lebih dari candaan. Tapi lawan bicaramu ternyata sampai malu berat bahkan tersinggung oleh olok-olokmu. Apa pun dari dirinya yang direndahkan dapat terasa menyakitkan hati.
Apalagi bila ini bukan kali pertama dirimu mengejeknya. Mereka yang semula santai lama-lama menganggapnya sebagai upaya serius darimu untuk menjatuhkan kehormatannya. Tidak semua orang suka melawanmu dengan kata-kata juga. Untuk menghindari konflik terbuka, banyak dari mereka yang langsung menjauh saja darimu.
Sebenarnya gak apa-apa kamu berusaha mempromosikan usahamu pada orang-orang terdekat termasuk teman. Mereka menjadi calon pembeli yang potensial karena sudah mengenal dan memercayaimu. Barangnya pun menjawab kebutuhan serta selera mereka.
Akan tetapi, caramu dalam mempromosikan apa pun gak boleh sampai seperti menodong orang biar membelinya. Lakukan promosi yang sewajarnya saja seperti sering mengunggah produk di semua media sosialmu. Teman-temanmu otomatis telah mengetahuinya dan akan memesannya kalau butuh. Jangan meminta mereka satu per satu untuk membelinya karena bikin risi apalagi saat keuangan menipis.
Memang ada beberapa orang yang menyukai gosip sehingga kamu seru sekali saat bersama mereka. Akan tetapi, jangan menyamakan diri kalian dengan semua orang. Lebih banyak lagi orang yang membenci pergunjingan sekalipun itu bukan tentang mereka.
Bergosip membuang banyak waktu, merusak hubungan, bahkan seperti memakan bangkai saudara sendiri. Jika dirimu gemar bergunjing, konsekuensimu adalah dijauhi mereka yang anti pada kegiatan tersebut. Bukannya mencari kawan bergosip yang lain, kamu justru harus segera menghentikan kebiasaan buruk ini.
Semua orang berusaha untuk menjaga diri sebaik mungkin. Tak terkecuali dari akibat negatif pergaulan sehingga sebelum mereka mau dekat denganmu, kamu dinilai dulu dengan cermat. Semua ucapan, perbuatan, serta kebiasaanmu diperhatikan dan diukur akibatnya.
Apakah keberadaanmu di dekat mereka bakal membawa lebih banyak kebaikan atau keburukan? Kalau kamu cenderung membawa pengaruh yang jelek, pasti mereka tak mau berkawan lebih dekat. Sebaliknya apabila kehadiranmu mendatangkan banyak pengaruh positif, mereka malah berbondong-bondong merapat tanpa dirimu memintanya.
Lisan yang tidak terjaga menjadi penyebab utama orang malas mengobrol denganmu. Kamu mungkin terlihat sopan, tetapi jika sudah di belakang seseorang pasti suka mengubah perkataan yang tadi didengar darinya. Jangan mengecilkannya sebagai ketidaksengajaan karena ucapan yang berbeda itu dapat menjadi fitnah baginya.
Rahasia-rahasia orang lain juga kerap tersebar ke mana-mana setelah sampai di telingamu. Bahkan meski seseorang telah memintamu untuk merahasiakannya. Hal ini membuatnya jera dan tidak mau membicarakan apa pun lagi denganmu.
Setiap orang sebetulnya memiliki banyak masalah karena segala hal dalam hidup bisa dilihat sebagai problem. Tergantung dari cara pandang masing-masing individu. Sesekali menceritakan persoalanmu pada orang lain juga bukan hal yang salah.
Itu dapat menenangkanmu dan membantumu memperoleh masukan. Namun, jangan membanjiri siapa pun dengan keluhan serta seakan-akan hidupmu selalu terbelit masalah. Lawan bicaramu bakal ikut pusing dan menjauh menjadi satu-satunya cara supaya mereka dapat bahagia serta kembali fokus dengan kehidupan sendiri.
Dijauhi oleh banyak orang merupakan kesempatan untukmu melihat ke dalam diri. Sudahkah kamu menjadi kawan yang baik dan menyenangkan untuk mereka? Ataukah kehadiranmu lebih terasa sebagai gangguan? Mari berintrospeksi.