Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kebiasaan Gen Z yang Sering Diledek tapi Ternyata Bermanfaat

ilustrasi vlogging (pexels.com/cottonbro studio)

Setiap generasi pasti punya gaya hidup yang beda-beda, termasuk Gen Z. Mereka tumbuh di era teknologi serba canggih sehingga kebiasaannya sering kali terlihat unik dan menarik perhatian. Terkadang generasi lain suka bingung atau bahkan meledek cara mereka menjalani hidup yang dianggap gak biasa. Tapi sebenarnya, banyak hal dari kebiasaan mereka yang justru patut diacungi jempol.

Kalau dipikir-pikir, tidak semua kebiasaan yang terlihat aneh itu buruk, kan? justru di balik sesuatu yang sering diremehkan, ada manfaat besar yang gak langsung kelihatan. Nah, kebiasaan Gen Z juga begitu. Apa yang awalnya dianggap aneh, bisa jadi punya dampak positif yang tidak disangka-sangka.

1. Vlogging atau mendokumentasikan kehidupan sehari-hari

ilustrasi vlogging (pexels.com/Mizuno K)

Buat Gen Z, vlogging sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Gak melulu soal konten yang serius atau profesional, mereka suka merekam momen kecil dalam hidupnya. Mulai dari jalan-jalan ke kafe, unboxing paket, hingga berbagi cerita pribadi di media sosial. Bagi generasi lain, mungkin ini terlihat seperti ajang pamer atau buang-buang waktu.

Padahal, vlogging bisa jadi sarana yang bermanfaat untuk merefleksikan diri dan meningkatkan rasa syukur. Dengan merekam dan menonton ulang keseharian mereka, Gen Z bisa lebih sadar akan hal-hal kecil yang membahagiakan dalam hidup. Plus, kegiatan ini juga melatih keterampilan komunikasi dan kreativitas mereka dalam mengedit video, lho!  

2. Memprioritaskan keseimbangan hidup dan kerja

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/RDNE Stock Project)

Gen Z terkenal dengan sikap mereka yang gak mau kerja lembur berlebihan. Bagi mereka, kesehatan mental dan waktu bersama keluarga atau teman lebih penting daripada mengejar karier yang menguras tenaga. Banyak yang menganggap mereka malas atau gak mau kerja keras, tapi ini sebenarnya cerminan dari kesadaran mereka akan pentingnya work-life balance.

Dengan memprioritaskan keseimbangan ini, Gen Z justru menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Mereka tahu bahwa bekerja terlalu keras bisa berujung pada burnout yang merugikan dalam jangka panjang. Jadi, bukannya malas, mereka hanya ingin hidup lebih seimbang dan bahagia.  

3. Menjalin persahabatan online

ilustrasi pertemanan online (pexels.com/Matilda Wormwood)

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih suka bertemu langsung, Gen Z justru nyaman membangun persahabatan di dunia maya. Mereka bisa berteman dengan orang dari berbagai belahan dunia hanya lewat media sosial, forum, atau game online. Tentu saja, ada yang menganggap ini sebagai pertemanan palsu karena tidak bertemu langsung.

Namun, persahabatan online ini juga punya banyak sisi positif. Mereka bisa saling berbagi pengalaman, mendukung satu sama lain, dan bahkan belajar budaya baru dari teman-teman di negara lain. Dalam banyak kasus, teman online ini bisa jadi support system yang kuat terutama ketika mereka merasa kurang dipahami di lingkungan sekitar.  

4. Menyuarakan isu sosial di media sosial

ilustrasi menggunakan ponsel (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gen Z dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu sosial seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hingga kesehatan mental. Mereka tidak ragu untuk berbagi opini atau ikut serta dalam kampanye online. Sering kali, generasi lain menganggap ini sekadar keyboard activist yang tidak berdampak nyata.

Tapi faktanya, media sosial adalah alat yang kuat untuk menyebarkan kesadaran dan informasi. Banyak gerakan besar yang berawal dari kampanye online, dan partisipasi Gen Z di dalamnya membantu menciptakan perubahan nyata. Mereka membuktikan bahwa suara individu bisa jadi kekuatan besar jika digunakan dengan bijak.  

5. Mengutamakan kesehatan mental

ilustrasi mendatangi psikolog (pexels.com/cottonbro studio)

Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tidak malu untuk mengakui kalau sedang merasa cemas, stres, atau butuh bantuan profesional seperti terapi. Sayangnya, masih ada yang menganggap mereka terlalu lemah atau manja karena hal ini.

Namun, kebiasaan ini justru menunjukkan kedewasaan mereka dalam merawat diri sendiri. Dengan terbuka membahas kesehatan mental, mereka bisa lebih cepat mencari solusi dan mencegah masalah yang lebih besar. Generasi ini mengajarkan kita bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

6. Memanfaatkan teknologi untuk belajar hal baru

ilustrasi online course (pexels.com/Julia M Cameron)

Gen Z sangat bergantung pada teknologi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan. Mereka lebih suka menonton tutorial di YouTube, mengikuti kursus online, atau bahkan belajar lewat aplikasi dibandingkan metode belajar tradisional. Bagi generasi lain, ini mungkin terlihat seperti cara instan yang kurang efektif.

Namun, dengan memanfaatkan teknologi, mereka bisa belajar lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan. Mereka gak harus terikat pada waktu dan tempat tertentu untuk mengembangkan diri. Selain itu, akses ke berbagai informasi dan keterampilan baru membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang terus berubah.

Sebelum meledek kebiasaan Gen Z, mungkin kita perlu melihat lebih jauh manfaat di baliknya. Mereka punya cara unik untuk menjalani hidup yang tidak hanya relevan dengan zaman, tapi juga mendukung kesehatan mental dan perkembangan diri. Siapa tahu, generasi lain juga bisa belajar sesuatu dari mereka, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us