Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kebiasaan Ceroboh Menaruh Barang yang Sering Bikin Masalah

aneka benda
ilustrasi aneka benda (pexels.com/Nix Cheung)
Intinya sih...
  • Menaruh barang di tempat yang rawan pencurian, baik di public space maupun rumah
  • Benda diselip-selipkan sampai kamu lupa apa di mana, menyulitkan saat dibutuhkan kembali
  • Asal tumpuk tanpa memperhatikan isinya, rawan menyebabkan kerusakan dan kehilangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Barang yang setiap hari dipakai manusia ada banyak sekali. Dari benda berukuran besar sampai kecil dan mahal atau murah, tapi tetap penting. Ada juga barang yang tidak setiap hari digunakan, tetapi jangan sampai gak ada saat dibutuhkan.

Semua barang perlu disimpan di tempat yang tepat. Penataannya mesti rapi agar potensi kerusakan serta kehilangan menurun. Baik benda hilang diambil orang maupun cuma terselip.

Kamu harus berlatih untuk mengurus barang-barangmu sendiri. Jika jumlahnya terlalu banyak, artinya dirimu perlu menguranginya menjadi yang penting-penting saja. Hindari kebiasaan di bawah ini yang membuat kehilangan atau benda rusak terlalu sering terjadi.

1. Menaruh barang di tempat yang rawan pencurian

berbagai benda
ilustrasi berbagai benda (pexels.com/Luna Lovegood)

Tempat yang rawan pencurian gak cuma public space. Di sana memang ada terlalu banyak orang. Di antaranya barangkali terdapat orang yang bermaksud kurang baik. Ia mengincar barang milik orang lain.

Tempat yang lebih pribadi seperti rumah pun bisa menjadi kurang aman. Misalnya, bila kebiasaanmu meletakkan barang tak memperhatikan unsur keamanan. Contohnya, kamu menaruh tas laptop di dekat jendela depan begitu pulang kuliah.

Rumah bahkan tidak berpagar. Sekalipun pintu terkunci, orang jahat dapat dengan mudah meraih tasmu dari celah jendela. Dirimu pergi ke ruangan lain tak lebih dari 5 menit, barang telah hilang.

2. Benda diselip-selipkan sampai kamu lupa apa di mana

aneka benda
ilustrasi aneka benda (pexels.com/Karola G)

Berbeda dengan kebiasaan pertama yaitu kamu menaruh barang di sembarang tempat. Kali ini mungkin dirimu justru bermaksud mengamankan benda apa pun dengan membuatnya gak mencolok. Caranya, barang itu diselipkan di antara barang-barang lain.

Benda yang diselipkan menjadi kurang terlihat. Waktu kamu menaruhnya yakin sekali akan selalu mengingatnya. Dirimu bakal mudah menemukannya kembali kapan pun dibutuhkan. Faktanya, kamu akhirnya lupa juga.

Kian banyak benda yang pernah diselipkan di berbagai tempat, kian sukar untukmu mengingat. Akibatnya ketika barang benar-benar dibutuhkan, dirimu mesti mengaduk-aduk hampir semua tempat untuk menemukannya. Apabila kamu tidak cukup sabar atau punya waktu, ujung-ujungnya beli lagi biar cepat. Namun, hal yang sama terus terulang.

3. Asal tumpuk tanpa memperhatikan isinya

tumpukan barang
ilustrasi tumpukan barang (pexels.com/Ivan S)

Menyusun sejumlah barang memang menjadi salah satu cara untuk menghemat penggunaan ruang. Kalau barang tidak ditumpuk, jumlah yang dapat tertampung di suatu ruangan hanya sedikit. Seperti di bagasi, gudang, dan sebagainya.

Namun, menumpuk barang secara sembarangan amat rawan menyebabkan kerusakan. Bahkan kerusakannya belum tentu dapat diperbaiki. Bila dirimu bekerja di bidang penataan barang, perhatikan betul label kemasan.

Apakah barang dapat ditumpuk? Bila benda memungkinkan untuk ditumpuk, maksimal sampai berapa? Kamu jangan memaksakan buat menumpuknya setinggi mungkin. Saat dirimu menata benda-benda di rumah pun sama. Kemasan karton belum tentu dapat melindungi isinya jika tumpukan berlebihan.

4. Menaruh dengan membanting atau melempar padahal gak tahan banting

melempar barang
ilustrasi melempar barang (pexels.com/Lagos Food Bank Initiative)

Menumpuk barang erat kaitannya dengan menghemat ruangan. Sementara kebiasaan menaruh benda dengan melempar biasanya terkait mengejar cepat. Sedang membanting barang sering menjadi ekspresi suasana hati seseorang.

Ketika kamu kesal atau merasa sangat capek misalnya, tas pun dibanting. Dirimu lupa bahwa di dalamnya ada laptop. Meski bantinganmu tidak membuat layar pecah, boleh jadi ada bagian pada laptop yang eror.

Kamu sendiri yang rugi apabila benda apa pun lebih cepat rusak gara-gara dirimu tak bersikap lebih hati-hati. Apalagi terkait barang punya orang. Kamu harus jauh lebih berhati-hati. Jangan sampai dirimu diprotes dan dimintai ganti rugi.

5. Barang disebar sampai ruangan seperti kapal pecah

berantakan
ilustrasi berantakan (pexels.com/cottonbro studio)

Sekalipun kamu punya ruangan yang cukup luas, barang-barang yang disebar bakal membuatnya tampak sempit. Pakaian misalnya, seperti dalam ilustrasi hingga ada di mana-mana. Ketika kamu merasa lantai kamar sudah penuh, pakaian pun diletakkan di berbagai tempat.

Sofa ruang tengah, karpet depan televisi, sampai pintu pun menjadi tempatmu mencantolkan aneka pakaian. Begitu pula barang-barang lain seperti dokumen kerja tersebar di meja. Nanti hilang satu lembar saja, kamu pusing tujuh keliling.

Benda-benda yang disebar juga bisa rawan rusak. Seperti lautan pakaian terinjak-injak. Atau, kamu sendiri sampai tersandung dan jatuh. Berbagai barang perlu ditata. Ruangan rapi, suasana hati pun lebih stabil. Tingkat stres pasti turun.

6. Menyatukan berbagai jenis benda yang seharusnya dipisah

keranjang barang
ilustrasi keranjang barang (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kamu mungkin cuma malas boros tempat untuk menyimpan sejumlah barang secara terpisah. Masalahnya, memang tidak semua benda dapat digabungkan di satu wadah. Sekalipun ketika dirimu belanja di supermarket barang-barang tersebut dijadikan satu untuk menghemat pemakaian kantong plastik.

Setibanya kamu di rumah, isinya harus segera dibongkar. Pisahkan barang-barang yang dapat berbahaya kalau berdekatan. Seperti obat antiserangga cair dengan makanan. Sekalipun makanan terlihat dikemas rapat, bisa saja terdapat lubang kecil yang luput dari pengamatan.

Sedikit saja ada cairan antiserangga yang merembes, makanan akan terkontaminasi. Jangan sampai ada orang yang keracunan karena tetap menyantapnya. Misalnya, anak-anak yang gak cermat akan perubahan bau makanan. Bahkan makanan yang berbau menyengat seperti durian juga dapat mengontaminasi makanan lainnya.

Menaruh barang bukan persoalan sederhana. Kerusakan hingga kehilangan dapat berawal dari sikap sembrono kerika kamu meletakkan berbagai benda. Barangmu, tanggung jawabmu. Jangan ceroboh lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

Kalender Jawa Hari Ini 8 Desember 2025: Cek Weton dan Tanggal Hijriah

08 Des 2025, 05:40 WIBLife