Kenapa Banyak yang Sakit di 10 Hari Terakhir Ramadan?

- Orang sakit mendapat keistimewaan karena Allah mengutus malaikat untuk mengambil dosa-dosanya, meningkatkan derajat di sisi Allah, dan menjadi jalan penghapus dosa.
- Pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, disarankan memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur'an di akhir malam, dan melakukan iktikaf.
- Perempuan yang haid tetap bisa mendapatkan Lailatul Qadar dengan berzikir, berinfak, membaca Al-Qur'an, serta memberi makan orang yang berpuasa.
Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Islam berlomba-lomba untuk menjalankan ibadah secara maksimal. Hal ini sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah yang bersungguh-sungguh untuk beribadah, bahkan melebihi kesungguhan di malam lainnya.
Namun, bagaimana jika seseorang sakit di 10 hari terakhir bulan Ramadan? Berikut adalah keistimewaan orang yang sakit, termasuk seorang mukmin yang tengah bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
1. Keistimewaan orang yang sakit dalam Islam: penyakit jadi jalan penghapus dosa atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan di masa lalu

Ketika seseorang sakit, Allah mengutus malaikat untuk mengambil dosa-dosa yang ada dalam dirinya, sehingga tak tersisa dosa lagi padanya. Keterangan ini dikutip dari NU Online.
Orang yang sedang sakit memiliki keistimewaan yang besar. Ketika orang tersebut bersabar menerima ujian, artinya orang tersebut tengah meningkatkan derajat di sisi Allah. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Umamah al-Bâhiliy, Rasulullah bersabda:
"Jika ada hamba beriman yang sakit, Allah memberikan wahyu kepada malaikat-Nya, 'Tulislah untuk hambaku pahala sebagaimana pahala atas amal yang ia kerjakan saat sehat sejahtera ketika aku membuat dia sibuk'. Lalu malaikat kemudian mencatatnya." (At-Targhîb fî Fadlâilil A’mâl: 397).
Selain itu, penyakit menjadi jalan penghapus dosa atas perbuatan buruk yang pernah dilakukan di masa lalu. Hal tersebut selaras dengan hadis dalam kitab Ihya Ulumuddin, di bawah ini:
"Sakit sehari sama dengan melebur dosa setahun." (HR Al Qadla’i)
2. Amalan di 10 malam terakhir bulan Ramadan

Mengutip NU Online, dalam Kitab Fathul Mu’in, disebutkan tiga amalan utama pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan, yakni:
- Memperbanyak sedekah
- Memperbanyak membaca Al-Qur'an. Imam Nawawi menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an di akhir malam lebih utama daripada di awal malam. Sementara di siang hari, waktu yang utama untuk membaca Al-Qur'an adalah selepas salat subuh
- Memperbanyak iktikaf
3. Cara perempuan haid mendapatkan Lailatul Qadar

Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri dalam akun YouTube-nya, menerangkan cara seorang perempuan yang tengah haid di 10 malam terakhir bulan Ramadan, agar tetap mendapatkan Lailatul Qadar. Seorang perempuan yang bersedih ketika datang bulan, maka kesedihan tersebut menjadi bukti keimanan dalam diri. Itulah yang akan membuatnya mendapat pahala seperti orang lain yang dalam kondisi tidak haid dan melaksanakan puasa serta ibadah lainnya.
Hal ini sebagaimana hadis sahih yang disampaikan Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri:
"Tidaklah kalian, wahai sahabatku melewati sebuah gunung atau sebuah lembah, kecuali sahabat-sahabat kalian di Kota Madinah yang tidak bisa ikut dengan kalian karena tidak punya bekal dan dana kecuali mereka mendapatkan pahala seperti pahala kalian. Kenapa? Kata Nabi, karena mereka tidak bisa berangkat, tidak bisa beribadah dan tidak bisa berjihad karena alasan syar'i."
Ketika mengerjakan perintah Allah, kita sedang beribadah. Begitu pula saat menjauhi larangan Allah, maka kita juga sedang beribadah. Maka ketika seorang perempuan yang tengah haid tidak salat dan tidak berpuasa karena Allah, maka mereka sedang beribadah kepada Allah.
Dianjurkan untuk memperbanyak zikir, berinfak, membaca Al-Qur'an, serta memberi makan orang yang tengah berpuasa agar mendapat pahala yang sama. Maka, peluang dia mendapatkan Lailatul Qadar sama dengan orang yang beribadah sungguh-sungguh di malam tersebut.