Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Keramahan Bisa Meredam Konflik

ilustrasi diskusi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jalan pikiran manusia tidak selalu sama. Terkadang muncul perbedaan dari hal kecil dan sepele. Namun, membawa dampak dalam skala luas. Antara satu orang dengan yang lainnya sering berkonflik untuk memperjuangkan kebenaran masing-masing.

Menghadapi konflik dengan sikap keras kepala tidak menyelesaikan masalah. Kamu perlu menanamkan keramahan ketika berkomunikasi di tengah kekacauan. Sebab, keramahan bisa meredam konflik yang terjadi. Mengapa demikian? Tentu ada penjelasan di baliknya.

1. Keramahan membangun hubungan yang lebih baik

ilustrasi solidaritas tim (pexels.com/Ivan Samkov)

Banyak hal bisa memicu terjadinya konflik. Mungkin berasal dari perbedaan pemahaman antar orang. Konflik dan perselisihan juga bisa terjadi akibat perbedaan tujuan. Namun, situasi seperti ini bukan berarti tidak bisa diredam.

Keramahan terbukti mampu mengatasi terjadinya konflik dan perselisihan. Ketika seseorang bersikap ramah, itu menciptakan dasar yang kuat untuk membangun hubungan positif. Antar individu saling menekan emosinya agar tidak melampaui batas.

2. Mengurangi ketegangan

ilustrasi diskusi (pexels.com/Thirdman)

Konflik dan perselisihan yang didiamkan bisa memicu kondisi yang lebih buruk. Permasalahan semakin melebar ke berbagai hal. Termasuk melibatkan seseorang yang tidak seharusnya terlibat. Kondisi seperti ini bukan berarti tidak bisa diatasi.

Salah satunya dengan menampilkan ekspresi ramah. Minimal dengan senyuman yang tulus dan bersahabat. Ketika seseorang diperlakukan baik, mereka cenderung merasa nyaman dan segan. Ia turut menurunkan ego agar situasi tidak semakin memanas.

3. Mendorong komunikasi yang efektif

ilustrasi bersikap ramah (pexels.com/Mikhail nilov)

Membangun komunikasi di tengah konflik dan perselisihan bukan perkara mudah. Karena orang-orang memiliki perasaan sensitif dan gampang terjadi kesalahpahaman. Satu kata yang kurang tepat bisa memicu permasalahan baru.

Tentunya kita tidak mengharapkan kondisi seperti ini terjadi. Di sinilah peran penting menampilkan keramahan di tengah konflik dan perselisihan. Kamu bisa mendorong komunikasi yang efektif dan saling memahami. Mereka yang merasa diperlakukan dengan hormat bersedia mendengarkan sudut pandang orang lain.

4. Meningkatkan empati

ilustrasi solidaritas tim (pexels.com/Theo Decker)

Manusia sebagai makhluk sosial sudah seharusnya memiliki empati. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kepedulian terhadap sesama. Tapi saat terjebak konflik dan perselisihan, empati antar individu seringkali memudar.

Sesekali kamu perlu menampilkan keramahan saat berada di tengah konflik dan perselisihan. Kamu bisa lebih mudah memahami alur berpikir dan sudut pandang orang lain. Ini dapat membantu mengatasi perbedaan dan memahami akar konflik permasalahan.

5. Membangun solidaritas

ilustrasi solidaritas tim (pexels.com/Fauxels)

Keberadaan konflik dan perselisihan tentu menjadi masalah. Apalagi satu persoalan turut melibatkan banyak pihak. Menanggapi dengan sikap keras kepala juga bukan keputusan yang tepat. Kamu bisa mengatasi kondisi demikian dengan keramahan.

Sikap baik yang kamu tunjukkan dapat membangun solidaritas. Ketika seseorang diperlakukan dengan baik, mereka cenderung merasa lebih dekat dan terhubung satu sama lain. Muncul kesadaran terkait pentingnya saling memahami dan bekerja sama demi tujuan bersama.

6. Menjaga situasi tetap kondusif

ilustrasi bersikap ramah (pexels.com/Thirdman)

Situasi yang terjaga kondusif turut mempengaruhi kenyamanan seseorang. Namun, menciptakan situasi seperti ini juga butuh usaha. Kita tidak cukup dengan diam dan pasrah dengan segala konflik dan perselisihan.

Sesekali perlu upaya menunjukkan keramahan. Sikap satu ini terbukti mampu meredam konflik yang terjadi. Setiap orang sadar pentingnya menekan emosi negatif dalam diri. Mereka tidak membiarkan kemarahan berlarut-larut dan mendominasi keadaan.

Konflik dan perselisihan tidak selalu bisa dihadapi dengan kemarahan. Sebaliknya, keramahan bisa meredam konflik. Ketika seseorang diperlakukan dengan baik, ia merasa segan ketika hendak berbuat anarkis. Sebaliknya, antar orang berempati dan saling memotivasi satu sama lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us