Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Kerja Kelompok Gak Kelar-kelar, Capeknya Dobel

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Datangnya saja sudah telat
  • Lebih banyak mengobrol dan bercanda
  • Banyak terjadi perbedaan pendapat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mana yang lebih disukai olehmu, kerja individual atau kelompok? Banyak orang lebih senang kerja tim karena adanya pembagian tugas. Tanggung jawab yang dipecah-pecah menjadi terasa lebih ringan untuk dijalankan. Akan tetapi, ada pula orang yang lebih bersemangat dan maksimal kalau bekerja sendirian. Namun, soal tugas dikerjakan perorangan atau bersama kelompok kadang bukan pilihan. Situasi dapat mengharuskan kamu mengikuti kerja kelompok.

Walaupun secara logika kerja tim semestinya meringankan beban tiap orang, kenyataannya bisa gak sesuai. Kerja bersama yang seharusnya lebih cepat selesai malah molor. Kelelahanmu menjadi berlipat daripada seandainya dirimu bekerja sendirian. Ini alasan kerja kelompok gak kelar-kelar dan jadikan bahan perbaikan di kerja kelompok berikutnya.

1. Datangnya saja sudah telat

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/Vitaly Gariev)

Sikap tidak disiplin menjadi penyebab berbagai persoalan. Kalau kedatangan para anggota saja gak on time tentu semuanya akan mundur. Tugas kelompok yang dijadwalkan sudah dimulai jam 09.00 di rumahmu misalnya, akhirnya baru dibuka lebih dari satu jam kemudian.

Konsekuensinya, nanti jam selesainya juga molor. Bila tepat waktu, tugas kelompok bisa kelar sebelum makan siang. Akan tetapi, keterlambatan lebih dari satu orang mengakibatkan sampai jam 14.00 pun tugas kalian belum beres. Untuk mencegah hal serupa terus terjadi ketika kamu bergabung dengan kelompok kerja apa pun, buat aturan yang tegas. Contohnya, peserta yang terlambat akan kena sanksi mentraktir semua temannya yang hadir tepat waktu atau tugasnya nanti ditambah.

2. Lebih banyak mengobrol dan bercanda

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/RF._.studio _)

Ada satu teman saja dalam mengerjakan tugas, godaan bercakap-cakap sudah timbul. Malah kalian merasa aneh kalau saling berdiam diri. Meski masing-masing seraya mengerjakan tugas, kesannya seperti sedang tidak akur. Sesekali berbicara juga mencegah kalian dari rasa mengantuk atau bosan. Namun, kelewat asyik berbincang dan bercanda jelas menghambat penyelesaian tugas. Masalahnya, ini amat sukar dihindari seiring bertambah banyaknya anggota kelompok.

Setiap orang punya cerita dan siap berbicara kapan saja. Tambah berat apabila di dalam kelompokmu terdapat orang yang gemar sekali mengobrol serta melucu. Sebenarnya, keberadaannya dalam tim dapat mencairkan suasana serta mengakrabkan semua orang. Namun ketika kalian dituntut buat fokus, suaranya malah terasa mengganggu.

3. Banyak terjadi perbedaan pendapat

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/fauxels)

Kalau kamu bekerja sendirian tentu tidak ada perbedaan pendapat. Kamu tinggal mengikuti cara berpikirmu sendiri. Bebas mau seperti apa dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Namun, gak bisa begitu apabila dirimu bekerja dalam kelompok.

Semua orang ingin didengar. Mereka dapat amat tersinggung jika merasa pendapatnya tidak dipakai. Perbedaan pandangan tentang suatu hal saja bisa makan waktu satu jam lebih saat didiskusikan. Apalagi andai ada lebih banyak hal yang memicu pro dan kontra.

Perbedaan pendapat ini dapat diselesaikan lebih cepat kalau kalian sepakat buat voting. Akan tetapi, bila hasil voting malah bikin pihak yang kalah suara marah, muncul masalah baru. Kerja kelompok bukannya lekas selesai, justru terhenti akibat pertengkaran antaranggota.

4. Tugasnya berat, anggota yang serius bekerja cuma sedikit

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tugas yang ringan biasanya tidak dibebankan ke sejumlah orang. Pekerjaan sederhana cukup ditangani oleh satu orang. Maka tugas yang mesti digarap secara berkelompok lebih berat. Baik dari tingkat kesulitan maupun jumlahnya.

Asalkan seluruh anggota kelompok kompak bekerja bahu-membahu, semua tugas itu bakal selesai dengan baik. Sayangnya, sering kali tidak setiap anggota punya kesadaran akan tanggung jawabnya.

Tambah besar kelompok, tambah mungkin terdapat anggota yang suka bergantung pada orang lain. Dia menumpang nama doang dalam laporan. Anggota yang bermalas-malasan begini kudu ditegur dengan keras. Jangan kamu serta teman-teman lain terus memanjakannya. Katakan bahwa tugas gak bakal selesai kalau dia seperti itu.

5. Waktu tidak dibatasi

ilustrasi kerja kelompok
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/Fox)

Pembatasan waktu kerja kelompok akan memaksa kalian buat lebih disiplin. Contohnya, waktu kerja tim ditetapkan hanya antara pukul 10.00 sampai 12.00. Tidak ada perpanjangan semenit pun dari waktu tersebut. Meski terkesan kaku, cara ini akan efektif untuk memastikan semua anggota kelompok bekerja dengan sungguh-sungguh. Begitu kalian berkumpul langsung briefing sebentar. Kemudian masing-masing sibuk dengan tugas.

Mendekati jam 12.00, setiap orang telah siap buat melaporkan atau menyetorkan hasil kerjanya. Kalian dapat saling mengevaluasi dan segera melakukan perbaikan. Tepat pukul 12.00 tugas kelompok sepenuhnya selesai. Kalian bisa pulang dengan tenang atau lanjut bersantai sebentar. Tanpa pembatasan jam, orang-orang cenderung merasa punya waktu tidak terbatas untuk mengerjakan bagiannya. Itu akan membuat anggota lainnya yang selesai duluan terlalu lama menunggu.

Kalau gak kunjung kelar, kerja kelompok malah bisa lebih melelahkan daripada bekerja sendirian. Terutama untukmu yang introver. Oleh sebab itu, kegiatan ini perlu dikelola dengan baik agar momok kerja kelompok gak kelar-kelar itu tak menghampirimu, tugas pun beres, dan tak timbul konflik serius antaranggota, deh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us