Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Hal yang Bikin Seseorang Kesulitan Memahami Kapasitas Diri

ilustrasi menutup muka (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi menutup muka (pexels.com/Anna Shvets)

Setiap orang diciptakan dengan keunikan masing-masing. Hal ini juga berlaku mengenai batas kemampuan yang dimiliki. Kita tidak bisa mengukur batas kemampuan diri berdasarkan orang lain. Namun demikian, sudahkah kita mampu memahami kapasitas diri dengan tepat? Atau justru dalam menjalani hidup menjadi tipe orang yang memaksakan diri di luar batas kemampuan? Fenomena ini seringkali dijumpai dan dianggap sebagai persoalan sederhana.

Ketika seseorang tidak mampu memahami kapasitas diri, sudah tentu menjadi bumerang. Orang-orang yang memiliki sikap demikian tidak mampu menentukan strategi pengembangan diri yang tepat. Ia cenderung terombang-ambing di tengah ambisi dan tujuan tidak realistis. Kita perlu memahami beberapa hal yang membuat seseorang kesulitan dalam memahami kapasitas sendiri. Apakah dipengaruhi oleh tiga hal di bawah ini?

1. Terpengaruh oleh ekspektasi eksternal

ilustrasi lingkungan banyak tuntutan (pexels.com/RDNE Stock Project)
ilustrasi lingkungan banyak tuntutan (pexels.com/RDNE Stock Project)

Berusaha memahami kapasitas diri memang menjadi kewajiban bagi setiap orang. Kita dapat menentukan strategi pengembangan yang tepat. Tapi di satu sisi, ternyata memahami kapasitas sendiri tidak bisa dilakukan secara instan. Pada kenyataannya, masih banyak orang kesulitan dalam memahami batas kemampuan yang dimiliki. Kemudian memaksakan diri terombang-ambing di tengah tujuan yang sebenarnya tidak realistis.

Bagaimana mungkin situasi ini dapat terjadi? Salah satunya karena terpengaruh oleh ekspektasi eksternal. Tekanan sosial, keluarga, atau budaya membuat seseorang mencoba memenuhi standar orang lain, bukan kapasitas dirinya. Mereka berusaha mengikuti seluruh standar yang ditetapkan oleh orang lain.

Tanpa menggali dan menyesuaikan dengan nilai beserta prinsip yang dianut. Fokus utama berubah menjadi ajang perbandingan terhadap pencapaian orang lain, sehingga gambaran tentang identitas diri menjadi kabur.

2. Minim pengalaman dan eksplorasi

ilustrasi bingung (pexels.com/Public Domain Pictures)
ilustrasi bingung (pexels.com/Public Domain Pictures)

Memahami kapasitas diri adalah kunci utama memperoleh kehidupan yang seimbang. Tapi seringkali situasi ini menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya. Seseorang cenderung kesulitan dalam memahami kapasitas diri secara utuh. Kemudian memetakan strategi pengembangan diri yang keliru sehingga menghambat pencapaian yang seharusnya diraih.

Seseorang yang kesulitan dalam memahami kapasitas diri juga turut dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya pengalaman dan eksplorasi yang cenderung minim. Seseorang belum pernah mencoba berbagai tantangan yang bisa mengukur kemampuan aktual. Seringkali memilih menjadi individu yang berdiam diri di dalam zona nyaman sehingga potensi diri menjadi tidak terlihat.

3. Tidak terbiasa melakukan refleksi diri

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi bermalasan (pexels.com/Cottonbro studio)

Berusaha memahami kapasitas diri memang menjadi tantangan. Kita harus menyesuaikan kemampuan dengan ambisi yang ingin dicapai. Karena jika memaksakan diri otomatis dapat mengganggu fokus dan konsentrasi. Bahkan berpotensi memicu burnout dan frustrasi. Namun, yang menarik untuk diketahui, mengapa seseorang bisa terjebak kesulitan dalam memahami kapasitas diri?

Ini bisa saja terjadi karena seseorang tidak terbiasa melakukan refleksi diri. Perlu diketahui, refleksi membantu melihat pola keberhasilan dan kegagalan. Tanpa refleksi, seseorang jarang mengevaluasi perasaan, motivasi, atau pola pikirnya. Akibatnya, sulit mengenali apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, atau batas kemampuan. Seseorang terjebak dalam penilaian diri yang bias, karena tidak didasarkan pada evaluasi internal mendalam.

Tentu ada beberapa hal yang membuat seseorang pada akhirnya kesulitan dalam memahami kapasitas diri. Padahal ini menjadi kunci penting dalam memetakan strategi pengembangan diri yang tepat.

Baik dipengaruhi oleh faktor eksternal, maupun minimnya pengalaman dan eksplorasi serta tidak terbiasa melakukan refleksi. Ketika seseorang kesulitan dalam memahami kapasitas diri, ia rawan terjebak tujuan yang bersifat tidak realistis sehingga keseimbangan hidup terganggu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us