Kenapa Kita Lebih Percaya Orang di Internet daripada Teman Sendiri?

- Konten di internet gampang membuat kita luluh
- Dinilai oleh teman rasanya gak enak
- Isi timeline membuat kita gampang setuju dengan orang lain
Beberapa orang mungkin pernah merasa lebih percaya pada saran dari orang asing di internet dibanding ucapan teman sendiri. Situasi ini bukan karena hubungan pertemanan yang burul, tetapi karena cara kita menangkap informasi dari berbagai arah sudah berubah.
Rasa percaya pun bergeser tanpa kita sadari, terutama ketika hidup terasa pelik dan butuh jawaban cepat. Lantas, kenapa kita bisa lebih percaya orang di internet daripada teman sendiri dan hal ini muncul dalam kehidupan sehari-hari? Berikut pembahasannya.
1. Konten di internet gampang membuat kita luluh

Konten di internet biasanya dibuat singkat supaya orang langsung paham maksudnya. Cara penyampaian yang cepat seperti itu bikin kita merasa informasi tersebut jelas dan mudah diikuti. Karena tampilannya sederhana, kita sering melihat isinya saja tanpa memikirkan siapa yang mengatakannya. Di momen itu, pendapat dari akun yang tidak kita kenal terasa lebih mudah diterima.
Berbeda halnya saat kita mencoba mendengar saran dari teman. Ada memori, pengalaman, atau hal-hal pribadi yang ikut terbawa dan membuatnya terasa lebih kurang bisa kita terima. Akhirnya, kita cenderung memilih konten di internet karena rasanya lebih relate. Tanpa sadar, kita jadi cepat luluh.
2. Dinilai oleh teman rasanya gak enak

Saat teman memberi saran, sering muncul rasa tidak nyaman karena takut dianggap tidak bisa mengurus diri. Walaupun teman tidak bermaksud menilai hidup atau keputusan kita, tekanan itu tetap terasa. Kita jadi terlalu memikirkan bagaimana mereka melihat keputusan atau hidup kita.
Di internet, pendapat dari orang yang tidak punya hubungan dengan kita terasa lebih netral. Kalau tidak cocok, kita bisa langsung skip tanpa drama. Tidak ada risiko suasana berubah canggung setelahnya atau jadi marahan karena kita tidak terima.
3. Semakin scroll, semakin relate

Internet penuh dengan pencapaian orang lain, dan semakin kita scroll, semakin mudah merasa tertinggal. Perasaan minder itu bikin kita mencari perspektif baru yang bisa membantu menetralkan isi kepala. Saran dari orang di internet sering terasa pas karena tidak perlu menceritakan latar belakang diri mereka terlebih dulu.
Teman kadang masih melihat diri kita versi lama, dan karena itu saran mereka terasa kurang pas dengan kondisi kita sekarang. Kita ingin sesuatu yang terasa baru dan lebih cocok dengan posisi kita saat ini. Pendapat orang di internet justru memenuhi kebutuhan itu. Dari situlah muncul kecenderungan untuk lebih percaya pada apa yang kita temukan saat scroll.
4. Saran orang di internet lebih masuk akal

Saran yang datang dari orang jauh terasa lebih objektif karena mereka tidak punya kepentingan dalam hidup kita. Kita bisa fokus pada isinya tanpa memikirkan perasaan siapa pun. Ketika butuh masukan yang tegas, perasaan seperti ini membuat saran mereka terasa lebih masuk akal.
Dengan teman, situasinya bisa jadi lebih rumit. Mereka sering menahan ucapan agar tidak menyakiti, sehingga pesan yang ingin mereka sampaikan jadi kurang jelas. Kita juga lebih sensitif ketika kritik datang dari orang dekat. Karena itu, saran dari orang asing di internet sering terasa lebih jujur dan langsung tepat sasaran.
5. Isi timeline membuat kita gampang setuju dengan orang lain

Kita memilih sendiri akun mana yang ingin kita ikuti, dan lama-lama timeline kita terisi orang-orang dengan pola pikir yang mirip. Ketika pendapat mereka muncul, kita merasa pendapat itu sudah sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini membuat rasa percaya tumbuh tanpa kita sadari.
Teman tidak selalu berada pada frekuensi yang sama, sehingga saran mereka kadang terasa beda jalur. Bahkan ketika maksudnya baik, kita bisa menolaknya hanya karena tidak sesuai dengan suasana hati saat itu. Sebaliknya, pendapat di timeline terasa seperti mendukung dari apa yang sudah ada di kepala. Itu sebabnya kita sering lebih mudah setuju pada orang yang bahkan tidak kita kenal.
Fenomena lebih percaya orang di internet daripada teman sendiri memperlihatkan bagaimana kita menata cara menerima pendapat dari luar. Tidak selalu buruk, tetapi penting untuk menyadari apa yang membuat kita condong memilih satu sumber. Kamu sendiri, lebih sering percaya siapa?


















