5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal Positif

Menjadi idealis tidak selamanya buruk, kok!

Gak sedikit yang beranggapan bahwa menjadi seorang idealis adalah hal yang buruk. Mereka yang memiliki sudut pandang idealis rentan terhadap kekecewaan akibat fakta yang berlawanan dengan mimpinya. Selain itu, orang yang idealis akan dianggap menyebalkan karena mengikuti pemikirannya dibandingkan dengan realitass yang ada. Maka dari itu, yuk kendalikan pemikiran idealismemu agar tidak merugikan dirimu sendiri dan orang lain!

1. Menerima realitas

5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal PositifIlustrasi kebersamaan (pexels.com/Helena Lopes)

Orang idealis merupakan orang yang memiliki cita-cita yang tinggi. Sebenarnya dengan memiliki pemikiran seperti itu membantu mendorong mereka untuk mencapai tujuannya. Namun, butuh adanya persiapan batin yang besar untuk menanggung fakta yang akan mereka terima, sebab tidak semua rencana berjalan dengan mulus.

Maka dari itulah orang idealis juga harus memiliki kesadaran realitas agar tidak menanggung kekecewaan yang mendalam dari kenyataan buruk yang sewaktu-waktu akan mereka terima. Dengan menerima realitas akan mengubah kekecewaan tersebut menjadi sebuah dorongan baru dalam pengembangan diri mereka agar menjadi lebih baik.

2. Tidak keras kepala

5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal PositifIlustrasi marah (pexels.com/Craig Adderley)

Salah satu ciri yang menonjol pada para idealis adalah prinsipnya yang kuat dan tidak bisa digoyahkan oleh orang lain. Bagi mereka, prinsip hidup mereka adalah milik mereka yang tidak bisa dicemari maupun diubah oleh orang lain.

Misalnya, ketika seorang idealis memiliki prinsip untuk tidak menyontek, maka ia akan mematuhi aturan yang ia buat itu. Semendesak apa pun kondisinya, ia akan tetap teguh pada pendiriannya untuk mempertahankan keorisinalitasannya itu, meskipun ia tau akan mendapat hasil yang buruk.

Memang prinsip-prinsip yang mereka buat sejatinya adalah atas dasar kebaikan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Namun, terkadang prinsip inilah yang justru bisa merugikan kedua belah pihak. Contohnya, ketika sedang berdebat dengan orang lain.

Mereka yang memiliki keyakinan bahwa pendapat mereka benar akan terus mempertahankan argumennya, membuat mereka kesulitan memahami suatu hal dari dua sisi. Kemungkinan seperti inilah yang seharusnya dihindari oleh orang idealis.

Baca Juga: [OPINI] Reflection: Ketika Idealisme Dipertanyakan

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan 

dm-player
5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal PositifIlustrasi sahabat (pexels.com/Min An)

Keteguhan orang yang idealis terhadap prinsipnya seringkali dianggap aneh dan kaku bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka yang idealis terlihat terlalu mematuhi aturan dan tidak fleksibel dalam hidup. Sesekali bolehlah mereka melakukan hal baru di luar aturannya, tapi tentu saja penting untuk memilah mana hal yang boleh untuk diikuti dan mana yang tidak.

Menjalani kehidupan yang sesuai dengan aturan bukanlah hal yang salah, namun mereka juga harus bisa menyesuaikan diri agar bisa diterima oleh lingkungannya. Bukan tidak mungkin jika mereka pada akhirnya diasingkan oleh lingkungannya yang diakibatkan oleh prinsip mereka sendiri dan ujung-ujungnya jadi kesusahan sendiri.

4. Menjalani kehidupan perfeksionis yang sehat

5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal PositifIlustrasi ide (unsplash.com/Mika Baumeister)

Seorang idealis juga biasanya memiliki sikap yang perfeksionis, yaitu berambisi untuk mencapai kesempurnaan. Bagai dua sisi mata uang, tentunya perfeksionis juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan perfeksionis yang akan berdampak buruk pada seorang idealis adalah impiannya yang tinggi, namun tidak disertai dengan pemikiran realistis.

Mereka berani bermimpi tinggi, namun tidak berpikir jauh akan jalan yang mereka lalui, rintangan yang akan mereka hadapi, dan lain sebagainya, sehingga pada akhirnya mereka akan kecewa dan putus asa atau nekat menempuh berbagai cara sehingga dibutakan oleh ambisi. Maka dari itu, sebaiknya mereka memiliki berbagai rencana dan lebih realistis agar sisi perfeksionisnya menjadi lebih terkendali.

5. Fokus terhadap tujuan boleh, namun utamakan kewajiban

5 Cara Mengendalikan Idealisme agar Menjadi Hal PositifIlustrasi kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Poin terakhir untuk mengendalikan idealisme adalah menempatkan kewajiban terlebih dahulu ketimbang tujuan pribadi. Sebagai seorang idealis pastinya memiliki minimal satu tujuan yang diidam-idamkan.

Nah, ketika kewajiban bersinggungan dengan tujuan pribadi, maka lebih baik mengutamakan kewajiban terlebih dahulu agar keduanya sama-sama terlaksana.

Idealisme merupakan hak pribadi yang tidak bisa diatur maupun dilarang oleh orang lain. Namun, baik idealisme maupun realisme sama-sama memiliki sisinya masing-masing. Sehingga ada baiknya untuk memiliki keduanya agar kehidupan yang dijalani menjadi lebih seimbang dan terkendali. Karena segala yang berlebihan itu tidak baik. Jika sudah memahami poin-poin di atas, yuk, kita perbaiki diri bersama!

Baca Juga: 6 Hal yang Tidak Disukai INFJ, Kepribadian yang Dikenal Idealis 

Liana Tan Photo Writer Liana Tan

An astrophile, space lover

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya